Hilang - 15

42 32 22
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Sandy membuka matanya pelan, tubuhnya terasa susah bergerak. Ia menunduk melihat Olive yang tertidur pulas di lengannya, Sandy tersenyum pelan dan laki-laki itu mengeratkan pelukannya kembali. Menarik Olive lebih dalam lagi dan sesekali mengecup kening perempuan itu.

"Kita putus aja."

Laki-laki itu terdiam, tangannya mengusap pelan punggung Olive naik turun sehingga perempuan itu lebih terasa nyaman. Ucapan Olive semalam terus terngiang di benak Sandy dan malam ini adalah malam terakhir ia memeluk perempuan berambut sebahu ini. Rasanya susah untuk Sandy terima semuanya, ia juga tidak bisa melepaskan Olive begitu saja. Kejadian di cafe itu benar-benar membuat perempuan yang dia cintai merasakan sakit hati.

Sandy juga tidak tahu apa maksud dan tujuan Adiba melakukan semua ini. Tadi, Adiba hanya menyuruhnya untuk mengantarnya saja. Sandy pun sudah menolak, dia tahu bahwa Olive akan hadir di acara tersebut. Karena dia masih merasa bersalah karena kejadian saat Olive menamparnya, akhirnya Sandy sedikit mengurungkan niat untuk mendekat ke Olive.

Namun, Adiba memaksanya, bahkan menarik Sandy untuk masuk ke dalam cafe itu. Perempuan itu memang gila. Dia adalah satu-satunya orang yang mengetahui jika Sandy dan Olive sudah berstatus pacaran, Adiba juga yang membuat Olive cemburu tentang kopi pagi hari itu. Sandy hanya menggeleng ketika mendengar semua cerita perempuan berambut coklat itu, maka dari itu Sandy menghampiri Olive siang lalu di warung dekat kantornya. Padahal jelas-jelas Sandy tidak ada di kamar perempuan itu, dia memang ada di rumah orang tuanya saat itu.

Olive itu cantik. Bagi Sandy. Laki-laki itu sangat menyukai sikap gugup perempuan itu, sangat lucu, apalagi saat Olive membulatkan matanya ketika perempuan itu duduk di pangkuannya untuk pertama kali. Sandy masih sangat ingat. Olive yang kaget karena Sandy yang tiba-tiba saja ada di dalam kamarnya dan saat Olive menerima cintanya.

Kecupan bibir itu masih terasa nyata, Sandy betul-betul merasakan bagaimana rasanya ciuman dengan perempuan yang terdiam mematung ketika Sandy mengulum lembut bibirnya. "Ciuman pertama gue," lirih Olive saat itu.

Sandy mendengus menahan tawa ketika mengingat itu. Laki-laki itu menarik selimut yang ia gunakan bersama Olive lebih tinggi, sehingga perempuan yang ada di pelukannya itu tertutup sebatas lehernya.

Semua masih teringat jelas. Saat Sandy mengikuti Arga ke stasiun untuk menjemput Olive, mengetuk pintu Olive dengan sengaja dan sekedar bertanya. Wajah bingung itu membuat Sandy tersenyum pelan, wajah yang saat ini terlihat tenang dalam pelukannya.

"Tapi dengan cara lo peluk-peluk gue gini, gue jadi enggak suka ketemu sama lo."

Lagi-lagi Sandy tersenyum lebar mengingat semua kegugupan perempuan ini. Ia tidak yakin dengan dirinya sendiri sekarang, apa dia bisa melewati hari-harinya tanpa bertemu dengan Olive atau perempuan itu akan menjauhinya setelah ini.

Sandy sedikit mengubah posisi tidurnya lebih nyaman sehingga perempuan yang ada dalam rangkulannya itu merenggangkan tubuhnya. Laki-laki itu menunduk, matanya menatap mata Olive yang perlahan terbuka. Suara rintikan hujan membuat dalam selimut mereka semakin hangat, hingga keduanya tidak menyadari bahwa mereka sudah bukan lagi sepasang kekasih.

Sandy mengiyakan ucapan Olive, meminta Olive tidur dalam pelukannya untuk terakhir kalinya. Perempuan itu terdiam ketika Sandy tersenyum tipis, ia memejamkan matanya ketika Sandy mengusap halus pipi kiri Olive. Olive memajukan tubuhnya, menarik tengkuk leher Sandy dan memeluk laki-laki itu. Sandy terdiam, perempuan itu menyembunyikan wajahnya di leher Sandy sehingga laki-laki merasakan hembusan napas Olive yang hangat.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang