Sudah dua Minggu lebih sejak kejadian pencobaan pembunuhan sang Luna san bayi nya, Axton sudah memberi tahu Anne tentang semua yang Ia tahu mengenai apa maksud dari Caroline. Axton pun tampak lebih protektif kepada belahan jiwa nya. Tak membiarkan Anne pergi kemana pun tanpa seseorang di sisi nya.
Selama dua Minggu setelah kejadian itu pula, ada beberapa serangan yang sering kali di dapatkan Silvermoon Pack di beberapa perbatasan. Syukur semua anggota Silvermoon Pack sudah terlatih dan tak perlu ada yang harus di pikirkan.
Tapi ada kegelisahan yang tak bisa Axton katakan pada siapapun tentang beberapa saat menuju peperangan ini. Kegelisahan keadaan belahan jiwa dan anak yang di kandung nya. Penerus nya.
Waktu melahirkan akan segera tiba. Pengumuman peperangan pun diperkirakan akan segera berkumandang oleh kelompok lawan. Bagaimana jika peperangan itu akan menghasilkan hal buruk bagi Anne dan anak nya? Entah itu sebelum atau sesudah Anne melahirkan, itu pasti akan mengancam nyawa salah satu dari mereka.
Tentu kegelisahan itu terdeteksi jelas oleh sang belahan jiwa. Perasaan apapun tak dapat disembunyikan oleh sepasang belahan jiwa. Anne berkali kali menguatkan Axton dengan berkata, "jangan lemah karena memikirkan kami. Harusnya kau jadikan kami kekuatan untuk mu."
Benar. Apa yang dikatakan belahan jiwa nya adalah benar. Untuk itulah sampai saat ini Axton memilih maju.
Kini ia sedang di temani oleh kedua tangan kanan nya di dalam ruang kerja, membahas penyerangan kecil yang di lakukan kaum musuh di area barat pack.
Andrew membuka sebuah kertas tebal yang ada di tangan nya. Kertas itu ia temukan dari tangan salah satu Rogue yang ia bunuh di perbatasan barat.
Axton dapat melihat rahang Andrew mengeras membaca isi kertas itu. Tangan nya mencengkram erat dan mata nya menajam.
"They declared a war."
****
"Mereka menyatakan perang,"
Anne menatap Axton yang kini berdiri memandang ke arah luar balkon. Sedang Anne berdiri tak jauh di belakang pria itu. Anne tahu Axton gusar.
Tidak, Ia bukan lemah. Tapi pikiran nya tak tenang mengingat Anne dengan janin yang ada di dalam rahim wanita itu.
Peperangan akan di laksanakan sekitar dua bulan setelah deklarasi di lakukan. Sedangkan menurut tafsiran dokter, Anne akan melahirkan sekitar tiga minggu lagi. Itu artinya akan sangat berbahaya nanti untuk bayi mereka.
Anne mendekat pada Axton, digenggam nya lengan Axton lembut dan berdiri di samping nya. Ibu jari Anne mengusap usap lembut disana. "Semua akan baik baik saja, percayalah padaku," ujar Anne menguatkan.
Axton menghembuskan nafas gusar. Ia menunduk sesaat sebelum kembali menatap ke arah Anne dan meraih wanita itu ke dekapan nya. Axton memejamkan mata, menghirup lamat-lamat aroma candu yang berasal dari tubuh Anne. "Aku berjanji akan memberimu kebahagian setelah ini semua selesai. Tak akan ada lagi masalah di antara kita."
****
Dua Minggu berjalan begitu cepat. Selama dua Minggu itu pula rumah pack tampak sangat sibuk. Semua nya mempersiapkan peperangan yang sebentar lagi akan terjadi. Para warrior berlatih setiap hari dan di latih langsung oleh sang Alpha juga dengan senjata yang di perlukan sebagai tambahan.
Disisi lain, Anne sudah hamil besar. Tak banyak lagi aktivitas yang bisa dilakukan wanita itu selain duduk untuk melukis ataupun membaca buku. Karena hanya itu yang sanggup ia lakukan.
Axton pun ikut andil dalam pertumbuhan bayi mereka. Axton akan menemani Anne di pagi hari. Di siang hari ia akan mengurus pack juga melatih warrior setelah nya. Lalu di malam hari kembali ke kamar untuk menghabiskan waktu bersama sang belahan jiwa.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Predicted Luna
Fantasi"Layak nya anak mu yang mewarisi kedudukan sebagai Alpha dari segala Alpha, begitu pula belahan jiwa nya akan menjadi Luna dari segala Luna, bijak dari segala yang bijak, hebat dari segala yang hebat, dan cantik dari segala yang cantik. Semua kaum i...