Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
."Minta uang, Ma. Dua ribu aja, Olive mau beli jajan di warung Tante Ita."
Wanita berambut pendek itu menghela napas, ia menggapai dompet kecil yang berisikan beberapa uang recehan. Wanita yang dipanggil dengan sebutan 'Mama' pun memberi selembar uang dua ribu kepada anak perempuan berusia enam tahun itu. "Nih, habis beli jajan langsung pulang. Jangan kemana-mana, Mama tunggu di sini."
Anak perempuan bernama Olive itu mengembangkan senyuman ketika mamanya memberikan uang. Olive mengangguk senang dan berdiri, ia pun berlari keluar menuju warung yang anak perempuan maksud tadi. Dia tidak peduli betapa panasnya terik matahari siang ini, Olive tetap berlari kecil dengan senyuman merekah sambil memegang uang dua ribu ditangannya.
Olive menghentikan langkahnya, senyuman tadi pun memudar secara perlahan ketika melihat antrian di warung depannya banyak sekali anak-anak seumuran Olive. Terutama anak laki-laki. Olive terdiam, dia sebenarnya sangat menginginkan sosis goreng yang Tante Ita jual. Namun saat melihat antrian begitu banyak, bahkan beberapa anak laki-laki di sana, membuat Olive enggan untuk melangkah maju.
Anak perempuan yang menguncir rambutnya menjadi dua bagian itu menunduk sambil melihat uang dalam genggamannya, perlahan ia mendongak melihat warung itu lagi sambil menyakinkan dirinya untuk tetap beli saja. Olive pun menganggukkan kepalanya, ia berjalan maju dan berdiri tepat di anak laki-laki yang juga sedang mengantri sosis goreng.
"Tante, aku beli dua ribu, ya!"
Olive menyipitkan matanya saat merasakan panas matahari yang menembus kulit tangannya. Teriakan-teriakan anak laki-laki membuat Olive sedikit terganggu, terutama anak laki-laki yang berdiri tepat di belakang Olive. "Tante, lama banget, sih?!"
"Iya, Joy! Sabar! Emang yang beli cuma lu doang? Antri!" balas perempuan yang bernama Ita, ia mendengus ketika melihat anak laki-laki bernama Joy berteriak paling keras. Padahal, dia juga berbaris di belakang, tepat di belakang Olive.
"Eh!"
Joy menarik pelan pundak Olive sehingga anak perempuan itu menoleh. "Aku duluan, ya? Kamu di belakang aja sama Galang. Aku mau beli sosis!"
"Ih! Aku juga mau beli sosis, emang aku ngapain di sini! Tante Ita bilang harus antri, aku duluan dari pada kamu," ucap Olive dengan merenggut.
"Bawel banget!"
Tiba-tiba saja Joy dengan iseng menarik pelan ikat rambut Olive sebelah kanan, Olive berdecak dan sedikit menjauh. Olive melirik Joy dengan tatapan jengkel, sesekali menoleh ke arah anak laki-laki yang Joy sebut bernama Galang itu. Galang hanya diam, dia berdiri dengan tenang tanpa melirik ke arah Olive sedikit pun.
Sisa satu anak lagi, Olive akan berdiri paling depan. Olive tersenyum ketika cukup lama mengantri akhirnya Olive mendapatkan sosis yang ia sudah inginkan dari sedari tadi. Anak perempuan itu baru saja ingin mengambil sosis itu dari tangan Ita, tapi bertapa terkejutnya Olive saat Joy langsung merampas sosis itu dan melempar uang dua ribu ke arah Ita. "Hei! Itu punya aku!"
"Wle, Wle, wle!" Joy menjulurkan lidahnya keluar sambil menghadap ke arah Olive.
Anak perempuan itu menatap Joy dengan kesal, ia berlari mengejar Joy namun tenaga anak laki-laki itu lebih kuat dari pada Olive. Sontak saja Olive menangis karena kekesalannya yang tidak bisa ia lampiaskan.
"Joy! Enggak boleh kayak gitu, kasian dia!" teriak Galang menghampiri Olive yang terduduk menyembunyikan wajahnya di tumpukan tangannya.
Galang memegang kedua pundak Olive yang bergetar, ia mengusap pelan juga sambil menatap Joy dengan kesal. Dengan cepat Galang mengejar Joy dan memukul pelan pundak anak laki-laki itu, Galang mengambil alih plastik berisikan sosis goreng itu dan berjalan menghampiri Olive yang masih menangis.
Beberapa anak-anak lainnya sama sekali tidak menghiraukan kegaduhan Galang, Olive dan Joy. Mereka lebih senang sibuk dengan kesibukan masing-masing.
Galang mengarahkan plastik itu, "ini sosis mu. Udah, jangan nangis lagi."
Olive dengan pelan membuka tangan yang menutupi wajahnya, dia tersenyum sambil mengambil sosis itu dari tangan Galang. "Makasih, yah."
Anak laki-laki bernama Galang itu mengangguk, ia menoleh ke arah Joy yang berjalan menghampirinya.
"Joy, kamu harus minta maaf. Kata papaku, enggak baik iseng sama anak perempuan apalagi sampai nangis."
"Iya,iya!" balas Joy, ia mengulurkan tangannya ke arah Olive dengan wajah datarnya. "Aku minta maaf, ya."
Olive tersenyum lebar, ia membalas uluran tangan Joy dan mengangguk. Tanpa banyak berbicara lagi, Joy meninggalkan Galang dan Olive yang masih berhadapan di sana.
"Rumah kamu di mana? Aku anterin pulang, ya?"
Olive mengangguk pelan, "boleh."
.
.
.
Vote dan komen jangan lupa, xixixi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari, mungkin ak...