Hilang - 21

136 47 29
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Olive terdiam cukup lama. Memandang keramaian yang tidak riuh di depan sana, bendera kuning kecil terlihat jelas depan matanya. Beberapa orang berlalu lalang dengan membungkuk sambil menjabat tangan orang-orang yang sudah duduk sejak tadi di sana.

Rasanya sesak. Bagaimana tidak? Bayangkan jika kamu berada di posisi ini, meninggalkan rumah jauh untuk mencari nafkah dan kamu pulang disambut dengan kabar duka yang mendalam. Wanita yang paling kamu cintai, wanita yang merawatmu dari kecil hingga dewasa sudah menghadap ke sang maha kuasa. Secepat itu, Olive tahu ini tidak cepat, tapi bagi kedua adiknya ini sangat cepat. Mereka hanya mendapatkan sedikit waktu dari ibunya.

Olive menggeleng, tubuhnya lemas ketika sudah berlari dari kejauhan lalu masuk tanpa permisi. Ia membeku ketika melihat ibunya yang sudah tak bernyawa itu terbaring kaku di lantai, tubuhnya ditutupi dengan selembar kain putih beserta wajahnya juga.

"Ibu!"

Perempuan itu langsung menangis sejadi-jadinya. Dunianya hancur ketika tak mendapatkan respon apapun dari ibunya, ia mengguncang kuat tubuh tak bernyawa itu sembari terus menerus memanggil ibunya. Dia masih membutuhkan ibunya, begitu juga dengan kedua adiknya yang sangat amat jelas masih sangat butuh sosok ibu disisinya. "Ibu! Bangun, Buk!"

"Olive masih butuh Ibu! Olive belum siap jalani semua ini sendirian, Bu! Bangun...."

"Yang sabar ya, nak."

Ucapan dari orang-orang di sekitarnya sama sekali tidak membuat Olive melepas pelukan eratnya. Dia terus memeluk ibunya, menyandarkan kepalanya di dada ibunya. Ia berharap ada keajaiban dengan mendengar detak jantung ibunya.

Tidak ada yang membuat Olive tenang. Dia baru saja mendapatkan masalah dalam percintaannya, kini dia harus mendapatkan kabar duka yang sangat amat sakit sekarang. Dia membutuhkan pelukan seseorang yang menguatkan dirinya, dia membutuhkan itu.

Setelah mendapatkan kabar dari Arga, detik itu juga Olive langsung pergi. Dia benar-benar bodoh, Olive sama sekali tidak mengaktifkan ponselnya seharian karena menurut Olive, Sandy akan terus menghubunginya. Dan benar, ketika ia baru saja mengaktifkan ponselnya, panggilan tak terjawab dan beberapa puluhan pesan dari laki-laki itu masuk. Begitu pun dengan nomor dari ibunya yang menelfonnya sudah lebih dari tujuh kali.

Olive tidak memperdulikan cuaca pagi ini, hujan deras membuatnya basah kuyup. Perjalanan ke Surabaya bukan lagi perjalanan yang singkat, Olive tetap pergi didetik itu juga. Namun, Olive tidak sendirian. Galang menemaninya.

Benar, laki-laki itu menemani Olive sampai di rumahnya. Dia benar-benar memastikan bahwa Olive sampai dengan selamat, dia terus berada di samping Olive bahkan menemani Olive saat perempuan itu tertidur di dalam mobil miliknya. Padahal Galang sudah memberitahukan Arga agar sahabatnya itu saja yang mengantar Olive, tapi Arga menolak karena dia sedang tidak menjalin hubungan baik dengan Geby.

Apalagi jika menyuruh Sandy, jelas saja Olive akan memarahi Arga dan galang. Maka dari itu, Galang pun dengan berbaik hati mengantar Olive dengan mobilnya sendiri agar lebih cepat dan tidak terkena macet di jalan.

Olive menangis, ia pergi keluar dengan wajah sembabnya. Tangisannya masih terus terdengar, dengan langkah yang lemas dia berjalan ke arah Galang yang masih berdiri di depan rumahnya. Dan akhirnya, Olive memeluk tubuh Galang dan memecahkan tangisannya di sana.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang