Bulan terang yang memancarkan cahaya dilengkapi bintang yang terus ada juga angin dingin yang menyelimuti. Malam yang terasa seru bagi mereka untuk bercerita, bercanda gurau, memberikan pendapat satu dengan yang lain bahkan bising dengan suara tawa yang mengiringi.
"Eh infokan healing dong" gumam Afdal yang sedang asik membakar ikan.
"Healing apaan sekolah kita kan ngadain camping 2 hari lagi.. pikun Lo?" Sahut Kai.
"Oh kalian ada acara camping sekola?" tanya Rai sembari mengunyah makanan.
"Kan mereka udah bilang ada, make nanya" jawab Kith kesal. Diiringi tawa oleh semua.
Mereka asik mengobrol sambil menikmati makanan. Namun Cakra dan Zora seperti punya ruang sendiri, di saat yang lain sibuk bercanda gurau, makan, dan saling bertukar cerita Zora dan Cakra hanya sibuk dengan dunia mereka.
Cakra menatap mata Zora sambil terus terus membatinkan kata Sempurna.
Cakra kembali memetik gitar yang masih padanya dengan nada yang terdengar indah... Cakra memainkan lagu intro Sempurna dengan petikan yang juga tak kalah Sempurna. Dengan terus memandangi mata Zora ditambah dengan suara dari petikan gitarnya yang seperti memancarkan suatu keindahan yang berharga.
Zora tersenyum menatap Cakra balik sambil membatin di dalam hatinya "Ya, benar! Aku menyukai semua keindahan yang ada di dunia, menyukai alam. Tentang laut, langit, gunung, hujan, angin serta kamu yang ku percaya bahwa kala menciptakanmu juga Tuhan sedang tersenyum." Batin Zora.
"Cakra.." panggil Darel.
"Ya?"
"Boleh bicara sebentar?" Balasnya.
"Oh tentu!" Cakra meletakan gitar lalu berdiri mengikuti Darel yang sedikit menjauh dari yang lain.
"Zora, bentar ya" kata Cakra.
Cakra dan Darel sedikit menjauh dari sana karena Darel ingin menanyakan tentang masalah Zora serta kaca rumah sakit yang ia liat pecah.
"Gue udah tentang Zora yang katanya di jahatin sama orang waktu ke ulang tahun Anna, apa itu ada hubungannya dengan kaca pintu rumah sakit yang pecah?" Tanya Darel, Darel menyadari tangan Cakra yang masih diperban akibat luka.
"Sebenarnya gue gatau itu satu orang atau ga, tapi yang pasti kaca rumah sakit itu sengaja di pecahin sama orang. Dan orang itu perempuan." Jawab Cakra serius.
"Lo kenal?" Tanya Darel.
"Sama sekali ga, dan gue yakin bahwa gue ataupun Zora ga punya masalah sama orang." Balasnya.
"Oke. Gue percaya Lo bisa jaga adek gue.. tenang aja gue bakalan tetap ngawasin dari jauh, jadi kalo ada apa-apa kasih tau gue secepatnya supaya gue bisa bantu apapun itu." Ucap Darel dengan serius.
"Of course bro" balas Cakra. Darel mengulurkan tangannya untuk saling tosan dengan Cakra.
Zora memperhatikannya dan Zora hanya tersenyum dan merasa senang melihat kekasihnya yang diterima baik oleh Kaka laki-laki pertamanya itu. Karena dari dulu setiap ada laki-laki yang mendekati Zora Darel akan selalu menjadi penghalang nya.
Namun Darel melakukannya karena tak ingin adik perempuan nya disakiti oleh orang lain apalagi masalah cinta.
"Ngomongin apa sama ka Darel?" Tanya Zora.
Cakra terdiam tak berbicara apapun, karena dia sudah pernah bilang bahwa tak akan pernah memberi tau Zora tentang ini.
"Ngga, cuma ngomongin kamu aja.. katanya kamu suka pelihara dinosaurus" ucap Cakra diiringi tawa untuk meyakinkan Zora.
Zora ikut tertawa namun Zora merasa apa yang Cakra katakan bukanlah yang sebenarnya. Dengan nada bicara yang pelan Zora mengatakanm...
"Ka, pesanku cuma satu, tolong jujur dalam hal apapun, meskipun itu akan melukai hatiku, sungguh tidak apa-apa, dan jangan pernah berbohong hanya karena ingin menjaga perasaanku." Ucapnya.
Sesungguhnya Cakra juga merasa sangat bersalah tidak memberi tau yang benar pada Zora namun saat mendengar ucapan itu Cakra hanya membalas dengan senyuman lalu mengalihkan ke topik lain.
"Besok hari terakhir sekolah, karena setelah besok kita bakalan ngadain camping di sekolah kan, nanti kamu tanya mama ya apa kamu dibolehin atau ga" Cakra mengalihkan itu dengan percakapan lain.
"Iya ka, pasti dibolehin sih" balas Zora. "Aku mau jagung nya tapi masih panas" ucap Zora.
Cakra mengambilnya lalu meniup untuk berusaha mendinginkan nya lebih cepat.
"Brakk.."
"Adooohhh!"
Rai menabrak sebuah pintu kaca yang ada di sampingnya Karena fokus mengunyah makanan tanpa memperhatikan sekitar. Hal itu menjadi tawa lepas bagi semua."Aduh duh duh.. ini kacanya gapapa kan ya aduh.." ujar Kith yang meraba-raba kaca pintu yang di tabrak Rai.
"Eh di lihat-lihat Cakra sama Zora, Kai sama Anna ya, terus Lo dal?" Tanya Darel.
"Iyaahhh dia mah jomblo abadai" sahut Kai diiringi tawa.
"Sialan Lo, heh gini-gini juga ga sendiri" balas Afdal kesal.
"Ada?" Tanya Cakra yang memotong ucapan Afdal.
"Belom.." jawab Afdal dengan menggaruk kepalanya bingung.
"YAHEEEEE WUUUU" Sorakan mereka bersama.
Jam sudah semakin cepat berjalan, malam mulai kembali laut.. suasana yang tadinya terang ditemani bulan bintang tiba-tiba menjadi remang, tak lagi ada bintang dan bulan yang tertutup awan tebal. Rintikan hujang mulai turun membasahi bumi.
"Lah hujan" ujar Kai.
"Udah mo pamit kok ini" sambung Anna.
"Iya kayaknya kita harus cepetan pulang sebelum hujan turun lebih deras" Cakra menyambungnya sambil menatap Zora.
"Iya ka, bener.. kalian cepet-cepet pulang aja ini kayaknya bakalan badai nih" kata Zora.
Mereka segera berdiri lalu bersiap untuk pulang, Zora mengembalikan jaket Cakra namun Cakra menolaknya. "Gausah, kamu simpan aja dulu nanti kalo aku butuh nanti aku ambil." Ucapnya.
"Iya dehh" balas Zora.
"Hati-hati semuanya ya" ucap Darel.
"Ya, semuanya duluan ya, Zora, aku pulang dulu ya" pamit Cakra. Cakra mengelus lembut rambut Zora didepan ketiga Kaka laki-laki Zora tanpa takut.
Mereka hanya memandanginya dengan tertawa.
"Dadaahh zoraaaaaa" pamit Anna. Di sambung dengan Afdal dan Kai.
Mereka kemudian berjalan keluar rumah menaiki mobil Cakra yang terparkir di halaman depan rumah Zora. Dari pintu rumah Zora dan ketiga Kaka laki-laki nya memandangi mereka dengan senyuman.
Cakra segera menjalankan mobilnya agar tak bertemu dengan hujan badai di tengah jalan nanti. Saat meninggalkan halaman depan rumah Zora Cakra sempat membunyikan klakson mobilnya dan melambaikan tangan pada Zora.
Zora hanya tersenyum melihat mobil Cakra yang perlahan-lahan menghilang.
Lanjut chapter berikutnya>>
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Teen Fiction⊹ ࣪ ﹏𓊝﹏𓂁﹏⊹ ࣪ ˖ Di tepi laut, seperti di sapa debur ombak juga dilengkapi air hujan yang meneteskan rintik nya perlahan, hari yang Sempurna serta Berharga. Kata Cakra perasaan yang tidak pernah di ungkapkan tidak akan pernah menjadi apa-apa. Dan k...