Chapter #19

79 48 3
                                    

Mobil Cakra melaju sangat kencang. Dan setelah beberapa menit akhirnya mereka tiba di rumah sakit. Dengan cepat Cakra langsung membuka pintu mobilnya dengan kasar lalu keluar dari mobil. Anna membantu Cakra untuk membawa Zora masuk ke dalam.

"Anna tolong kasih tau mama nya Zora!" Titah Cakra. Cakra menggendong Zora dengan panik berlari masuk ke dalam rumah sakit, sedangkan Anna masih diluar sembari berusaha menghubungi mama Zora.

"Dok! Tolong dok" Cakra memanggil dokter sambil menggendong Zora. Dengan nafas yang tak terkontrol Cakra berusaha tenang.

Beberapa suster dan dokter segera menangani Zora. Zora di bawa masuk ke dalam ruangan. Cakra hanya bisa menunggu di luar sambil menunggu dokter keluar.

Rasa penyesalan begitu besar dirasakan Cakra. Namun Cakra sebenarnya masih bingung dengan apa yang terjadi barusan hingga Zora bisa mengalami kejadian itu. Cakra menunggu di depan ruangan itu cukup lama, dengan segala pertanyaan yang memutar-mutar di kepalanya. Anna datang bersama mama Zora.

Cakra yang melihat mama Zora sigap berdiri.

"Tente maaf Tante, maaf" cakra meminta maaf berkali-kali pada mama Zora. Dengan nada bicara yang bergetar Cakra tetap mengendalikan air matanya agar tidak jatuh.

"Nak, jangan merasa bersalah. Ini bukan salah kamu" balas mama Zora, walupun diiringi tangisan dari mama Zora namun mama Zora terlihat tidak marah ataupun benci pada Cakra.

"Tante ini salah saya Tante, maaf tolong jangan larang saya untuk tetap jaga Zora!" Dengan badan yang Tremor Cakra tetap meminta maaf pada mama Zora.

"Ka ini bukan salah kamu ka, aku udah cerita semuanya sama mama Zora tadi." Sanggah Anna.

Mama Zora hanya mengangguk dan terus berdoa sambil menunggu kabar dari dokter tentang putrinya.

"Cakra, Zora itu punya Panic attack. Dan kalau itu kambuh bisa bahaya.." Ujar mama Zora.. dengan masih terus meneteskan air mata serta panik mama Zora berusaha menenangkan Cakra yang terlihat sangat menyesal dan juga beranggapan bahwa ini adalah salahnya sepenuhnya.

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan.

"Dok gimana keadaan Zora?" Tanya Cakra.

"Dokter gimana keadaan anak saya dok? Dia gapapa kan?" Tanya mama Zora dengan penuh harapan baik.

"Puji Tuhan.. Zora baik-baik aja, dia cuma butuh istirahat aja dulu" jawab dokter.

"Terimakasih Tuhan Yesus.." Batin Cakra.

"Terimakasih dok,.. apa boleh masuk?" Tanya mama Zora balik.

"Silahkan.." Balas dokter.

"Terimakasih ya dok" terimakasih Anna.

Dokter itu hanya menganggukkan kepalanya lalu berjalan pergi meninggalkan mereka.

Cakra, Anna, serta mama Zora masuk ke dalam ruangan itu. Saat masuk mama Zora langsung menghampiri Zora sambil menangis namun juga bersyukur karena putrinya baik-baik saja. Anna juga terlihat sedih.

Namun saat Cakra melihat Zora yang terbaring dengan dipasangkan oksigen serta tangan yang ditusuk jarum infus Cakra kembali teringat saat dia bilang pada Zora bahwa jika Zora lemah maka raganya juga akan ikut merasakan.

Flashback Chapter #15

"Zora, jangan pernah sakit, nanti senyum mu hilang, aku ingin terus lihat senyum sempurna yang hanya kamu pemiliknya. Jika suatu saat kamu lemah, kesempurnaan itu akan berkurang, dan ragaku akan merasakannya." Ucap Cakra.
Dengan suaranya yang sopan lembut terdengar di telinga Zora.

Benar saja Cakra merasa bahwa badannya juga lemah saat melihat Zora terbaring tak sadarkan diri.

Namun di tengah-tengah rasa sakit hati dan penyesalan Cakra juga diiringi dengan amarah yang besar. Cakra mengajak Anna untuk bicara sebentar keluar.

"Anna, boleh bicara sebentar ke luar?" Tanya Cakra.

"Ohiya ka boleh" tanya Anna.

"Tante aku keluar sebentar ya" pamit Cakra. Dengan senyuman mama Zora mengiyakan itu.

Cakra dan Anna berjalan keluar ruangan sesampainya di luar Cakra langsung menanyakan tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Anna, kenapa Zora sampe bisa lari lari gitu tadi? Zora juga keliatan panik ketakutan manggil manggil nama gue" tanya Cakra.

"Jadi sebenarnya tadi setelah ka Cakra keluar buat ke mobil itu ga lama datang laki-laki yang aku aja ga kenal dan aku bisa pastikan kalo laki-laki itu bukan anak sekolah kita dan juga bukan sodara aku.. laki-laki itu bilang katanya kalo ka Cakra dipukulin beberapa orang diluar makanya Zora panik terus lari" dengan jelas Anna menjelaskan semua itu pada Cakra.

"Laki-laki?.. Bangsat!" Ujar Cakra. Saat mendengar apa yang Anna ucapkan amarah seakan berapi-api di dalam diri Cakra. Namun Cakra tidak pergi dari sana.

"Ka? Kayaknya orang itu sengaja deh" desak Anna.

Setelah mendengar itu Cakra bingung dengan hal itu.

"Kalo memang itu sengaja terus siaap laki-laki itu!??!!" Batin Cakra.

"Tapi Lo liat jelas kan muka laki-laki itu?" Tanya Cakra serius.

"Liat ka..jelas banget malah" balas Anna.

Namun walaupun amarah datang menghampiri Cakra dan beribu-ribu pertanyaan yang muncul di kepalanya. Cakra sama sekali tak pergi dari sana dia tetap ingin menunggu kekasihnya sadar. Namun dia tetap duduk menunggu diluar, menghargai waktu mama Zora pada Zora.

Lanjut Chapter sebelah>>

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang