2. Lahirnya Sang Aktivis

106 41 141
                                    

Now Play :
🎶Green Day - 21 Guns

_______________00_______________

Alanta Willie, selalu dikenal sebagai pemuda yang kritis dan penuh ambisi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alanta Willie, selalu dikenal sebagai pemuda yang kritis dan penuh ambisi. Sikap kritisnya terbentuk sejak ia masih kecil, dimana meja makan keluarganya adalah arena diskusi yang sering kali berlangsung hingga larut malam.

Lahir dari keluarga yang menjungjung tinggi demokrasi, membuat Alan sering kali berdiskusi dengan ayahnya mengenai kebijakan pemerintah dan keadilan sosial.

Pernah, pada suatu malam, ketika Alan masih berusia sebelas tahun, suasana di meja makan menjadi semakin serius. Dengan rasa keingin-tahuannya, Alan menatap ayahnya yang duduk di ujung meja.

"Ayah, kenapa pemerintah tidak bisa melakukan sesuatu untuk membantu orang-orang miskin? Apakah mereka tidak punya program sosial?"

Ayah menghela napas panjang, senyum bangga mengembang di wajahnya saat menatap putranya yang cukup pintar menilai situasi diusia sekolah dasar. "Tentu saja punya. Ada banyak program sosial di negara kita. Tapi... beginilah yang terjadi saat ini di negara kita." Jawab ayahnya dengan hati-hati.

"Berarti ada yang salah dengan negara ini, ayah!"

Ayah kembali tersenyum. "Alan, negara tidak pernah salah, kalaupun ada yang salah itu bukan sisitemnya tapi orangnya. Orang yang menjalankan sistem di negara. Kalau orangnya salah, kita butuh satu orang yang berani bersuara, untuk mengingatkan akan kesalahan mereka. Semoga suatu hari nanti, kamu akan menjadi orang berani itu."

Mendengar jawaban ayahnya, Alan kecil merasa tak sabar, ia ingin segera menjadi orang dewasa agar bisa menjadi apa yang ayahnya bilang barusan; menjadi seorang yang berani bersuara demi tegaknya keadilan di negaranya.

-00-

9 tahun kemudian, ketika Alan memasuki bangku kuliah, keterlibatannya menjadi aktivis semakin tak tertahankan. Setiap kali menyaksikan ketidakadilan yang menimpa banyak orang atas kebijakan pemerintah yang gak jelas tujuan dan sasarannya, Alan akan ada di garis depan menyuarakan suaranya.

Perjalanan Alan menjadi seorang aktivis dimulai saat ia duduk di bangku semester dua. Dari sana Alan mulai bergabung dengan berbagai pertemuan dan diskusi mahasiswa tentang isu-isu sosial. Alan menjadi anggota aktif dalam kelompok studi yang membahas tentang kesenjangan sosial dan politik negara.

Sebagai pemuda ber-strategi, Alan mulai membentuk sebuah komunitas kampus bersama teman-temannya, yang memiliki tujuan dan ideologi yang sama; menjadi wadah bagi mereka yang suaranya tak di dengar. Komunitas itu ia namakan 'Suara Merdeka'.

Bagi teman-teman 'Suara Merdeka', semangat Alan selalu dianggap bahan bakar perjuangan, dia dikenal sebagai orator yang ulung, selalu tampil dengan pidatonya yang membakar semangat para pemuda.

Setiap kali pertemuan kelomopok tersebut, Alan sering terlihat berargumen dengan penuh gairah di depan rekan-rekannya, ia juga tak pernah kehabisan untuk membagikan ide-idenya tentang bagaimana mengatasi ketidakadilan yang menggerogoti Ibu Kota.

Tahun ini Alan sudah memasuki semester lima kuliahnya. Bahkan Alan masih menjadi anggota aktif Dewan Perwakilan Mahasiswa di Universitas Garuda.

Jangan pernah takut bersuara, kawan!
Kita, sebagai mahasiswa, adalah agen perubahan. Tugas kita bukan hanya mendapat gelar, tapi juga berkontribusi untuk negara!

Mari perjuangkan keadilan di negeri ini!
Ibu Pertiwi sedang tidak baik-baik saja, kawan!

Jika kita diam, siapa yang akan melawan ketidakadilan ini?! Ingat, masa depan negeri ini ada di tangan kita. Langkah kecil yang kita lakukan hari ini akan membebaskan ibu pertiwi dari duka lara!

_Bersambung_

DI BAWAH LANGIT MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang