41

14 1 3
                                    

MET BACAAA....








*di rumah kediaman argawinata*  

Terlihat alex dan leo yang sedang duduk di ruangan yang sama, tidak ada obrolan penting di antara mereka, hanya tentang jestiano yang mengabarkan pada mereka kalau ia sudah berada di bandara untuk kembali ke Indonesia.

Ternyata pekerjaan itu tidak terlalu sulit bagi jestiano, dan selesai dalam waktu cukup singkat yaitu satu bulan, padahal kalau dari tebakan leo pekerjaan itu akan selesai dalam waktu 4 bulan paling cepat, jika sang anak yang melakukan nya.

Leo tak terlalu bereaksi, ia hanya sesedikit kagum pada anaknya, yang menurut nya itu adalah kemampuan miliknya yang menurun pada sang anak.

Huhh sungguh dirinya sangat hebat...

Tak lama beberapa saat muncul mikeyla yang sudah menggunakan  pakaian tidurnya.

"Mas.." Panggil mikeyla pada leo, mikeyla pun duduk tepat di samping leo.

"Kenapa sayang?" Tanya leo mengelus kepala istrinya dengan kasih sayang.

"Aku kangen sama anak anak ku mas!, kenapa kamu nyuruh anakku bekerja sangat jauh sih!?" Ucapnya nya menghempaskan tangan leo yang ada di kepalanya.

Leo cukup sabar menghadapi sang istri, ia paham kalau sang istri tercinta nya itu, sedang dalam mode singa, senggol bacok lah pokoknya.

'Biasa lah cwek :v'  

"Sabar ya sayang besok anak anak kita sudah pulang semua, dan kita akan berkumpul kembali" Ucap leo pelan, dengan lembut agar istrinya tidak marah.

Alex yang melihat tingkah sang paman di buat sedikit terhibur, pasalnya seorang Leonard argawinata yang terkenal sebagai pembisnis berwajah dingin dan sangat terlihat berwibawa, ternyata takut dengan sang istri.

"Aku juga kangen sama anak bungsuku, huhh.."

"Alex, apa ada kabar dari sekolah ara? Apakah tidak ada telpon dari ara?, apa tidak ada telpon dari guru atau wali kelas ara?" Tanya keyla pada alex bertubi tubi.

"Eee" Leo melihat ke arah alex dengan tatapan mengejek, sekaligus bergumam 'jawab lah cepat,atau kau mau di cincang sama mami mu ini?' gumam alex dengan senyuman jahil nya.

"Gak ada--..." Ucapan Alex terpotong dengan suara dering handphone, dari milik keyla.

"Siapa yang menelpon tengah malam begini? Ada ada saj--.. Eh buk aya?..." Ucap keyla melihat ke layar hp nya itu, lalu menekan tombol hijau untuk mengangkat panggilan itu.

'Halo selamat malam, dengan bu keyla?!' ucap bu aya dalam panggilan tersebut, dengan nada yang sedikit tergesa gesa.

"Malam, iya bu aya? Dengan Saya sendiri, ada apa ya bu malam malam menelpon?"  Entah tidak tahu mengapa, jantung keyla sedikit tak tenang saat mengangkat panggilan dari wali kelas anak bungsu nya itu.

'Maaf mengganggu , tapi saya mau mengabarkan tentang keadaan ara.. Bla bla bla'  bu aya menjelaskan semua tragedi yang terjadi dengan singkat tetapi jelas,  sampai ara dan zeela yang sudah di temukan.

dan sekarang mereka sedang naik mobil milik sekolah menuju kerumah sakit karena ara yang kehabisan darah.

Jadi mereka benar benar menempuh hutan yang lebat tengah malam untuk menuju ke rumah sakit, sebenarnya mereka tak mau melakukannya, karena tentu saja berbahaya berkendara saat malam hari, tetapi kondisi salah satu murid mereka yang cukup serius, yang membuat ini mengharuskan mereka untuk pergi.

Keyla terdiam, setelah itu keyla langsung menangis mendengar keadaan anaknya, bahkan leo dan alex pun ikut kaget, mereka ikut mendengarkan perkataan wali kelas ara itu.

'Maafkan kami pihak sekolah, karena lalai menjaga murid kami, sisanya akan saya jelaskan saat di rumah sakit nanti, kita akan menuju ke rumah sakit terdekat, rumah sakit kepala peang, diharapk-- Tut.'
telepon di matikan sepihak oleh leo.

"Anak aku mas!!..."
Keyla sudah menangis, orang tua mana yang tak khawatir pada anaknya? Begitupun dengan leo yang langsung meremat handphone yang ada di tangannya sampai hancur lalu membuangnya ke sembarang arah.

"Sekolah sialan!"

"Alex, cepat siapkan mobil kita langsung menuju ke rumah sakit" Ucap leo datar sembari mengelus tengkuk istrinya sang sedang menangis.

*beralih pada zeela dan ara* 

Suasana di mobil hening, mereka sudah berkendara cukup lama sekitar 2 jam lebih berlalu.

Setelah 2 jam, mereka sudah keluar dari kawasan hutan, dan mulai memasuki jalan raya, yang penerangan nya jauh  lebih baik.

"Tunggu ya ra, dikit lagi kita nyampek kok" Gumam billa melihat muka ara yang sudah memucat, dan tangannya yang dingin, sesekali billa juga melirik luka di kaki ara.

'Sumpah tu luka pasti sakit, kalau itu gw kayaknya gw bakal kesakitan, trus bakal nangis kejer, truss, aldi nolongin gw gak ya.. Pasti iya dongg heehehe' batin billa ribut, bisa di lihat dari mukanya yang senyum senyum gaje.

Ya, billa, Rana, dan jesi juga ikut mengantarkan zeela dan ara, bukan lebih tepatnya, maksa guru biar di kasih ikut.

Hening kembali, semua yang ada dimobil hanya memperhatikan jalan raya yang terasa sangat panjang itu.

Sesekali bu aya berbalik ke belakang untuk melihat keadaan murid murid nya itu.

"Sedikit lagi kita sampai ke rumah sakit ya anak anak" Ucap bu aya pada ketiga muridnya yang hanya diam termenung.

"Cepet banget, perasaan pas berangkat hampir 5 jam" Ucap billa memecah keheningan di antara mereka.

"Lu gak liat pak dodi nyetir mobil udah kayak jalan pintas menuju alam baka" Jawab rana datar.

Jesi dan billa hanya terkekeh mendengar perkataan rana.

Sebenarnya mereka tidak seharusnya tertawa pada saat seperti ini, tetapi mereka selalu mengingat pesan ara kepada mereka...
'mau dalam keadaan apapun harus tetep senyum biar gak garing garing amat, walaupun lu lagi boker pun gapapa'.

Huhh.. Pesan yang sangat bermanfaaat.

Tak lama setelah itu mereka sudah sampai di rumah sakit, pak dodi dengan cepat mengangkat ara terlebih dahulu untuk di bawa ke dalam, sedangkan bu aya memanggil perawat untuk membawa zeela.

"Ara!" Panggil keyla dengan keras, terlihat jelas mata mikeyla yang sudah bengkak karena menangis.

"Maaf bu! Pasien kita bawa masuk ke ruangan terlebih dahulu, ibu mohon menunggu di ruang tunggu!" Ucap salah satu suster pada keyla dengan tegas.

"Sayang, tak apa, tenanglah dulu" Ucap leo menahan sang istri yang meluruh ke lantai.

Leo membawa mikeyla ke kursi yang ad di depan ruangan ICU untuk menunggu.

Rana, billa, dan jesi juga ikut duduk di salah satu kursi yang ada di sana.

Beberapa saat berlalu, mereka menunggu keadaan ara yang sedang di rawat oleh dokter di dalam ruangan.

Hingga pintu ruangan itu tiba tiba terbuka, leo reflek langsung berdiri menghadap ke suster yang keluar dari ruangan anaknya itu.

"Maaf dengan keluarga pasien?" Tanya suster itu pada leo

"Saya ayahnya" Jawab leo datar, tetapi masih tersirat nada khawatir di dalamnya.

"sekarang keadaan pasien cukup mengkhawatirkan, pasien kekurangan darah dan sekarang kami membutuhkan donor darah dari seseorang" Jelas suster itu dengan cepat.

Mikeyla yang mendengar keadaan putrinya itu kembali menangis, begitu juga dengan rana, billa dan jesi yang ada di sana.

"Sayangnya pasien memiliki golongan darah yang lumayan langka, dan stok darah kami untuk golongan darah itu sedang habis, jadi kami  harus mendapatkan donor dari keluarga atau kerabat dekat pasien dengan golongan darah yang sama" Jelas suster itu dengan jelas.




BERSYAMBUNGG...






circle high schoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang