36

7.6K 605 339
                                    


Lian berlari kencang menyusuri lorong rumah sakit, diikuti nando dari belakang. Tujuannya saat ini adalah dimana letak ruang IGD berada.

Saat ia sampai di ruangan yang ia tuju, sudah ada sang ibu yang menangis sangat pilu sambil terduduk di kursi tunggu depan ruangan tersebut.

"Bun?"

"Abanggg" yati langsung memeluk erat lian dengan tangis yang sudah pecah dan terdengar sangat memilukan.

"Cala bang, bunda takut, bunda gak mau cala pergi" adu yati dalam pelukan lian.

Sekuat tenaga lian menahan agar air mata nya tidak jatuh, lagi-lagi ia harus menahan air matanya ini depan orang yang paling ia sayang, ia tidak mau memperlihatkan nya kepada yati yang sudah terlihat begitu lemah ini.

"Sssstt bunda tenang ya, percaya kalau cala akan baik-baik aja"

Flashback on

Syarla terus melempar semua barang-barang yang ada di kamarnya, guci, vas bunga, hiasan apapun itu ia lemparkan ke sembarang arah. Sambil terus mengucapkan kata 'pergi dan jangan sentuh aku' itu yang terus keluar dari mulutnya.

"Pergi hiks hiks"

"Jangan sentuh aku!! Pergi kamu!!. Aku benci kamu!!!"

Kata-kata itu terus terulang dari mulut mungilnya.

Sedangkan sang ibu mencoba masuk dan mencari dimana keberadaan kunci serep pintu yang terkunci dari dalam di kamar anaknya ini. Dengan tangis yang sudah membanjiri pipinya, yati mencoba membuka pintu dengan banyaknya kunci yang ia pegang. Yati mencoba satu-satu kunci itu dari sekian banyaknya serep, akhirnya pintu kamar anak perempuan nya terbuka.

Saat ia masuk, betapa terkejut nya ia saat melihat kamar anaknya yang sudah berantakan dengan banyaknya pecahan beling. Dan lebih terkejutnya lagi saat yati melihat syarla yang ingin mencoba mengakhiri hidupnya sendiri, dengan ingin memutuskan urat nadi di pergelangan tangannya dengan pecahan beling itu.

Untungnya yati bisa langsung segera menghalangi niat syarla, walaupun di tangannya sudah terdapat goresan akibat dari beling tersebut.

Yati langsung memeluk putri kesayangannya ini dengan erat, ia beri semua rasa kasih sayangnya, ketulusan kelembutan hatinya ia berikan lewat pelukan ini. Masih dengan tangisan yang terus membanjiri pipinya yati berusaha sekuat tenaga untuk mencegah syarla yang berontak meminta ingin di lepaskan.

"Bunda mohon sayang, jangan lakukan itu nak. Bunda sayang sama cala, abang sayang sama cala, bunda mohon jangan lakukan itu"

"Cala mau mati!! cala gak mau di ikutin terus sama dia. Cala mau mati!! cala mau mati!!"

"Gak ada nak, gak ada yang ikutin cala, hanya ada bunda dan cala disini"

"Dia ikutin cala terus, dia selalu ada disini!!! Cala mau mati!!"

"Lepasinnn cala mau pergi!!!!" Syarla terus berontak.

Akhirnya syarla pun berhasil lepas dari pelukan yati, dengan terus berlari syarla keluar dari rumahnya. Syarla selalu melihat bayangan wajah kevin di hadapannya dan selalu melihat kevin yang terus mengikutinya. Padahal dari belakang yang mengejarnya adalah sang ibu yati dan beberapa ART rumahnya yang sudah sangat khawatir dengan keadaannya.

Syarla terus berlari tanpa arah, sampai dimana kejadian yang pernah terjadi saat bersama salsa kini terulang kembali. Syarla keluar komplek dan berlari ke arah jalan raya, tapi sayang nya kini tidak ada salsa yang akan membantunya untuk menghindar dari banyaknya kendaraan yang berlalu lalang. Sampai akhirnya ada motor yang melaju kencang ke arahnya, yang berhasil menyerempet tubuh kecil syarla dan mengakibatkan tubuhnya terlempar jauh hingga mengenai benturan yang keras di bagian kepalanya.

Sorry For Your GrudgeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang