Motor itu melaju dengan tenang. Sampai akhirnya dari jarak jauh sudah terlihat sebuah lorong kecil yang adalah lorong dimana rumah Zora berdiri. Tandanya tidak lama lagi mereka akan segera sampai.
"Zor, kita udah mo sampe loh" ucap Cakra. Cakra memelankan laju motornya.
"Iya, kenapa memangnya?" Balas Zora dengan bertanya balik.
"Gaada kata-kata yang mau kamu ucapin gitu" kata Cakra.
"Ah masa gituu, ah males ah kamu mah gitu" ucapnya
Sangat mustahil rasanya melihat seorang Cakra merajuk merengek seolah seperti anak kecil yang meminta mainan pada ibunya.
"Kenapa ihhh... " Jawab Zora. Zora hanya tertawa, Zora mencubit pipi Cakra dengan gemas.
"kenapa KAA! ih males ahh ga di jawab aku nanya padahal"
"Becanda becanda, becanda sayangg" rayu Cakra. Cakra mengulurkan tangannya ke belakang untuk mengusap kepala Zora.
"Nanti sampe rumah langsung mandi, minum teh anget juga ya, takut kamu masuk angin sayangg" ucapnya.
Seperti semesta tau bahwa mereka masih ingin berlama-lama berdua di atas motor itu. Tiba-tiba saja saat memasuki lorong itu mobil yang tepat berada di depan motor mereka berhenti. Lorong itu seketika macet, padahal biasanya tidak. *Arghh semesta tau aja* - Author.
"Adohh macet, nih hujan juga udah kayak hujan badai, deras banget" sanggah Cakra. Cakra menghentikan motornya, ia kembali mengulurkan tangannya untuk mengelus pipi Zora. Zora tidak bicara apa-apa.
"Gapapa ka, bahkan walaupun ka Cakra adalah hujan badai yang penuh gemeruh, aku adalah yang tak memilih berteduh." Ucap Zora tiba-tiba.
Kata kata yang tersusun indah itu ternyata yang membuat Zora diam.
"Yathha pritir avyayah. Dan itu aku." Cakra tiba-tiba saja mengatakan itu.
"Hah? Maksudnya ka?" Tanya Zora dengan kebingungan. Dia tidak mengerti apapun dari kata itu.
"Yang pasti itu Sempurna." Jawab Cakra.
Ternyata itu adalah bahasa sansekerta yang berarti:
jika kamu mencintai seseorang maka cintamu akan abadi.Cakra kembali menancap gas motornya. Tak lama kemudian mereka sudah sampai di depan rumah Zora. Zora melepaskan pelukannya pada Cakra lalu segera turun.
"Makasih ya ka" terimakasih Zora pada Cakra.
"Sama sama" balas Cakra.
Cakra sama sekali tidak menancap gas motornya lagi, dia hanya diam seperti menunggu sesuatu.
"Udah, apa lagi? Udah ka Kaka pulang aja" Ucap Zora
"Oh ceritanya di usir" balas Cakra. Cakra menunjukan ekspresi yang gemas di mata Zora.
"Engga ih, yaudah.. ka Cakra.., terimakasih ya sekarang ka Cakra pulang yaa udah lebih sore nanti udah mo gelap, ka Cakra juga langsung mandi dan minum teh anget yaa kalo perlu minum tolak angin deh biar ga masuk angin" ucap Zora. Zora menyipitkan matanya dan tersenyum melihat Cakra.
"Kalo yang masuk cinta kamu gimana?" Tanya Cakra. Sempat sempat juga ia bercanda.
"IHH KAKA! AKU SERIUS." Kesal Zora. *Namun walaupun kesal tetap sayang kan* -Author.
"Becanda becanda, yaudah aku pulang dulu ya, nanti aku kabarin kalo udah sampe biar kamu ga khawatir, aku tau kamu pasti khawatir sama aku kalo jalan sendiri, takut di rebut orang soalnya terlalu ganteng." Ucap Cakra. Cakra terlihat senang mengucapkannya.
"Idih idih sok ganteng bangettt" balas Zora.
"LAH GUA MAH GANTENG" cakra memberi jawaban yang seketika membuat Zora tertawa lepas.
"Udah ya aku pulang dulu, sampai jumpa besok Zora yang sempurna nya sedunia, love u" pamit Cakra.
"Iya hati-hati hati" balas Zora.
"Ga di jawab aku ga pulang" cakra terlihat sangat menggemaskan di mata Zora saat berprilaku seperti anak anak.
"Love you to ka, pulang gih" ucapnya.
Cakra hanya tersenyum kemudian menarik gas motornya. Zora masih berdiri di depan pagar sambil melihat Cakra yang perlahan-lahan mulai menjauh dan menghilang."
___
Lanjut chapter sebelah yaa,
makasihhh makasihhhhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Teen Fiction⊹ ࣪ ﹏𓊝﹏𓂁﹏⊹ ࣪ ˖ Di tepi laut, seperti di sapa debur ombak juga dilengkapi air hujan yang meneteskan rintik nya perlahan, hari yang Sempurna serta Berharga. Kata Cakra perasaan yang tidak pernah di ungkapkan tidak akan pernah menjadi apa-apa. Dan k...