Chapter #22

71 38 4
                                    

Mereka masih terus bertukar cerita sambil bercanda gurau. Ternyata Anna memesan sebuah makanan online untuk mereka makan pada siang hari. Karena rencananya mereka akan menginap di sana semaleman.

"Eh guys tolong dong ambilin pesanan di depan" ucap Anna.

"Gue sama Afdal aja yang ngambil" kai menawarkan diri untuk mengambil makanan online yang di pesan Anna.

Saat hendak berdiri Cakra menentangnya.

"Gausah, biar gue aja.. sekalian mo beli minum di depan buat Zora, airnya habis" kata Cakra. Cakra kemudian berdiri dari duduknya.

"Oh yaudah" balas Kai.

Seperti yang kalian tau di beberapa rumah sakit pintunya selalu ada kaca. Sama seperti ruangan dari rumah sakit yang Zora tempati. Mereka sudah sibuk berbicara lagi.. saat Cakra hendak membuka pintu tanpa di duga-duga..

Crunch...
Suara kaca pecah berhamburan. Kaca yang tadinya sangat rapih sepersekian detik pun hancur berkeping-keping.. serpihan sisa kaca yang berhamburan di lantai.

Cakra langsung menangkis serpihan kaca kaca itu menggunakan tangannya.. ia menutup wajahnya menggunakan kedua tangannya itu agar tidak terkena goresan!!

"woi cak!!" Teriak Kai dengan panik.

"Ka!!" Zora panik melihatnya..

"Ka matamu ka!!" Teriak Anna.

"Cakra!!" Teriakan histeris Afdal.

Tanpa di duga-duga pintu kaca itu pecah tiba-tiba.. terlihat jelas itu di lempar menggunakan batu!! Bahkan batu itu dilapisi kertas yang cukup banyak.

Untung saja wajah Cakra sama sekali tidak terluka akibat kaca itu. Namun telapak tangan kirinya tergores serpihan kaca yang tadi berhamburan keras. Lagi-lagi tangan Cakra mengeluarkan darah yang cukup banyak, dengan cepat Cakra berlari menuju ruang medis.

"Ka!! Ka aku ikut ka..." Zora begitu panik melihatnya. Dengan air mata yang mengalir Zora berulang kali memanggil Cakra.

"Zora, Zora!! Tenang jangan panik ya ka Cakra lagi ngobatin lukanya okeii?!" Ucap Anna. Anna berusaha sebisanya untuk menenangkan Zora karena dia juga tau bahwa Zora memiliki Panic attack yang cukup bahaya.

"Anna, temenin Zora sebentar ya.." Ucap Kai. Kemudian Kai berlari mengikuti Cakra.

"Anna, ka Cakra Anna.." Tangisan lirih yang mengiri Zora kala itu. Rasa cemas serta panik yang bercampur.

"Iya Zora iya, tenang dulu ya.., ka Cakra gapapa kok sekarang lagi diobatin, gapapa ya gapapa tenang aja Zora." Ucap Anna yang masih berusaha menenangkan Zora..

Sementara itu Cakra..

"Dok, dok, tolong dok ini kena kaca tadi" ucap Cakra panik..

Dokter dengan cepat langsung membersihkan luka itu.. robekan di telapak tangannya cukup besar sehingga harus di jahit!!

Dengan hati-hati dokter mulai membersihkan luka nya.. setelah selesai luka itu kemudian ditindak lanjuti!! Di jahit beberapa jahitan.

Cakra sama sekali tidak perduli dengan apa yang terjadi pada dirinya namun yang ada di dalam pikirannya apa yang terjadi barusan di kaca itu.

"Cakra, Cak... Aman ya?" Tanya Kai panik.

"Aduhh di jahit lagi, perasaan semalem baru netesin darah eh sekarang juga gitu" ucapannya.

Cakra dengan ekspresi mukanya yang datar hanya terus memikirkan tentang kaca itu, namun seketika Cakra mengingat Zora yang berada di dalam ruangan.

"Anjing! Zora masih di ruangan itu." Cakra mengucapkannya dengan nada kesal. Cakra menarik tangannya yang masih sementara dijahit untuk kembali pada Zora yang masih diruangan.

"Eh eh dek, tunggu ya ini belum selesai" ucap dokter yang sementara mengobati tangan Cakra.

"Cak sabar aja di ruangan ada Anna sama Afdal juga kok tenang aja itu luka Lo di obatin dulu" ucap Kai.

Akhirnya Cakra kembali duduk tenang sembari menunggu jahitan itu selesai. Setelah selesai telapak tangannya harus ditutupi perban juga.

Dan setelah selesai Cakra dan kai kembali keruangan rawat inap Zora. Cakra berlari dengan cepat bahkan Kai tidak mampu mengejarnya.

Cakra masuk kembali ke dalam ruangan itu serpihan pecahan kaca yang tersebar dimana-mana seakan terlihat acak acakan.

Cakra melihat Zora yang menangis karena khawatir padanya. Dengan cepat Anna berdiri dari duduknya lalu di gantikan Cakra, Cakra memeluk Zora dengan erat.

"Ka...tangan kamu ka..." Zora menangis tersedu-sedu dipelukan Cakra masih dengan kekhawatiran yang sama, rasa panik yang masih ada juga tetap bertahan padanya.

"Zora gapapa.. aku gapapa.. ini cuma kena gores sedikit sayangg" Jawab Cakra. Cakra berusaha menenangkan Zora.

Saat itu Afdal mengangkat pembicaraan.

"Lo semua liat ini" ucapnya.

Afdal menunjukan sebuah batu yang dibungkus oleh kertas berlapis-lapis. Ini adalah batu yang dilemparkan seseorang ke kaca itu lalu membuat tangan Cakra terluka. Ternyata kertas di batu itu ada sebuah tulisan.

Tulisan yang ada di kertas itu bertuliskan...

"Hati-hati ya kalian, jangan lupa jaga Aozora Nerissa!!" Tulisan yang di tulis acak acakan itu seolah memberi tau bahwa akan terjadi sesuatu pada Zora jika tidak di jaga dengan baik.

"Anjing!.. bangsat Lo bangsat!!" Batin Cakra.

Seketika kepala Cakra seakan dihantam sesuatu. Amarah kembali muncul berapi-api di dalam dirinya.

"Afdal, kok aku? Kenapa harus aku?" Tanya Zora panik..

"Ka Cakra, aku salah apa ka, kenapa harus aku.." Tanya Zora pada Cakra!

"Zora. Tenang ya! Kamu aman sama aku." Ucap Cakra. Dengan sentuhan halus Cakra mengusap kepala Zora.

♪Kau aman...ada bersamaku..!!♪
- Banda Neira, Sampai Jadi Debu

"Guys kok jadi bahaya gini ya, Zora kamu kan besok udah pulang, kamu pulangnya pagi atau? Biar kita semua bareng aja takut kamu kenapa-kenapa kalau cuma sendiri sama mama kamu" ucap Anna.

"Aku pagi kok pulangnya besok kata dokter.. sebenarnya Kaka aku mau jemput cuma gajadi soalnya dia harus Meeting di kantor." Ucap Zora.

"Kalian bertiga gapapa nginap di sini?" Tanya Cakra.

"Aman kok.. ohiya Zora bilang sama mama kamu gausah datang aja biar kita aja yang jagain kamu" anna mengatakan itu pada Zora.

"Bentar ya guys, gue mo kasih tau ke depan kalo ada kacah yang pecah" ucap Afdal.

"Bentar deh guys... KANG GOJEK NYA GIMANA WOII ITU MAKANAN GA DI AMBIL AMBIL!!" Seakan Kai begitu panik mengingat pesanan makanan yang sudah dari tadi menunggu di depan.

"Eh eh iyaa.. Kai ayo temenin aku ambil.. kasian Abang gojeknya" ucap Anna panik. Dengan cepat Anna menarik tangan Kai keluar ruangan.

Ayo beralih ke chapter selanjutnya>>

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang