Chapter XLI: Run 3.0

205 60 3
                                    

Jisoo mengepalkan tangan sembari menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan kegugupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jisoo mengepalkan tangan sembari menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan kegugupannya. Dia tahu risiko yang harus dihadapinya, tapi rasa kemanusiaannya tidak bisa dia abaikan begitu saja. Dengan hati yang berdebar keras, dia melangkah maju, berharap keberaniannya tidak akan goyah saat berhadapan langsung dengan ancaman.

Aku harus menyelamatkannya, apa pun yang terjadi! batinnya dengan tekad kuat.

Tanpa pikir panjang, Jisoo langsung mengatur suaranya dengan mengubah nada bicaranya agar terdengar lebih dalam dan tegas menyerupai suara pria dewasa. Hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan olehnya untuk menyelamatkan anak itu. Teknik ini adalah salah satu trik pengubah suara yang pernah dia pelajari iseng-iseng dari kakaknya, Junghoon, dulu.

Dia memutuskan untuk berpura-pura sebagai petugas keamanan, sambil berharap ketiga pria itu percaya. Sembari bersembunyi dalam bayang-bayang, Jisoo berteriak dengan nada penuh otoritas, “Hei! Apa yang kalian lakukan di sini?! Berani-beraninya kalian mengganggu ketertiban wilayah ini!”

Ketiga pria itu terdiam seketika, lalu saling bertukar pandang dengan wajah bingung. Mereka bertiga jelas tak menduga akan ada “petugas keamanan” muncul di tempat kumuh seperti ini. Akan tetapi, salah satu dari mereka, seorang pria bertubuh kekar dengan tatapan licik langsung terkekeh pelan, tak mudah percaya begitu saja. “Petugas keamanan? Kalau kau memang petugas, tunjukkan dirimu! Berhenti sembunyi di balik bayangan!”

Jisoo menahan napas, menyadari bahwa jika dia muncul begitu saja, penyamarannya akan langsung terbongkar. Pria itu sengaja memancingnya supaya mau keluar, tapi Jisoo tidak akan mudah terhasut oleh tantangannya. Sembari mempertahankan ketegasannya, dia melangkah sedikit maju hingga bayangannya tampak lebih besar di dinding gang. Dengan suara lantang, dia membalas, “Aku tak perlu menunjukkan diriku. Satu panggilan saja dan pasukan tambahan akan tiba. Kalian tahu apa akibatnya jika aku memanggil mereka, kan? Atau kalian mau aku langsung mengisi laporan tentang pelanggaran kalian?”

Dua pria lainnya mulai menunjukkan tanda-tanda gelisah. Salah satu dari mereka menyikut si pria kekar, ekspresi di wajahnya tampak cemas. “Kita bisa kena masalah besar. Aku dengar petugas di sini tak segan menangkap orang tanpa alasan,” bisiknya panik.

Namun, pria kekar itu tak menyerah begitu saja. Dia mendengus, matanya masih menatap tajam ke arah bayangan Jisoo. “Itu cuma bayangan! Dia cuma berani menggertak dari tempat persembunyiannya!”

Jisoo tersenyum tipis dalam bayangannya, menyadari bahwa dua pria lainnya mulai terpengaruh. Dia kembali memanfaatkan ketakutakan dua orang lainnya, kali ini dengan ancaman yang lebih kuat. “Kalau kalian mau bertaruh, silakan. Tapi ingat, yang pertama dibawa ke penjara tak akan punya kesempatan berdalih. Sekarang, pergi dari sini dengan tenang sebelum aku memanggil banyak orang untuk menyeret kalian!”

Pria yang tampak lebih muda dari mereka mulai mundur, sorot ketakutan tergambar jelas di wajahnya. “Ayo, kita pergi. Urusan ini tak sebanding dengan masalah yang akan kita hadapi,” ujarnya sambil menarik kedua rekannya menjauh.

Breaking Her | taesoo [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang