TPL XXVI : the call

17K 1.5K 54
                                    

Semalam ketiduran jadi ga sempat double up.

Jadii aku up sekarang ajaa!

Aku udah up cepat, jangan lupa tekan bintang okei?

Happy reading!

(Tandai aja kalau ada typo)

****

Anne menghirup aroma kota new York dimana ia tinggal dulu. Tak ada yang berubah, karena sebenarnya belum lama ia meninggalkan kota ini.

"Anne?"

Anne menoleh saat Axton memanggil nama nya lembut. Wanita itu tersenyum pada Axton.

"Ayo," ajak Axton.

Sembari membawa jas yang diberikan Axton padanya karena kota new York kini bercuaca dingin, Anne melangkah memasuki sebuah hotel teramat mewah di depan mereka.

Anne menatap takjub ke seluruh interior hotel yang terlihat sangat mewah. Lalu saat Anne melihat ke belakang, Anne menemukan pasangan Beta, lalu beberapa warior yang Anne kenal wajahnya berjalan mengekor.

Mereka berhenti saat seseorang datang bersama seorang wanita nyentrik di samping nya mendekat lalu menyambut mereka dengan senyuman. Axton dan pria bersama wanita itu saling berjabat tangan, lalu disambung dengan Andrew, lalu blair hingga akhirnya mereka menghadap pada Anne.

"And she is---"

"Mrs. Archiles. She's my wife."

Keterkejutan tentu hadir di wajah pria bersama wanita itu.

Bukan hanya mereka, Anne yang mendengar itupun merasa perut nya seperti dipelintir. Terasa aneh, namun mampus membuat wajah Anne memerah.

Wanita disamping pria itu terkekeh. "Bercandaan mu sungguh tak lucu, Tuan. Kau bahkan tak mengadakan pesta apa apa. Dia bahkan tak memakai cincin pernikahan. Kau ini berlebihan," ujar nya masih sambil terkekeh.

Axton mengerutkan dahi nya, tangan nya bergerak merangkul Anne. "Apa kau sepenting itu untuk ku undang dalam pernikahan ku, Jasmine?"

Semua nya terdiam mendengar ucapan Axton yang terdengar sangat menusuk. Anne menatap Axton dan memberikan ekspresi seperti berkata, "jangan seperti itu."

"Dan untuk cincin, aku berniat memodifikasi cincin kami disini. Itu alasan kenapa kami sedang tak memakai nya, benar kan isteri ku?" Tanya nya memandang kearah Anne yang terlihat gelagapan, terkejut dengan panggilan Axton padanya.

"Jadi aku harap tolong bersikap baik pada isteri ku, siapkan segala keperluan nya selama kami disini." Perintah Axton lalu menarik Anne memasuki hotel lebih dalam.

Lalu sampai lah mereka di sebuah kamar besar, kamar utama hotel ini yang hanya bisa di tempati oleh sang pemilik, Axton.

Anne memandang ruangan ini, walau tak sebesar kamar yang berada di pack house, tapi untuk ukuran manusia, kamar ini benar benar mewah.

"Kira-kira berapa dolar yang di keluarkan Axton untuk kamar ini?" Tanya nya pada Blair yang bertugas untuk menyiapkan Anne untuk pesta malam ini.

"Apa maksud mu Anne? kamar ini-- bukan, hotel ini adalah milik Alpha. Untuk apa membayar?"

Anne menatap Blair tak percaya. Matanya membulat, "kau tidak bercanda?"

"Tentu saja tidak!"

"Astaga.."

Blair terkekeh, ia memegang bahu wanita cantik itu. "Tak perlu memikirkan hal itu Anne, sekarang ayo bersiap. Acara akan di mulai."

Blair lalu dengan cekatan menyiapkan Anne. Axton tak mengizinkan orang lain yang mempersiapkan Anne karena tak mau mengambil resiko. Karena itu Blair sendiri yang akan merias sang Luna.

The Predicted LunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang