Hilang - 14

44 32 20
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Sikap Sandy membuat Olive semakin serba salah. Di saat ia keluar dari dalam kos, ia melihat Sandy, Galang, Bayu dan Arga duduk bersama di depan seperti biasa. Namun, yang menghampiri Olive saat itu adalah Arga. Olive menatap Sandy yang sama sekali tidak menatapnya, sibuk menghisap rokok serta menunduk memainkan kakinya dengan tanah.

Olive tidak tahu lagi harus membenahi semua bagaimana. Padahal permintaan Olive untuk menyembunyikan hubungan ini sudah disetujui pleh laki-laki itu. Setiap bertemu laki-laki itu selalu membuang muka, dia juga sudah jarang masuk ke kamarnya walaupun Olive tidak pernah lagi mengunci kamarnya.

Kini tepat satu hari mereka saling membisu. Olive merasa gelisah, dia harus meminta maaf kepada laki-laki itu. Apalagi Sandy akan berada di satu tempat yang sama dengannya di acara ulang tahun Ada. Olive rasa, dia akan bisa berbicara dengan Sandy nanti.

Arga menggandeng tangan Olive masuk ke dalam salah satu cafe di sana. Cukup ramai, sehingga lebih banyak orang yang tidak Olive kenali di sini kecuali teman-teman kos saja. Olive menoleh, mendapat perempuan yang duduk sendiri dengan rokok yang ada di sela jarinya. Perempuan itu tenang sekali, dia duduk tanpa gangguan siapa pun dan sesekali memainkan ponselnya.

Olive memilih ikut duduk bersama perempuan itu. "Hai, gue boleh ikut duduk di sini?"

Perempuan itu mendongak, menatap Olive tanpa ekspresi sesaat lalu tersenyum tipis mempersilahkan Olive untuk duduk di sebelahnya. Olive mengulurkan tangannya ke arah perempuan itu. "Olive."

"Gue tau," balas perempuan itu singkat. "Gue Ziva."

"Ziva, noh, bekasnya. Habis dari dia, ke gue, deh."

Ucapan Bayu kembali teringat. Ternyata perempuan bernama Ziva itu memang cantik, wajahnya sangat anggun jika dilihat dari kedekatan seperti ini. Wajahnya tidak jauh beda dengan Adiba yang mempunyai perawakan dewasa, lalu kenapa Sandy bisa memilihnya menjadi pacar dengan penampilannya yang sangat sederhana ini.

"Lo pacaran sama Sandy?"

Olive mengerjap, ia menoleh untuk menatap Ziva yang meletakan ponselnya di atas meja hadapannya. Perempuan itu juga menatapnya dengan tatapan tajamnya. "Sandy udah cerita semuanya ke gue kemarin waktu dia ke atas."

Perempuan berambut sebahu itu semakin bingung. Jadi malam itu saat Sandy turun dari atas ternyata laki-laki itu pergi ke kamar Ziva. "Cerita apaan?"

"Dia mau mutusin lo."

Dia sontak terdiam. "Bercanda, Olive. Sandy enggak sejahat itu juga kok. Dia emang bisa bohong sama anak-anak kos, tapi kalau sama gue enggak bakalan bisa."

Ziva dan Olive sontak menoleh bersama ketika tiga laki-laki masuk secara bersamaan. Pandangan Olive jatuh kepada Sandy di sana, ia sangat tampan dengan baju polos hitam dan jaket jeans yang dia gunakan. Dia tidak sendirian, ada Galang dan Bayu di sisi kanannya.

"Kalau lo mau hubungan lo sama Sandy awet, jangan sekali-sekali percaya dengan omongannya Bayu. Dia itu cowok terlicik yang pernah gue kenal," lanjut Ziva.

Olive kembali menatap Ziva. "Gue enggak pernah pacaran sama Sandy. Sandy udah nolongin gue waktu Bayu nyoba buat kabur dari tanggung jawabnya, dia yang bantuin gue bangkit kembali walaupun jujur gue juga pernah suka sama dia karena sikap dia yang ternyata lembut sama cewek."

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang