Jangan lupa tekan bintang nyaa duluu my lovely readers!
Happy reading yaa!
****
"Luna, Alpha telah kembali. Ia sedang menuju kemari"
Anne yang mendengarnya berdiri dengan semangat. Ia tersenyum pada maid yang baru saja mengabari nya. Anne memang meminta seseorang untuk mengabari nya jika belahan jiwa nya sudah kembali.
Hari ini Anne begitu merindukan Axton. Ia begitu bersemangat mendengar bahwa pria itu telah kembali.
Tak lama setelah nya, seseorang membuka pintu kamar dan masuk. Aura Axton langsung saja mendominasi membuat Anne kembali gugup.
"Hi sweet mate"
Anne tersenyum pada Axton. "Hai" balas gadis itu.
Axton mendekat dan segera memeluk tubuh belahan jiwa nya itu. Menenggelamkan kepalanya di cekuk leher gadis itu dan menghirup rakus aroma gadis itu yang memabukan. Menghilangkan segala rasa lelah dari tubuh nya.
"Apa kau lelah?" Tanya Anne membalas pelukan yang Axton berikan.
"Setelah memeluk mu, tidak." Jawab Axton menggoda nya.
Anne terkekeh pelan "kau menggoda ku?" Axton yang mendengarnya terkekeh. "Kenapa? Memang nya tidak boleh?" Anne tertawa. "Boleh Axton"
Axton tersenyum, ia melepas pelukan nya dan menangkup pipi gadis itu. Axton dengan perlahan mencium bibir Anne.
Anne melototkan mata nya sebentar karena ini begitu tiba tiba. Namun setelah nya memegang erat lengan pria itu dan memejamkan mata nya.
Axton menarik ujung bibir nya sedikit saat Anne sudah mulai mau membalas ciuman nya perlahan. Axton menekan tengkuk leher Anne dan Anne hanya bisa meremas jas yang di pakai pria itu.
Axton melepaskan ciuman itu dan menatap Anne. Pipi gadis itu memerah, dan dengan segara gadis itu menunduk.
"Bukan kah terlalu tiba tiba?" Cicit Anne polos.
Axton tertawa mendengarnya. Tawa yang begitu candu bagi Anne. Tawa yang tak pernah ia tunjukan selain di depan belahan jiwa nya.
"Kau harus terbiasa Anne, begitu cara orang dewasa berhubungan"
Anne menatap Axton dengan mata bulat nya. "Benarkah?"
Axton mengangguk "mereka melakukan nya setiap hari"
"Seriously?!"
Axton berusaha menahan jiwa liar nya saat melihat ekspresi Anne yang begitu menggoda batin nya. Ia dengan cepat memeluk tubuh Anne dan Anne yang di peluk tiba tiba merasa sangat aneh.
"Aku merindukan masakan mu Anne, mau kah kau memasak untuk ku?"
Anne merasa dada nya berdesir hangat. Ia dengan cepat mengangguk.
"Tentu!"
****
"Masakan mu begitu enak Anne, dari mana kau mempelajari nya?"
Anne menatap Axton dan tersenyum kecil. "Aku terbiasa mandiri di panti asuhan, melakukan semua nya sendiri sejak kecil"
Axton menatap Anne yang menunduk. "Kau merindukan orang tua mu?" Tanya nya.
Anne membalas tatapan Axton. "Aku tidak rindu, aku menginginkan mereka"
Axton menyengirt "maksud nya?"
"Aku sudah berada di panti asuhan sejak bayi. Aku tak tau siapa orang tua ku, jadi aku tak pernah merindukan mereka. Tapi aku menginginkan mereka. Satu satu nya yang ku punya tentang mereka adalah kalung ini"

KAMU SEDANG MEMBACA
The Predicted Luna
Fantasía"Layak nya anak mu yang mewarisi kedudukan sebagai Alpha dari segala Alpha, begitu pula belahan jiwa nya akan menjadi Luna dari segala Luna, bijak dari segala yang bijak, hebat dari segala yang hebat, dan cantik dari segala yang cantik. Semua kaum i...