Jisoo menatap Daisy dengan tatapan penuh selidik saat mereka berjalan pulang dari pertemuan di alun-alun desa. Sejak pertemuan dengan pria itu, ada banyak hal yang mengganggu pikirannya. Setelah semua keburukan yang pria itu lakukan, kenapa Daisy masih mau menemuinya? Taeyong Antoine Han, pria yang telah memanipulasi dan mempermainkan ketulusannya, membuatnya dipermalukan dan diasingkan oleh keluarganya. Jisoo sama sekali tidak mengerti kenapa Daisy masih mau berhubungan dengannya.
Taeyong jelas bukan pria baik. Dia licik, pandai bersandiwara, dan tak segan-segan menghancurkan hidup orang lain demi tujuannya sendiri. Apa karena Daisy masih mencintainya? Apakah perasaan itu begitu kuat hingga dia bisa dengan mudah memaafkannya?
Jika Hilda tidak menceritakan masa lalu Daisy dan Taeyong, Jisoo mungkin akan tertipu dengan wajah rupawan dan sikap pria itu yang terlihat begitu sempurna bak malaikat. Sementara di balik topeng sempurna itu, tersembunyi hati iblis. Jisoo bergidik ngeri membayangkan apa jadinya bila Daisy kembali jatuh ke pelukan pria licik itu.
Daisy bertingkah seolah tidak ada yang pernah terjadi—seolah semua kemalangan yang dialaminya di masa lalu bukanlah apa-apa. Jisoo masih tak bisa mengerti bagaimana Daisy bersikap sesantai itu saat bertemu pria itu. Jika itu dirinya, dia sudah pasti akan membunuh Taeyong dan sampai kapan pun, tidak akan pernah memaafkannya.
“Jadi,” Jisoo mencoba berbicara dengan nada santai, “siapa pria yang kau temui tadi?”
Dia sebenarnya tahu siapa pria itu, tapi memilih untuk berpura-pura tidak mengetahuinya. Daisy belum menyadari bahwa Hilda telah menceritakan segalanya tentang masa lalunya bersama pria tersebut.
“Ah, dia? Dia hanya kenalan lama. Tidak perlu dipikirkan.”
“Kenalan lama?” Jisoo mengerutkan kening, pura-pura penasaran. “Kau tidak pernah bercerita tentangnya. Siapa namanya? Yeah, aku hanya sedikit tertarik—maksudku, saat melihatmu bersamanya, kau terlihat ... bahagia.”
“Dia satu-satunya kenalan yang aku punya di desa ini. Kami sudah lama tidak bertemu. Itulah sebabnya aku bahagia.”
Kau tidak pandai berbohong, batin Jisoo heran. Mana mungkin pria itu berasal dari desa! Taeyong Antoine Han jelas bukan orang biasa. Pria itu sama sekali tidak terlihat seperti orang desa dengan pakaian mewah dan caranya membawa diri. Jisoo tidak percaya bahwa Daisy akan menyembunyikan identitas pria itu darinya.
Maka dia pun mengikuti permainannya. “Sejak kapan pria itu tinggal di desa ini?” Dia terus mengawasi Daisy, ingin melihat seberapa jauh gadis itu mampu berbohong kepadanya.
“Ah, itu ...,” Daisy tampak gelagapan, “dia sedang ... hm, sedang mengunjungi kerabatnya di sini. Ya, benar! Mengunjungi kerabat. Sebenarnya dia bukan berasal dari desa ini, tapi ... desa tetangga.”
Saat Jisoo hendak membuka mulut untuk berbicara, Daisy dengan cepat melanjutkan, “Lagi pula aku sudah mengenalnya jauh sebelum aku mengenalmu.”
Jisoo terdiam sejenak, memandanginya yang berjalan dengan langkah semakin cepat. Kata-kata barusan seperti tameng yang ingin menahan Jisoo supaya tidak menggali lebih dalam. Seolah ingin menegaskan padanya bahwa pria itu teman lamanya, sedangkan dia hanyalah teman yang baru beberapa bulan bersamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking Her | taesoo [✔️]
FanfictionDikhianati oleh saudara kembarnya, Putri Kedelapan dari keluarga assassin hidup dengan identitas baru sebagai Jisoo Lyudmila Baek, setelah diselamatkan dari kematian oleh seorang bangsawan muda, Daisy Lavinia. Demi membalas budi, Jisoo bersumpah mel...