Wajah Nilo berubah drastis, panik kini menguasainya. “Sial! Jangan panggil dia!” Dia bergerak dengan kasar, mencoba membekap mulut Jisoo lagi.
Namun, gadis itu bergerak terlalu cepat. Dengan gerakan panik dan cekatan, Jisoo berguling di atas ranjang berusaha menjauh darinya. Sekali lagi dia berteriak sekeras mungkin, suaranya menggema di ruangan itu, penuh ketakutan dan harapan untuk diselamatkan.
“Taeyong! Tolong aku!”
Suara itu seperti bel alarm yang menusuk telinga Nilo, membuatnya mengumpat di antara napas yang berat.
Di luar lorong mansion kini dipenuhi oleh suara langkah kaki yang berat dan tergesa-gesa. Taeyong muncul di ujung lorong, sosoknya terlihat seperti bayangan gelap yang bergerak dengan tujuan pasti. Dia mengenakan setelan hitam yang rapi, tapi aura yang mengelilinginya jauh dari kesan tenang. Wajahnya yang dingin memancarkan kemarahan, matanya menyipit tajam saat mendengar suara Jisoo yang jelas memanggil namanya.
Tatapan matanya seperti pisau yang bisa menembus dinding, mengukur jarak dengan cepat. Tanpa ragu, dia melangkah lebih cepat hampir seperti memburu sesuatu yang menjadi haknya. Punggungnya tegak, tangannya mengepal di sisinya, seolah-olah siap menghantam siapa pun yang menghalanginya.
Nilo berhenti sejenak, tubuhnya mendadak menegang. Dia memiringkan kepala, mendengarkan langkah kaki yang mendekat dengan kecepatan mengancam. Wajahnya berubah semakin gelap, frustrasi mulai memuncak. “Bagus sekali, Nilo. Sekarang kau harus berurusan dengannya,” gumamnya dengan nada sarkastik, seolah berbicara pada dirinya sendiri. Rahangnya mengeras saat dia menyadari bahwa semua rencananya telah berantakan.
Di sisi lain kamar, Jisoo yang masih terguncang menatap Nilo dengan tatapan bercampur bingung dan takut. Tubuhnya sedikit membungkuk, tangan gemetar mencengkeram ujung ranjang sebagai pegangan. “Apa yang kau mau dariku?” tanyanya mencoba terdengar tegas. Mata Jisoo liar, terus mencari celah untuk kabur. Namun, seluruh tubuhnya masih diliputi adrenalin, membuatnya sulit berpikir jernih.
Nilo yang kini terlihat lebih gelisah, mengangkat tangan dengan gerakan pelan. Dia mencoba menunjukkan bahwa dia tidak ingin melukainya. “Dengar,” katanya cepat, seperti orang yang sedang bernegosiasi di ujung tanduk. “Aku tidak mau menyakitimu, oke? Aku di sini untuk membawamu keluar dari tempat ini. Ini semua hanya salah paham!”
Namun, suaranya yang terburu-buru dan ekspresi gugupnya hanya membuat Jisoo semakin tidak percaya. Dia merapat ke dinding, matanya masih menatap tajam Nilo. “Keluar? Kau pikir aku akan mempercayaimu setelah semua ini?” ujarnya dengan nada getir, mencoba melawan rasa takut yang terus mencekiknya. Tubuhnya sedikit gemetar, tapi dia berusaha keras untuk tidak menunjukkan kelemahannya.
Nilo mengusap wajahnya dengan kasar, terlihat frustrasi. “Kau tidak mengerti! Aku di sini untuk menyelamatkanmu dari dia!” ujarnya putus asa sambil menunjuk ke arah pintu dengan gerakan mendadak, membuat Jisoo sedikit tersentak. “Kalau kau tetap di sini, kau akan lebih menderita. Aku mencoba membantumu, sialan!”
KAMU SEDANG MEMBACA
Breaking Her | taesoo [✔️]
FanfictionDikhianati oleh saudara kembarnya, Putri Kedelapan dari keluarga assassin hidup dengan identitas baru sebagai Jisoo Lyudmila Baek, setelah diselamatkan dari kematian oleh seorang bangsawan muda, Daisy Lavinia. Demi membalas budi, Jisoo bersumpah mel...