Chapter #35 | B?

33 15 1
                                    

"Udah nih nih" dengan cepat Cakra melemparkan kemera kembali ke Kai.

"Santai santai" balasnya.

"Kalian tunggu sini ya, gue mo ambil gitar di mobil" ucap Cakra.

"Sendiri? Mending beruda deh soalnya jalan kesana cukup gelap ka" titah Zora yang sedang melipat beberapa bajunya.

"Kai, ikut gue biar Afdal di sini. Rame juga nih anak-anak kan" Cakra mengambil senter yang berada di dalam tasnya dan hendak berjalan diikuti Kai.

"Ada yang mo nitip ga? Kalo ada bilang aja biar sekalian diambil juga?" Tanya Kai.

"Pass" jawab Anna diiyakan Zora dan Afdal.

Cakra dan Kai berjalan meninggalkan mereka untuk kembali ke mobil mengambil gitar. Tak lupa meminta izin pada beberapa Guru.

Setelah beberapa menit Zora menyadari sesuatu.

"Yahh.. powerbank aku gaada!" Gumamnya.

"Lah bukannya tadi kamu bawa?" Tanya Anna.

"Lah iya tadi dimobil juga di pake perasaan" sambung Afdal.

"Iya maksudnya ketinggalan di mobil kayaknya, mana handphone baterai nya dikit banget lagi ini duh.." Zora tak berhenti bergumam-gumam panik. "Oh, apa aku susul ka Cakra aja ya sekalian ambilnya" ujarnya.

"Eh eh eh sembarang Lo, gelap tau jalannya di sana, ntar kalo lo kehilangan arah gimana mau Lo hah" Anna panik mendengar Zora yang ingin menyusul Cakra.

"Gila, ntar gue yang kena marah yakin gue, mending pinjem ke anak sebelah.. oh ato ke pak Erik aja, tadi gue liat ada" sambung Afdal.

"Ehiya? Yaudah bentar aku ke pak Erik" Zora berdiri hendak berjalan. Namun kembali berbalik badan "eh pak Erik dimana?" Tanya nya.

"Sama buk Pati di tenda kelasnya Rio, tadi gue liat di situ lagi ngobrol gitu" jawab Afdal sembari memakan Snack yang baru saja ia keluarkan dalam tas yang ia bawa.

Zora segera berjalan menemui pak Erik, ramai susana sangat tergambar jelas, tenda-tenda yang berdiri banyak siswa-siswi yang terlihat asik berbincang dan sibuk dengan urusannya masing-masing.

Dari kejauhan Zora melihat pak Erik. Namun saat hendak menghampiri seketika langkah Zora terhenti melihat sesuatu.

"Loh.. itu ka Cakra sama Kai? Yaelah kenapa masih di situ" ujarnya.

"Samperin deh" batin Zora.

Zora berjalan mendekati Cakra dan Kai. Terlihat mereka sedang berbicara sembari memegang gitar ditangan Cakra. Obrolan itu terlihat cukup serius Zora yang penasaran seketika tak jadi menghampiri dan hanya mendengarkan obrolan mereka sambil bersembunyi di dekat pohon besar di sana.

"Tapi, Lo beneran udah gaada rasa lagi sama Bianca kan?" Suara yang terdengar bisik-bisik dari Kai yang bertanya pada Cakra membuat Zora seketika bingung.

"Semuanya untuk Zora, untuk Bianca udah selesai. Yang gue takutin sekarang cuma kalo sampe Zora tau tentang Bianca dan dia malah anggap kalo hati gue sepenuhnya masih melekat di Bianca." Cakra membalas pertanyaan yang Kai lanturkan itu.

"Bagus kalo cinta Lo ke Zora itu memang cinta yang nyata. Tenang aja gue sama Afdal gaakan pernah bahas sedikitpun tentang Bianca." Balas Kai.

"Thanks. Gue percaya sama Lo." Sambung Cakra.

Zora yang mendengarnya seakan kaget dengan apa yang baru saja Kai dan Cakra bicarakan, hanya terdiam bingung dan penuh rasa penasaran. Namun Zora tidak sama sekali merasakan emosi setelah mendengarnya namun Zora hanya ingin tau lebih tentang Cakra dan Bianca yang dimaksud Kai saat berbicara itu.

Zora kembali berbalik meninggalkan mereka berjalan menuju pak Erik untuk meminjam powerbank.

"Maaf pak, saya boleh pinjem powerbank gitu ga? Powerbank saya ketinggalan pak, dan saya mo hubungin mama saya nanti cuma baterai handphone saya udah mau abis." Ucap Zora pada Pak Erik.

"Eh, iya boleh nih, pake aja dulu kalo udah balikin lagi aja ke sini" balas pak Erik.

"Makasih ya pak, ga lama kok. Yaudah saya kembali ke tenda ya pak, nanti saya balikin permisi pak." Pamit Zora dibalas anggukan dan senyuman oleh pak Erik dan beberapa guru disana.

Zora berjalan kembali ke tenda dengan rasa penasaran sekaligus bingung dengan apa yang tadi ia dengar dari Cakra dan Bianca. "Aku harus cari tau tentang Bianca, aku harus ngomong sama dia." Batin Zora.

"Zora.." panggil Kai dari arah belakang. Zora seketika menoleh ke belakang.. berhenti sejenak menunggu Cakra dan Kai yang berjalan mendekatinya.

"Eh udah balik" ujar Zora seakan biasa saja tanpa apa-apa.

"Iya, kamu ngapain disini hm? Itu powerbank punya siapa?" Tanya Cakra sembari mengelus lembut rambut Zora.

"Tadi baterai handphone aku lowbat terus powerbank aku ketinggalan di mobil untung Afdal bilang kalo pak Erik bawa powerbank dan ga di pake jadi aku pinjem aja tadi ga keinget buat bilang ke kamu biar sekalian ambilnya. Jawab Zora.

"Oh yaudah gapapa, ayo balik.." Cakra menggenggam tangan Zora dan kembali berjalan menuju tenda diikuti Kai.

Zora sama sekali tidak mempermasalahkan apa yang baru saja ia dengar dari Kai dan Cakra, namun penuh tanda tanya tentang siapa sebenarnya Bianca?!!.

"Anak-anak ayo kumpul-kumpul, sebentar saja ga lama ini" beberapa Guru kembali menyuruh semua murid untuk kumpul.

"Lah kumpul lagi" gumam Kai, seketika langkah Kai, Cakra, Zora terhenti lalu tetap diam karena mereka berada di tempat kumpul.

"Sini sini" panggil Zora pada Anna dan Afdal yang sedang duduk di depan tenda.

Afdal dan Anna seketika langsung berdiri dan bersama-sama mendengarkan pengumuman dari kepala sekolah dan beberapa Guru yang ada.

"Baik anak-anak terima kasih karena telah mengikuti acara ini, namun sayang sekali besok sore kita sudah harus kembali dan meninggalkan tempat perkemahan ini karena tempat ini besok akan dipakai, sebenarnya bapak juga sangat kecewa karena tempat ini sudah kita booking namun tetap menerima bookingan lain padahal acara kita masih akan berlanjut. Jadi besok kita hanya akan mengadakan perkunjungan tempat wisata yang berada tak jauh dari sini, dari jam 07:00 sampai dengan jam 11:00, setelah itu silahkan kalian rapihkan barang agar setelah makan siang nanti kita bisa segera pulang. Saya mewakili semua Guru yang ada meminta maaf sebesar-besarnya kepada kalian semua, Terimakasih." Pengumuman dari kepala sekolah yang memberikan informasi mengenai acara.

Tergambar jelas di wajah semua siswa-siswi yang ada kekecewaan yang muncul, namun tetap mengikuti dan tetap senang berada disana.

"Yah masa iya cepet banget, baru nyampe besoknya udah pulang, APALAH APALAH" gumam Afdal.

"Kok bisa ya masih nerima bookingan orang lain, padahal udah di booking sama sekolah kita" sambung Anna yang kecewa.

"Yaudahlah gapapa, mo gimana lagi" suara lembut Zora yang menyambung pembicaraan mereka.

"Kan bener kan kata Anna, jangan ketawa-ketawa banyak, nanti pasti sedih lagi, nah ini bener nih" ujar Kai.

"KAN KAN KAN bener" yakin Anna.

Semua terlihat sangat kecewa, namun tetap senang bisa berada disana dan mengikuti acara walaupun hanya sebentar. Namun Cakra masih juga memikirkan tentang kejadian sebelumnya dimana dia dan teman-temannya hampir saja terluka akibat peluru yang mengarah ke mereka secara tiba-tiba entah dari mana.

Lanjut chapter berikutnya>>

𝐌𝐚𝐬𝐚 𝟎𝟗𝐒𝐌𝐀 𝐒𝐞𝐦𝐩𝐮𝐫𝐧𝐚 (𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang