44

455 49 12
                                    

Wooyoung membuka mata cantiknya, yang pertama di liat adalah wajah tampan dokter Kim, yang senyum liat
Wooyoung sadar.

"Halo cantik, are you done with your long dream?" canda dokter Kim, di balik masker oksigenya Wooyoung tersenyum lemah masih mencoba menyamankan pandangannya yang tiba-tiba melihat sinar terang di dalam ruangan.

"Jangan dulu bicara ya Woo, kamu bisa jawab ucapan saya dengan kedipan mata, saya tahu tenggorokan kamu pasti sakit paska operasi, maaf ya Woo saya belum bisa beri kamu minum, 2 jam dari sekarang kamu akan saya pindahkan ke ruang rawat, nanti kamu saya ijinkan makan dan minum secukupnya, sebentar saya siapkan ruangannya ya" ocehan dokter Kim hanya di balas kedipan mata sesuai dengan perintah dokter jantungnya itu.

Pandangannya mengedar pada seisi ruangan, dia gak inget apapun setelah pingsan di parkiran utama kampus, dia bahkan gak tau udah berapa hari dia gak sadarkan diri.

Dokter Kim bilang dia udah di operasi, pantas saja kepalanya terasa pening, seluruh badannya kaku dan ada rasa sakit di bagian dadanya, mungkin efek biusnya mulai menghilang, dia penasaran operasi apa yang dia jalanin ini, apa dia udah dapet donornya?

Semua pertanyaan itu memenuhi pikirannya.

"Wooyoung halo apa kamu sudah sadar? Selamat ya kamu bertahan di operasi pertamamu, dokter Kim berhasil mengangkat jaringan rusak yang ada di jantung kamu" suara dokter Choi menyadarkan dari lamunannya.

"Kamu tidak sadar selama 2 hari, dan pagi tadi kamu menjalani operasi, di sini, di dada kamu sudah ada alat pacu jantung, maafkan saya Woo hanya ini satu-satunya cara yang bisa saya lalukan untuk membuat kamu bertahan sampai kamu mendapat donor yang tepat"

Ah terjawab sudah segala pertanyaan dia tadi, sekuat tenaga dia tersenyum pada dokter yang sudah merawatnya itu, tangan lentiknya mencoba menggapai tangan dokter Choi.

Dokter Choi yang mengerti pun segera menggenggam tangan pemuda yang sudah dia anggap seperti putranya sendiri itu.

"Saya tahu kamu kuat Woo, terima kasih ya sudah bertahan, ayo kita berjuang bersama-sama, orang-orang yang sayang kamu ada di sini, mereka setia nunggu kamu, begitu pun masa depan Woo, masa depan yang cerah menunggu kamu gapai, jadi saya mohon tetap bertahan ya, jangan menyerah, saya tahu kamu mampu dan kamu bisa"

Tak kuasa Wooyoung menahan tangisannya, air matanya mengalir begitu saja, selain Minhyuk dan Hae In, dokter Choi Daniel bagaikan sosok ayah buat Wooyoung, 5 tahun lamanya dia merawat Wooyoung dengan sabar, selalu memberi semangat dan memberi motivasi agar dia selalu kuat, Wooyoung gak tau harus berterima kasih seperti apa pada dokter pribadinya itu, jika semuanya bisa dia balas dengan materi mungkin Wooyoung rela buat ngasih seluruh asetnya pada dokter baiknya itu.

.
.
.
.

San ada di sana, selalu datang dan bertanya pada sang ayah tentang kabar pacarnya, selalu menunggu perkembangan kondisi kekasihnya itu, meskipun hubungannya dengan Yunho atau Jongho belum membaik.

Teman dan adiknya itu masih aja memberinya silent treatment, udah berulang kali dia minta maaf tapi di abaikan, katakan dia pengecut, sampe sekarang dia bahkan gak berani buat menghadap om dan kakak dari Wooyoung, dia belum berani buat mengakui kalau semua hal yang menimpa pemuda manis itu akibat kebodohannya, rasa bersalah selalu menghantui San, untuk makan dan tidur pun dia gak mampu buat nikmatinnya.

Puk

Bahu tegapnya di tepuk seseorang, San bergenjit karena terkejut, sosok Minhyuk ada di sana, di hadapannya, memberinya senyum yang bikin San makin ngerasa bersalah.

"San ya? Apa kabar?" tanyanya ramah, apa jadinya kalau om dari pacarnya itu tau kalo sebelum keponakannya terbaring lemah di dalam sana dia sempat beradu argumen dan menamparnya.

Cogil ! (SanWoo / WooSan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang