18. Akhir Dari Perjuangan(?)

9 9 0
                                    

Play Now :
🎶 Gigi - Sang Pemimpi
_______________00_______________

Setelah aksi demo berakhir di sore hari, situasi di sekitar gedung DPR mulai mereda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah aksi demo berakhir di sore hari, situasi di sekitar gedung DPR mulai mereda. Mahasiswa mulai berangsur-angsur meninggalkan lokasi tersebut. Beberapa mahasiswa perempuan tampak kelelahan, dan memilih untuk pulang lebih dulu.

"Alan... kita balik duluan, ya."

"Oke. Thanks, ya... hati-hati di jalan." Sahut Alan.

Area di sekitar gedung cukup berantakan dengan beberapa sampah dan sisa-sisa spanduk yang tertinggal. Beberapa mahasiswa yang masih ada di lokasi mulai membersihkan area—menyadari pentingnya menjaga citra kampus mereka, ini menunjukkan tanggung jawab mereka sebagai pengunjuk rasa yang peduli akan lingkungan. Beberapa diantaranya ada juga yang melipat poster-poster dan mengemasnya.

Alan, Dimas, Erik dan teman-teman 'Suara Merdeka' berkumpul di satu sudut jalan, saling mengungkapkan perasaan mereka tentang apa yang telah mereka lalui hari ini. Alan merasa bangga atas keberanian dan semangat semua peserta demo. Di sisi senggangnya, Alan juga berusaha mengabari kekasihnya, Mila.

To: Mila❤
"Maaf ya, Mil, baru bisa kabarin. Alhamdulillah demonya lancar, suara kita mendapat respon baik. Makasih do'anya ya."

-00-

Di lain tempat, dimana Mila berada, hatinya sedikit lega membaca pesan dari Alan.

"Syukurlah... kamu sudah makan?"

"Belum. Tapi ini ada rencana mau makan, bareng Dimas dan Erik. Biasa... di pecel lele Mang Asep."

"Oke. Hati-hati, ya... kabari aku kalau sudah sampai di kosan."

"Siap laksanakan, tuan putri...!" chat berakhir tanpa ada balasan lagi dari Mila.

-00-

Beberapa media yang meliput kejadian tersebut, masih terlihat mengumpulkan wawancara dari mahasiswa dan juga dari aparat. Hannya beberapa jam kemudian, berita tentang aksi demo ini segera menyebar luas di media sosial, dan banyak pihak mulai memberikan pendapat mereka di sosial media tentang tuntutan mahasiswa dan situasi yang terjadi.

Meskipun sempat ada ketegangan yang terjadi selama demo, berharap setelahnya, aksi ini membawa harapan baru bagi mahasiswa lainnya untuk terus memperjuangkan aspirasi rakyat dengan cara yang damai dan terorganisir.

Di bawah sorot lampu jalanan, Alan dan dua sahabat reformasinya berdiri di sebrang gedung DPR, matanya menatap lurus ke arah gedung itu dengan sorot mata penuh harapan. "Semoga... para pejabat itu benar-benar menepati janjinya."

"Aamiin..." sahut Dimas dan Erik bersamaan.

"Kalau dalam se-minggu ini masih belum ada jawaban dari mereka, kita demo lagi!" Usul Erik menggebu-gebu.

"Setuju." Sahut Dimas. "Kita buat demo darurat ini menjadi besar."

Sementara Alan hannya menghela berat. Antara setuju dan tidak setuju. Alan berharap, aksi ini adalah yang terakhir. Meski begitu 'Suara Merdeka' akan tetap selalu menjadi suaranya rakyat.

_Bersambung_

DI BAWAH LANGIT MERAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang