Hilang - 11

54 38 23
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Olive betul-betul tidak sampai memikirkan ini, Sandy membawanya ke acara keluarganya. Betapa terkejutnya Olive ketika Sandy membukakan pintu untuknya dan melihatkan ke banyak orang di dalam sana, keluarga besar Sandy pun menoleh secara bersamaan ketika Sandy dan Olive masuk ke ruangan tersebut.

Dia menjadi canggung, refleks ia menggandeng tangan Sandy karena tidak ada satu orang pun yang Olive kenal di sana kecuali Sandy. Sandy pun dengan senyuman manisnya menggenggam erat tangan Olive, bahkan sesekali laki-laki itu merangkul pinggangnya.

"Oi, Sandy! Wih, akhirnya setelah sekian purnama enggak pernah ikut kumpul keluarga, sekarang dateng ngumpul langsung bawa cewek."

Salah satu laki-laki yang bertubuh tingginya tak jauh dari Sandy menghampiri Olive dan Sandy. Sandy mengangguk sambil membalas tepukan bahu laki-laki itu, Sandy menoleh tersenyum ke arah Olive dengan lembut.

"Kenalin, dia–"

"Adiba?"

Detik itu juga senyuman Olive memudar pelan. Bahkan Adiba pun sudah di kenal dengan keluarga Sandy, perempuan itu mungkin saja pernah pacaran dengan Sandy. Hanya saja. Sandy tidak mengakui semua itu.

Sandy memukul pelan pundak laki-laki yang tidak perempuan itu kenali. "Sembarangan! Ini Olive, pacar gue."

"Oh, kirain ini yang namanya Adiba."

Laki-laki itu mengulurkan tangannya ke Olive, dengan pelan pun Olive membalas tangan itu dan menunduk memberikan senyuman tipisnya. "Olive."

"Rangga, sepupunya Sandy."

Hanya itu. Sandy berdecak sambil mendorong pelan pundak Rangga, ia menarik Olive tanpa berbicara sedikit pun ke laki-laki bernama Rangga itu. Olive hanya melempar senyum ketika Sandy menariknya dan membawanya ke salah satu meja bulat panjang yang sudah di kelilingi beberapa orang.

Beberapa orang di sana menyapa kehadiran Sandy dan Olive dan tak jarang beberapa orang itu memanggil Olive dengan nama 'Adiba'.

Sandy menuntun Olive untuk memberikan salam di beberapa orang di sana. Ada yang peduli, ada juga yang acuh padanya. Hingga pada akhirnya, Sandy membawanya ke dua pasangan paruh baya yang duduk tak jauh dari jangkauan Sandy dan Olive. "Ma, Pa."

Itu adalah orang tua Sandy. Tina dan Erwin menoleh, memberikan senyuman lebar ke anak laki-laki itu.

"Kenalin, Olive. Pacar Sandy."

Olive pun mencium punggung tangan kedua orang tua Sandy dan senyum. Tina pun tersenyum lebar. "Cantik banget kamu, Nak. Kamu beruntung banget bisa buat Sandy datang ke acara keluarga. Dia enggak pernah ikutan begini-beginian."

"Dia lebih pilih temannya dari pada keluarganya," lanjut Erwin dengan malas. "Om kira, kamu yang namanya Adiba."

Lagi-lagi Olive mengerjap, dia menatap perlahan ke arah Sandy. Laki-laki itu juga menatapnya dengan tatapan yang susah untuk Olive tebak, Sandy menggeleng pelan untuk mengisyaratkan ke perempuan di sampingnya itu. Olive pun menggeleng canggung saat Tina dan Erwin masih menatap ke arahnya.

"Kamu sudah makan, sayang? Ayo makan dulu, sebentar baru pulang. Acara kita masih lama, kebetulan kakaknya Sandy baru aja melahirkan jadi kita buat acara kecil-kecilan di tempat ini," ucap Tina menarik pelan Olive.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang