"Sedih banget disini ga lama" ujar Anna kecewa.
"Yaudahlah ya, mending kita gunain waktu yang masih ada nih." Sambung Zora.
"Iya, mending yok bakar-bakar aja deh" ucap Afdal.
"Yaudah yok" sambung Kai yang berjalan pelan kembali ke arah tenda diikuti mereka.
Walaupun kecewa namun mereka memilih untuk menggunakan waktu yang tersisa di sana dari pada bersedih karena ga sesuai prediksi.
"Bakar-bakar wei!!" Teriak Kai yang sedang menyalahkan api untuk jadi bahan bakar masakan.
"Di tas gue ada mie instan ambil aja semua" Cakra menunjuk ke arah tasnya yang berada di samping Kai.
"Busetdahh.. ini Lo bawa buat dimakan disini apa mo buka warung disini? Banyak bener cak huh.." ujar Kai yang frustasi melihatnya.
"Hah? Emang berapa mie instan yang ada di tasnya?" Tanya Zora penasaran.
"Nih.." Kai membalikkan tas Cakra dan seketika membuat semua mie di dalam tas itu jatuh keluar.
"WAAA"
"HAH!!"
BANYAK BANGET INI.."
"Ka? Banyak banget ini.. 23 loh ka.." frustasi Zora.
"Gapapa biar ga kelaparan." Balas Cakra santai.
Mereka sibuk seru-seruan memasak makanan sembari Cakra yang memainkan gitar.
"Nih udah jadi nih makan.. makan.." Afdal membawa beberapa makanan yang baru saja selesai ia masak.
"Asik, enak nih" ucap Kai.
"Iyalah, menurut Lo aja, yang bilang gaenak silahkan masak sendiri" balas Afdal.
Malam gelap penuh dengan siswa-siswi yang asik dan sibuk sendiri, ramai terasa walaupun berada di tengah hutan. Tak takut apapun sebab disekeliling ramai dan penuh lampu terang.
Afdal sibuk makan bersama Kai sedangkan Anna asik selfie sendiri, seperti biasa disaat seperti itu Cakra dan Zora pasti seperti mempunyai dunia sendiri. Cakra dan Zora duduk sambil bercerita, bercanda tawa berdua.
"Bahasa Indonesia itu miskin kosa kata ya, beberapa kata seperti tampan, indah, gagah, mempesona, rupawan dan menawan bisa disederhanakan menjadi satu makna yaitu Kamu." Ucap Zora yang seketika membuat Cakra memancarkan senyum yang indah di wajahnya.
"Bisa aja kamu tuh" balas Cakra sambil mengelus lembut pipi Zora.
"Nyanyi dong, buat aku." Sambung Zora pada Cakra yang hanya memegang gitar tanpa memainkannya.
Tanpa berbicara apa-apa Cakra memetik memainkan gitar yang ia pegang. Nada yang indah keluar dari petikan nya.
"Badai tuan telah berlalu.. salahkah ku menuntut mesra.. tiap pagi menjelang kau disamping ku.. kau aman ada bersamaku.. selamanya sampai kita tua sampai jadi debu.. ku di liang yang satu.." Suara lembut Cakra terdengar indah ditelinga Zora.
"Ku disebelah mu..." Suara halus Zora yang menyambung lagu yang dinyanyikan Cakra.
"Janji?" Cakra mengangkat jari kelingkingnya.
"Iya, janji." Zora membalasnya dengan melingkari jari kelingkingnya di jari kelingking Cakra sambil tersenyum.
"Guys, foto foto lagi kuy" ajakan Afdal.
"Makan dulu makan" sambung Kai dari sebelahnya.
Kekayaan memang menghasilkan kebahagiaan, namun kebahagiaan sempurna dihasilkan tanpa kekayaan dan hanya sebuah kebersamaan. Kebersamaan itu mahal dan tak ternilai harganya. Maka beruntunglah bagi orang-orang yang mampu membelinya, yaitu orang-orang yang peduli pada kebersamaan dengan keluarga dan orang terdekatnya.
"Jika sudah dijalan masing-masing, jangan pernah berpikir asing."
— M09SS
"Sumpah gue ngantuk ga boong." Gumam Anna.
"Tidur lah" balas Kai yang masih mengunyah makanan.
Anna segera tidur, namun Anna menyandarkan kepalanya di pundak Kai yang seketika membuat Afdal kembali frustasi.
"Haishh.. apalah apalah" frustasi Afdal.
"Sini sayangg" Cakra sengaja menyuruh Zora untuk bersandar juga dipundaknya agar Afdal semakin frustasi di sela-sela kebucinan mereka.
"PAK! PAK ERIK.." teriak Afdal kencang.
"Weh Weh jangan" panik Kai.
"WOI" Panik Cakra yang kaget mendengar Afdal yang berteriak.
"Sumpah gue aduin pak Erik, PAK LIAT PAK" teriak Afdal berulang kali.
Dengan cepat Cakra menarik Afdal lalu menutup mulutnya agar tak bisa lagi berteriak. "Udah diem diem.." ucap Cakra diiringi tawa oleh semua.
"Nih nih makan, makan aja gapapa semuanya." Anna memberikan semua makanan yang sementara dimakan Kai.
"Yah! Punya aku itu Anna, yah.." urung Kai.
"Gapapa, kamu kan udah banyak tadi makanya." Balas Anna.
"Ehem.." suara Zora yang memberikan kode pada Cakra.
"Najis banget sumpah kalian ini dah" gumam Afdal yang selalu frustasi melihat kemesraan teman-temannya.
"Sabar sabar aja, yang biasanya jomblo gini katanya bakalan nikah duluan" kata Kai.
"Amin.. kalo gue nikah duluan bakalan gue undang kalian semua, gue bikin di Paris acaranya." Khayalan Afdal yang melangit-langit.
"Iya iyain" sambung Zora diikuti anggukan dan tawa kecil oleh mereka.
Waktu berlalu sangat cepat hingga jam mulai berputar cepat. Yang tadinya ramai seketika menjadi sepi, banyak siswa-siswi yang sudah kembali beristirahat di tenda masing-masing.
Disaat mereka masih bercanda bersama seorang Guru datang menghampiri lalu menyuruh mereka untuk segera beristirahat karena besok harus bangun begitu pagi untuk melanjutkan acara.
"Aduh asik sekali kalian ya, tapi sudah boleh istirahat ya besok harus bangun pagi okei?.." tegur seorang Guru yang bertugas mengecek seluruh tenda murid.
"Eh iya maaf bu." Balas Zora.
"Iya bu, ini udah mo tidur kok" sambung Anna.
"Ya bu, maaf tadi kami memang asik ngobrol-ngobrol jadi belum ngantuk, tapi ini udah mo balik tidur" Cakra yang menyambung obrolan itu.
"Yasudah gapapa, segera tidur ya, jangan lupa resleting tenda ya kalo udah masuk." Titah Guru itu lalu berjalan meninggalkan mereka.
"Yaudah, sekarang masuk aja kalian, Anna, kamu juga sayangg" ucap Cakra. "Afdal, Kai, beresin dalam tenda kalo udah panggil gue" titah Cakra dibalas anggukan Afdal.
"Iya aku udah ngantuk juga. Aku masuk ya bye bye, ayo Anna." Ucap Zora dibalas senyuman oleh sang kekasih.
Cakra menunggu Zora dan Anna masuk ke dalam tenda lalu memperhatikan sekitar agar tetep aman. Setelahnya baru kembali ke tenda nya yang berada hanya di samping Zora dan Anna.
Malam yang panjang dengan susana dingin yang melanda, di tengah hutan hanya diiringi suara alam dan burung-burung hutan yang bersahutan ditengah malam.
Lanjut chapter berikutnya>>
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)
Teen Fiction⊹ ࣪ ﹏𓊝﹏𓂁﹏⊹ ࣪ ˖ Di tepi laut, seperti di sapa debur ombak juga dilengkapi air hujan yang meneteskan rintik nya perlahan, hari yang Sempurna serta Berharga. Kata Cakra perasaan yang tidak pernah di ungkapkan tidak akan pernah menjadi apa-apa. Dan k...