Chapter #45 | ZS

6 2 0
                                    

Setelah berapa lama mereka akhirnya tiba di rumah Cakra. Afdal langsung memarkirkan mobil Cakra tepat didepan rumah Cakra.

Mereka semua bergegas turun dari mobil dan berdiri tepat di depan rumah Cakra.

"Thank you banget ya guys, udah mo repot-repot di rumah sakit sampe pulang juga" ucap Cakra pada mereka semua tanpa terkecuali.

"Elahh.. santai aja kali bro" sahut Kith yang sementara menurunkan beberapa barang milik Cakra dari bagasi.

"Santai lah" sambung Darel.

Disela-sela kesibukan yang lain, Cakra sempat-sempatnya mendekati Zora lebih dekat dan membaringkan kepalanya di bahu Zora. "Aku nya sakit sayangg" suara lembut seperti merengek tak biasa Cakra. Zora hanya tertawa kecil mendengar ucapan Cakra dengan nada yang tidak biasa itu, sambil mengusap kepala Cakra dengan tenang. "Nanti aku kesini lagi ya" balas Zora lembut.

Darel yang langsung memutar kedua bola mata jutek saat melihat kebucinan adik perempuannya bersama Cakra. "Iyuwhhh.."

"Nah, liat kan. Gitu gue tiap hari kalo bareng mereka" sambung Afdal yang juga memperhatikan Cakra dan Zora.

"Kita kali, bukan Lo doang, aku sama Kai juga tersiksa" sahut Anna sembari memainkan ponselnya.

"YAAA... Apaan, Lo sama Kai juga sama aja kayak Cakra sama Zora. Yang ada nih gue lama lama frustasi berat." Frustasi Afdal yang mengucapkannya sambil menekik pinggangnya.

Pintu rumah Cakra seketika terbuka, sontak semua langsung menoleh ke belakang.

"Eh udah pulang, aduh kalian masuk yuk kedalam diluar sini panas" mami Cakra datang menyambut mereka dengan ramah.

"Makasih Tante, tapi kamu udah mau balik" balas Zora senyum.

"Loh kok pulang? Ga mampir dulu?" Tanya mami Cakra yang ingin mereka mampir sebentar. "Itu juga ada kakak-kakak Zora ya" tunjuk mami Cakra ke arah Darel, Rai, Kith.

"Oh iya Tante, kamu mau langsung pulang aja mo bersih-bersih juga" balas Darel ramah.

"Oh yasudah, itu Afdal, Kai, Anna bagaimana? Kalian juga mau segera pulang?" Tanya mami Cakra.

"Iya Tante, kami langsung pulang aja. Tapi nanti balik lagi kok Tante." Jawab Kai diikuti senyuman.

"Oh begitu. Yasudah terimakasih ya sekali lagi kalian sudah banyak membantu Cakra. Zora juga kamu kan masih dengan kondisi yang belum pulih sepenuhnya kan nak, kamu jaga kesehatan ya" ujar mami Cakra dan mengelus lembut rambut Zora.

"Iya Tante, makasih juga ya" balas Zora ramah.

"Yaudah kalo gitu kamu pamit dulu Tante." Pamit Rai yang diikuti mereka semua.

"Bye bye.." pamit Zora pada Cakra dengan memberikan kiss dari jauh.

Mami Zora hanya tersenyum melihatnya. Mereka berjalan menuju keluar pintu gerbang rumah Cakra.

"Bentar deh, masalahnya gini guys. KITA PULANG NAIK APA?!!" Panik Anna yang menyadari.

"Santai, pas perjalanan kesini tadi gue udah sempat nelepon supir gue buat jemput kita semua nanti." Ucap Darel yang seketika membuat mereka menghela nafas lega.

Mereka menunggu mobil datang. Setelah datang Darel mulai mengantar satu persatu mereka pulang kerumah.

"Jam limaan ya belanja bahan-bahan buat di masak ntar" gumam Darel dibalas anggukan Kai dan Afdal.

Akhirnya setelah mengantar satu persatu temannya. Zora kembali pulang ke rumah. Sesampainya dirumah Zora sigap untuk bersih-bersih dan ngobrol santai bersama mama dan kakak-kakak laki-lakinya.

"Papa kapan pulang ma?" Tanya Zora pada namanya yang sedang menonton TV.

"Kata papa paling Minggu depan. Sekitar Jumat atau Sabtu" jawab mama Zora. "Sekarang kamu mending naik ke atas, kamu istirahat." Titah mama Zora yang langsung diiyakan.

Zora mengikuti ucapan mamanya itu untuk segera naik dan istirahat di kamarnya. Karena memang tubuh Zora juga butuh istirahat yang cukup karena belum pulih sepenuhnya.

Di dalam kamar Zora tak langsung tidur namun ia mengambil satu buku di meja belajarnya dan menulis-nulis di sana. Ternyata Zora sering menulis-nulis tentang kesehariannya di buku itu. Bahkan juga ada halaman pribadi khusus untuk Cakra.

Page 1:

Aku dulu pernah berpikir bahwa semua hati yang pernah diisi dan berakhir namun masih mencintai adalah hati yang tak layak untuk dimiliki. Sampai pada akhirnya aku bertemu dengan satu manusia yang hatinya sempurna. Dimana dia kehilangan seorang yang ia cintai secara tiba-tiba. Namun setalah dia memiliki cinta baru, dia memberikan seluruh hatinya untuk cintanya yang baru itu tanpa mengaitkan pada cintanya yang sudah berada di dunia lamanya.

Cakra Aries Buana. Manusia yang membuat aku percaya bahwa cinta bukan hanya tentang fisik yang sempurna, melainkan hati dan penerimaan seutuhnya.

___
Salah satu halaman dengan tulisan yang ditulis tangan oleh Zora di buku catatannya itu.

Page 2:

Dia berjalan tanpa sadar bahwa langkah kakinya seperti menjadi debat bagi hatiku.

Dia seolah tersenyum tanpa tahu itu ibaratkan semesta kecil yang telah ku simpan diam-diam. Aku akan terus mencintainya sampai kapanpun, bahkan sampai kita bersebelahan liang sekalipun.

___
Salah satu halaman dengan tulisan yang ditulis tangan oleh Zora di buku catatannya itu.

Setelahnya Zora segera tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya yang belum pulih sepenuhnya.

Zora tidur kurang lebih 3jam. Sampai ketukan pintu terdengar jelas di pintu kamarnya. Zora seketika langsung terbangun.

Dengan langkah yang masih berat Zora berlajan lalu membuka pintu kamarnya itu. Ternyata yang mengetuk pintu kamar Zora adalah Darel.

"Siap-siap, bentar lagi mo ke rumah Cakra. Mo ikut kan? Atau mau stay disini aja?" Ucap Darel dengan pertanyaan.

"Ngga ngga, aku ikut lah, tunggu bentar mo siap-siap" jawab Zora yang langsung menutup pintu kamarnya dengan kasar hingga membuat Darel kaget.

Zora langsung segera siap-siap. Setelahnya Zora buru-buru untuk turun kebawah. "Udah ka" ujar Zora.

"Tunggu Kith dulu. Lagi di toilet" sahut Rai yang duduk santai sambil memainkan ponselnya.

"Lama ah, KA KITH CEPETAN!!" Teriak Zora pada Kith di depan toilet. "

"SABAR!" Balas Kith dengan teriakan.

"Eh, ka Darel. Katanya sama Afdal dan Kai mo beli bahan-bahan, kok ga beli?" Tanya Zora pada Darel.

"Kata siapa ga beli? Udah di rumah Cakra itu bahan-bahannya, kamu mana tau. Kan tidur!" Jawab Darel sedikit kesal.

"Ohiya kah? Owh."

Kith akhirnya keluar dari toilet dan langsung mengajak mereka untuk berangkat. "Udah, yok" ajak Kith.

"Mama mana? Aku belum izin" suara Zora panik.

"Mama ke kantor. Tadi udah minta izin" sahut Darel dari belakang yang membuat Zora seketika lega.

Mereka berempat pun berjalan keluar menuju mobil untuk segera berangkat ke rumah Cakra.

Langit sore yang sudah berubah menjadi langit malam yang gelap sudah terlihat. Sinar bulan yang perlahan jelas tanpa tertutup awan juga dilengkapi bintang dan angin dingin menjadikan susana tenang.

Lanjut chapter berikutnya>>

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang