TPL I : her problems

32K 2.4K 9
                                    

Coretan demi coretan, warna demi warna di oleskan gadis itu tepat di atas kanvas yang sudah ia gambarkan sketsa nya. Mata Hazel berwarna biru ke abuan milik nya menatap polos ke arah lukisan yang sedang dirinya kerjakan. Tangan nya menari nari dengan indah di sisi kanvas itu. Perlahan senyuman terukir di bibir nya yang berwarna merah muda natural saat lukisan nya telah selesai.

"Finally"

Di rapikan nya setiap peralatan yang ia gunakan dengan lihai. Namun...

BRAKK !!

Gadis dengan mata bulat itu tersentak kaget dan hampir menjatuhkan semua alat yang di pegang nya. Ia menoleh kebelakang dan menatap seorang wanita paruh baya kini berdiri tepat di depan pintu kamar nya.

Gadis itu dengan reflek membungkuk sebentar lalu menatap wanita itu.

"Cepatlah bersiap, seseorang menunggu mu di depan"

"Ma'am--"

Belum sempat Gadis itu bertanya, wanita paruh baya itu langsung saja pergi meninggalkan nya. Gadis itu menghela nafas. Dirinya harus segera bersiap, atau sumpah serapah pasti Ia dapatkan setelah ini.

***

Dengan anggun nya, Gadis yang memiliki rambut blonde alami itu segera berjalan ke arah ruang tamu di panti asuhan ini. Ia menyengirt tak kala menatap beberapa pria dan satu wanita telah berbincang dengan ibu kepala panti asuhan. Tiga laki laki iti berdiri, dan satu wanita itu duduk tepat di depan ibu kepala panti asuhan. Mungkin, dia adalah Bos nya.

"Ini gadis itu nyonya, nama nya adalah Roseanne Brittany Amarnath"

Gadis dengan nama Roseanne itu menunduk kecil setelah nama nya di sehutkan. Wanita di depan nya ini menatap nya takjub, begitu cantik dan elegan.

"Aku suka"

Anne mengernyit tak kala wanita tersebut berkata seperti itu. Apalagi saat ibu kepala yatim piatu tersenyum antusias. Ia dengan cepat berdiri, menarik tangan Anne dan membawa nya ke kamar.

Sesampai nya di kamar, ibu kepala panti asuhan itu melepaskan genggaman nya dengan kasar.

"Cepat kumpulkan semua pakaian mu, lalu kembali lah ke depan." ucapnya.

"T-tapi ma'am---"

"Shut up dan cepatlah bersiap !"

Anne tersentak dengan bentakan itu, dirinya menunduk lalu mengangguk.

"As you wish ma'am"

****

Anne membawa satu tas besar di tangan nya, dan satu tas ransel yang tidak terlalu besar di bahu nya. Tak ada beban bagi nya meninggalkan panti asuhan ini karena memang dia selalu sendiri. Tak ada teman. Kepala panti asuhan ini seperti memisahkan nya dengan yang lain.

Kini kaki nya kembali membawa nya ke ruang depan, kembali menatap sang kepala panti asuhan dan ketiga pria dan satu wanita yang sama.

"Baiklah, ku bawa gadis ini dan aku sudah memberi nya sesuai yang kau mau" ucap wanita itu.

Kepala wanita itu mengangguk senang lalu menghampiri Anne dan berbisik kepada nya.

"Bersikap baiklah kamu padanya Anne, jangan membangkang" ucap ibu kepala panti asuhan dengan penuh tekanan.

Anne menatap wanita itu "kemana sebenarnya aku akan di bawa.."

Ibu kepala panti itu berdecak. Ia menoleh ke arah wanita dengan pengawal nya itu sebentar dan kembali fokus pada Anne. "Seharusnya kau bahagia, kau sudah ada yang mengasuh" ucap nya berbohong.

Senyum Anne mengembang. Ia menatap ibu kepala panti asuhan itu dengan mata berbinar.

"Benarkah? Terima kasih ibu kepala panti, aku berhutang banyak pada mu" ucap nya begitu tulus.

Ibu kepala panti asuhan itu lalu tersenyum. "Pergilah"

***

Disinilah Anne sekarang, berada di tempat yang menurut nya sangat aneh. Lokasi ini berada di tempat yang sangat sepi, yang sekitar nya di penuhi pepohonan. Namun begitu masuk ke dalam, sangat ramai di penuhi wanita dan pria.

Tapi entah kenapa, orang orang di sini sangat berbeda. Entahlah.. Anne tak tau harus menggambarkan nya seperti apa.

Wanita yang membawa nya kesini, dan yang Anne ketahui nama nya adalah madam Kathrine itu membawa nya ke suatu ruangan yang tidak berpenghuni.

"Istirahatlah sebentar di dalam, makanan mu akan di siapkan sebentar lagi" ucapnya begitu halus dan di angguki oleh Anne.

Anne berjalan masuk dan menatap ke sekeliling. Di letakan tas nya itu di atas kasur lalu ia berjalan ke arah jendela. Di belakang tempat ini hanya ada pepohonan.

Ya, jika di lihat dari panjang perjalanan nya dari panti asuhan kesini, ini pasti sudah sangat jauh. Tapi kira kira dimana ia sekarang?

Anne bergerak mendekati tas ransel kecil nya lalu mengambil ponsel nya. Benda pipih itu sudah terlihat sangat lama dan kusam, sudah terdapat retakan juga di layar nya. Tapi itu begitu berharga bagi Anne.

Segera ia membuka aplikasi maps dan mencari tau dimana ia sekarang. Dan detik berikutnya ia terbelalak kaget.

"What?! Switzerland?!"

Ini adalah satu tempat impian Anne. Walau Ia tak dapat informasi lebih jelas karena lokasi itu sepertinya berada di tempat yang sepi, tapi gadis itu tetap senang. Tak tau bahwa takdir sedang mempermainkan nya.

Iya merebahkan dirinya sebentar dan terus saja tersenyum. Namun ia lantas terdiam. "Sebelum aku makan, bukan kah aku lebih baik mandi terlebih dahulu? Badan ku terasa sangat lengket" tanya nya pada diri sendiri.

Ia melihat sekeliling, tak ada kamar mandi sama sekali. Gadis itu lantas berjalan keluar, bertanya pada beberapa orang kira kira dimana ruangan madam Kathrine. Lalu saat sudah mendapat jawaban nya, Ia langsung saja berjalan ke arah ruangan itu.

Anne yang hampir mengetuk pintu ruangan itu terdiam, saat mendengar seorang pria menyebut nama nya. Lalu..

"Ya, dia sangat cantik. Semua pria hidung belang pasti akan membayar mahal untuk nya"

Oh no...

****

Maaf banget kalau masih ada typo yaa sksk.

Jangan lupa pencet bintang nya !

The Predicted LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang