TPL UPDATE!
beberapa part sebelum ending nih hihi.
aku butuh pendapat kalian banget mengenai cerita ini. setiap aku baca ulang, akuu agak.. kek. DJISHSHS APASI GITU. mana awal cerita penulisanku jelek mampuss.
KASIH AKU SEMANGAT UNTUK LANJUTIN PLS T____T
oke deh, happy reading!
jangan lupa VOTE N COMENT!****
"Aku mau kalian menambah pengawal untuk rumah pack. Penerus bangsa ini baru saja lahir, aku tau banyak orang yang pasti akan berusaha melukainya untuk memastikan tak ada masa depan bagi pack ini." Suara Axton begitu tegas memerintah kepada dua bawahannya di dalam ruang kerja pria itu.
"Baik, Alpha."
"Tambah maid untuk membantu Luna dalam menjaga puteraku. Tapi tak satupun dari mereka diizinkan untuk menyentuhnya tanpa izin dari Anne dan diriku. Mereka hanya membantu jika saja Luna membutuhkan sesuatu. Pastikan juga bahwa maid yang akan melayani Luna adalah Maid terpilih. Aku tak ingin kejadian caroline terulang kembali," tambah Axton.
"Aku akan meminta Blair untuk mengaturnya, Alpha. Apa ada lagi?" Andrew merespon dengan patuh.
Axton terdiam untuk sesaat dan berfikir apalagi sekiranya yang harus dia lakukan. Axton memandang lurus ke depan dengan tangan yang menyilang di balik punggung. "Beritahukan pada seluruh anggota untuk berkumpul di ruang sidang karena aku akan membahas masalah penting." Axton diam sesaat sebelum melanjutkan, "peperangan sudah di depan mata, kita harus lebih bersiap."
*****
Anne menoleh saat mendengar ketukan pintu kamarnya dan memerintahkan siapapun yang diluar untuk masuk. Anne dapat melihat Blair perlahan keluar dari balik pintu dan menghadapnya. Anne menyambut wanita itu dengan senyuman. "Aku dengar sang Alpha tak mengizinkan siapaupun untuk menemui puteranya," ujar wanita itu menggoda Anne.
Terdengar suara Anne yang begitu renyah. Wanita itu menggeleng kecil, "tentu itu tidak berlaku bagimu, Blair. Dia memang berlebihan. Kemari lah." Atas perintah dari Anne, Blair mendekat dan duduk tepat di sebelah Anne. Blair menatap calon Alpha mereka yang kecil dan rapuh dan menatap Anne selanjutnya.
"Aku sangat bahagia untukmu, Luna," ujar Blair begitu tulus.
Anne menatap Blair dengan sedih. Wanita itu menunduk menatap sang putera. "seharusnya anak di dalam kandunganmu pun sudah terlahir di dunia ini, Blair. Tapi kau merelakannya untuk menyelamtkanku. Aku sungguh minta maaf," ujar Anne begitu menyesal.
Blair menggelengkan kepalanya. Ditangkupnya wajah Anne yang tertunduk menyesal. "Luna, apa yang aku lakukan adalah yang terbaik. Kandunganku bukanlah apa-apa dibandingkan dirimu. Kau adalah masa depan pack ini. Pack ini masih berjalan hingga saat ini karena kau ada. Jika kau tiada pada hari itu, Alpha tak akan berdaya, dia akan kehilangan seluruh kekuatannya dan sebuah pack tidak akan berlangsung dengan baik tanpa sang Alpha. Percayalah bahwa yang terjadi adalah takdir kita." Blair terdiam sesaat sebelum melanjutkan, "Aku bisa mengandung lagi jika Dewi bulan mengehendaki, tapi bagaimana jika kau yang tiada? tak akan ada lagi dirimu yang baru. Lagipula Alpha kecil kita sudah lahir, Aku akan andil merawatnya seperti merawat puteraku sendiri."
Anne tersenyum haru dan mengangguk. Wanita itu menarik tangan Blair dengan satu tangannya yang bebas lalu mulai meletakkan Axelo di gendongan wanita itu. Blair menatap Anne terharu, tangannya menyentuh sang Alpha kecil yang terlihat nyenyak. "Dia benar benar menggemaskan," ujar Blair yang disambut anggukan oleh Anne.
Anne menatap Blair yang terlihat bahagia menggendong Axelo. Anne tahu betul seberapa ingin Blair memiliki seorang anak. Anne berharap Blair akan diberi kesempatan lagi untuk menjadi ibu kedepannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Predicted Luna
Fantasy"Layak nya anak mu yang mewarisi kedudukan sebagai Alpha dari segala Alpha, begitu pula belahan jiwa nya akan menjadi Luna dari segala Luna, bijak dari segala yang bijak, hebat dari segala yang hebat, dan cantik dari segala yang cantik. Semua kaum i...