Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
."Buk?"
Olive menjauhkan benda pipih itu dari telinga, melihat layar ponselnya yang tiba-tiba saja mati. Dia berdecak kesal, padahal baru saja dia berbincang santai dengan ibunya di seberang sana. Dengan kesal, Olive meletakan ponselnya di atas meja. Dia berdiri dan keluar dari kamar.
Ia menoleh melihat sekeliling yang sunyi ini, Olive menutup kembali pintu kamarnya dan berjalan naik ke lantai atas. Olive mencari Arga untuk meminjam ponsel laki-laki itu. Suasana lantai atas sama seperti lantai bawah, tidak ada siapa-siapa di sana kecuali Olive yang berdiri di ujung itu. "Arga?"
Olive memelankan langkahnya ketika melihat pintu kamar Arga yang sedikit terbuka. Sekali lagi Olive memanggil nama Arga, namun tidak ada jawaban apa pun dari laki-laki itu. Olive mengerjap ketika ia sudah memegang gagang pintu kamar Arga, dengan keberanian yang Olive punya, Olive membuka perlahan pintu itu.
Perempuan itu mengernyit ketika melihat Arga yang membelakangi dirinya. Laki-laki itu duduk, entah apa yang dia lakukan di balik tubuhnya. "Arga? Lo ngapain?"
Terkejut dengan kehadiran Olive, Arga sontak menoleh dan memperlihatkan benda asing di tangannya. Botol plastik dengan sedotan yang tersambung di kepala botol itu, wajah Arga tampak sayu dengan ekspresi terkejut. Olive terdiam, ia maju dan melihat apa yang Arga pegang.
Namun, dengan cepat Arga menyembunyikan benda itu di belakang tubuhnya. Arga berdiri sehingga Olive sedikit mendongak untuk menatapnya. "Apa itu?"
"Ap–apaan? Bukan apa-apa, ngapain lo ke sini?" tanya Arga dengan gugup. Dia mengerjap berulang kali dan berusaha menyembunyikan benda itu.
Lagi-lagi Olive mengernyit, ia menoleh melihat beberapa pembungkus kecil yang berisikan serbuk putih ada di atas ranjang milik Arga. Sadar apa yang di lakukan, Olive terbelalak dan menutup mulutnya sendiri.
"Arga? Lo ngapain pakai barang itu, Ga?"
Arga menoleh, dengan cepat ia mengambil pembungkus kecil itu dan memasukannya ke dalam saku celana jeans yang ia gunakan. "Enggak. Ini bukan apa-apa, Olive. Udah tenang aja, gue enggak pakai juga."
"Enggak pakai apa? Buktinya lo pakai, Ga. Berhenti, enggak?!"
Olive mengulurkan tangannya, mengadah untuk meminta benda itu untuk ia ambil dari tangan laki-laki yang ada di hadapannya. Arga menggeleng cepat, kegugupan terlihat jelas di wajah Arga saat ini. "Sini!"
Perempuan itu berdecak ketika Arga tak kunjung memberikan benda yang disembunyikan itu dari tangannya, Olive pun maju dan mengambilnya sendiri. Arga berusaha untuk menghindar sehingga kini Olive melingkarkan tangannya di tubuh Arga.
"Arga, siniin!"
"Enggak, Olive. Jangan!" seru Arga.
BRUK!
Suasana hening seketika. Arga jatuh menindih tubuh Olive di atas ranjang laki-laki itu. Olive mengerjap, deru napas laki-laki itu terdengar jelas dipendengaran Olive sekarang. Ke dua tangan Olive menahan dada Arga agar tak sepenuhnya menindih tubuh Olive, Olive mengerjap berulang kali ketika melihat wajah sedekat ini.
"Gue udah bilang, jangan, Olive," ucap Arga dengan berbisik sehingga membuat tubuh Olive bergidik ngeri.
Olive dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Arga. Laki-laki itu langsung melepaskan tubuhnya dari atas Olive, Olive berdiri menatap Arga yang terduduk di lantai. Dadanya berdetak kencang, napas Olive seakan-akan berhenti memompa paru-parunya.
![](https://img.wattpad.com/cover/377097111-288-k335763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...