Hilang - 4

68 41 22
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Begini rasanya kerja.

Akhirnya Olive pun diterima untuk menjadi salah satu bagian kantor itu, walau hanya sebatas memiliki tugas untuk membantu karyawan. Bila karyawan mempunyai banyak pekerjaan serta ingin melakukan fotocopy, karyawan dapat meminta tolong dirinya untuk melakukannya. Bahkan jika membuatkan minuman sekedar makanan pun, Olive akan melakukannya.

Olive sesekali mengusap peluh keringatnya yang terus membasahi pelipis perempuan itu. Setelah berjam-jam berada di kantor akhirnya Olive pun pulang tepat di pukul jam empat sore, ia memilih untuk berjalan seperti kemarin melewati lorong belakang kos saja karena baginya lebih cepat untuk sampai ke kos.

Perempuan itu menoleh ke sana ke mari, lingkungan di bagian belakang kos memang cukup sepi. Hanya beberapa rumah yang di tempat orang-orang, selainnya dibiarkan kosong sampai berdebu.

"Lo pacaran sama Sandy?"

Pertanyaan Galang tadi pagi kembali teringat. Laki-laki itu hanya sekedar bertanya, namun rasanya seperti ada sesuatu yang ingin laki-laki itu ucapkan. Tapi rasanya enggan untuk berbicara, Olive menggeleng, di sepanjang perjalanan dari kos menuju kantor, Galang hanya menanyakan satu pertanyaan itu. Tidak lebih. Mereka hanya diselimuti keheningan.

Olive berusaha untuk menjaga keseimbangan tubuhnya agar tidak dengan seenaknya memeluk tubuh Galang, Galang juga demikian, dia melajukan motornya sesuai kecepatan yang membuat Olive tetap aman di belakangnya.

"Hati-hati." Sesampainya di kantor, Galang sempat menunggu Olive masuk sampai dalam. Dia benar-benar memastikan bahwa Olive memang sampai di dalam dengan selamat, perempuan itu mengulum senyumnya sendiri ketika menyadari hal itu.

Namun, ada satu ucapan yang memang berhasil keluar dari mulut Galang, Olive juga tidak tahu apa maksudnya sehingga Galang berani mengucapkan itu sebelum Olive melangkah menjauh dari Galang.

"Jangan deket-deket sama Sandy. Dia bahaya."

Memang benar, bukan? Laki-laki itu memang bahaya. Dia berani meneriaki Olive, mengetuk pintu Olive dan dengan sengaja muntah di dekat pintu kamar Olive sampai ... berani merangkul lalu memangku tubuh Olive. Ah! Rasanya Olive ingin lenyap dari dunia ini detik itu juga ketika mengingat kembali wajah Sandy yang sangat dekat tadi pagi. Dia berharap, itu adalah pertama dan terakhir kalinya dia dekat dengan laki-laki bernama Sandy itu.

"Olive."

Perempuan yang baru saja memutar kunci kamarnya menoleh, di sana Arga turun dengan jaket yang ada di tangan kanannya. Laki-laki itu mendekat, "gimana kerjanya hari ini?"

Olive tersenyum, ia mengurungkan niat untuk membuka pintu kamarnya dan menghadap sepenuhnya ke arah Arga dan menatap laki-laki itu. "Syukur, lancar banget. Lo mau ke mana? Perasaan sibuk banget dari kemarin gue enggak lihat lo sama sekali," ucap Olive.

"Iya, nih. Sorry banget belum ngajak lo jalan-jalan selama di sini, gue ada urusan dikit." Arga tertawa pelan.

"Bener banget, emang lo parah, sih, enggak ngajak gue jalan-jalan. Oh, ya–"

Ucapan Olive terhenti ketika melihat Bayu yang keluar dari kamar Mitha. Laki-laki itu hanya membuang pembungkus plastik ke dalam tempat sampah kecil yang ada di dekat pintu kamar perempuan itu, Bayu melirik sekilas ke arah Arga dan melemparkan senyuman tipis lalu menatap ke arah Olive tanpa bereskperesi apa pun.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang