TPL XXVII : baby's future

17.4K 1.5K 63
                                    


Haii semuanya!!
Sebelum baca, jangan lupa tekan bintang nya! Jangan lupa komen juga saat kalian membaca ya!

Tandai aja kalau ada typo soalnya aku langsung post tanpa revisi shsh.

Happy reading!

****

"Anne."

Wanita yang merasa terpanggil itu menoleh. Menatap Axton yang berjalan mendekat dengan memegang sebuah iPad di tangan nya.

Anne mengerut kan dahi saat Axton mengulurkan iPad itu padanya.

"Christian ingin berbicara," ujar Axton.

Anne berubah sumringah. Ia menarik iPad itu cepat lalu menatap ke depan. Sudah ada Christian disana.

Sedangkan Axton bergerak mengambil posisi di samping Anne. Memperhatikan wanita itu yang mulai berbicara dengan sang kakak.

"Kata bibi kau sudah tahu tentang kehamilan ku, kenapa tidak memberi tahu?" Tanya Anne mengerutkan bibir nya.

Terdengar suara kekehan Christian di seberang sana. "Sesampainya bibi disana, aku pikir dia akan memberitahu kalian. Tapi ternyata bibir mengira kalian semua sudah tahu. Maafkan aku." Ujar nya.

Perbincangan itu terjadi cukup lama karena Anne ingin melepas rindu nya dengan sang kakak. Lalu saat panggilan video itu berakhir, Anne menatap ke arah Axton, mengulur kembali iPad nya. "Terima kasih."

Axton tersenyum, tangan nya bergerak menggenggam tangan Anne. "Anne, kau ingat cerita tentang ramalan yang pernah diberikan pada ku saat aku masih kecil dulu?" Tanya nya tiba tiba.

Anne mengangguk. Tentu ia ingat ramalan itu. "Kenapa?" Tanya nya.

"Ia datang, ingin menemui mu." Ujar Axton.

****

Anne menuruni setiap anak tangga pack house dengan tangan yang di genggam oleh Axton. Mata biru keabuan Anne memandang kearah seorang wanita cantik dengan hiasan mutiara di rambut nya.

Kata Axton, dia seorang Oracle.

Oracle adalah pemberi pesan perantara Dewi bulan. Dalam kehidupan manusia, seperti seorang peramal.

Anne tersenyum saat mata mereka bertemu. Wanita dengan rambut hitam legam itu berdiri ketika menatap Anne.

"Oh astaga, cantik sekali."

Wanita yang seperti berumur kepala empat itu meraih tangan Anne saat wanita itu mendekat. Tangan nya mengelus wajah Anne dengan lembut.

"Ya! Dia! Dia yang ku maksud!" Ujar wanita nya menatap Axton--anak laki-laki yang ia ramal dulu.

"Kau menemukan nya."

Sebuah senyum terukir di bibir Axton. Senyum bangga ia terbitkan di bibirnya.

"Siapa nama mu, sayang?" Tanya wanita itu.

"Roseanne."

Senyum begitu tulus terbit di bibir wanita itu. "Aku Meldisa, aku lah Oracle yang membawa kabar bahagia pada Axton sewaktu ia kecil. Aku tak menyangka akan bertemu dengan wanita yang ku maksud dulu, dirimu."

Anne menatap Axton dan tersenyum. Ada rasa bahagia terbit di wajah pria itu melihat interaksi mereka.

"Kemari, duduk di samping ku," ujar Meldisa sembari menarik Anne untuk duduk di samping nya.

Semua orang yang berada disana duduk hanya memandang. Bersiap untuk apa saja yang akan di katakan Meldisa pada mereka. Entah baik atau buruk.

Meldisa menatap Anne. Tangan nya meraih rambut Anne yang berwarna silver keabuan dan begitu halus.

The Predicted LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang