Hilang - 22

35 30 21
                                    

Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.

Setelah menemani Olive beberapa hari di sana, akhirnya Galang pun memutuskan kembali ke Jakarta seorang diri. Olive masih meminta beberapa waktu untuk dirinya tinggal di Surabaya bersama adiknya, Galang pun mengiyakan permintaan perempuan itu.

Semenjak ucapan itu keluar dari mulut Galang, Olive sesekali merasa gugup saat berbicara dengan Galang. Bahkan seperti biasanya jika berbicara Olive menatapnya, namun saat itu perempuan berambut sebahu ini sama sekali tidak menatap matanya.

Galang menghentikan kunyahan roti yang dia makan saat melihat Sandy datang lalu meletakan jaket beserta beberapa undangan di atas meja. Sandy menghela napas berat, dia duduk dengan lemas sembari memejamkan matanya.

Laki-laki yang memegang roti itu mengernyit, ia memajukan kepalanya untuk melihat apa yang Sandy letakan barusan. Galang menatap tak percaya ketika melihat nama Sandy dan Adiba di undangan tersebut.

Galang meletakan roti yang dia makan lalu mengambil undangan itu, membukanya lalu menatap ke arah Sandy yang menutup mata dengan tangannya sendiri. "Lo serius, San?"

Sandy tidak menjawab, bahkan sekedar mengangguk saja laki-laki itu enggan melakukan. Dengan keras Galang melempar undangan itu ke tubuh Sandy sehingga Sandy menegakan tubuhnya kaget.

"Lo gila, San. Bener-bener enggak habis pikir ternyata lo beneran lakuin itu sama Adiba," ucap Galang tak percaya.

Sandy menatap undangan-undangan itu di pangkuannya dan mendongak untuk menatap Galang yang berdiri di hadapannya. "Lo enggak tau gimana sakitnya, Olive, San. Nyokapnya barusan meninggal kemarin dan sekarang lo buat dia kayak gini. Enggak bisa apa lo bicarain baik-baik dulu sama Olive, buat dia tenang dulu di sana temenin dia. Tapi ternyata lo udah ngurusin semua ini sama Adiba."

"Ngomong apa lo barusan? Lo kira gampang ambil keputusan ini?" Sandy berdiri, kini dia sudah berhadapan langsung dengan Galang dengan tatapan yang tajam.

"Lo kira gue enggak mikirin Olive? Justru karena gue mau ini segera dilangsungkan dan gue buru-buru Lepasin perempuan murahan itu dan balik lagi sama Olive!"

Galang mendengus, "terus lo ngerasa pantes gitu kembali lagi sama Olive setelah semua yang lo lakuin itu sama Olive ngebuat dia sakit?"

"Enggak, San," lanjut Galang. "Lo enggak lihat gimana sedihnya dia setelah tau lo hamilin perempuan lain, gimana sakitnya dia ngelepasin lo dengan ikhlas buat hidup sama perempuan lain yang udah hamil anak lo. Dia emang masih ngarepin lo, dia masih butuh lo untuk nguatin dia. Tapi kalau untuk kembali, gue juga enggak bakal biarin lo balik sama Olive setelah ini."

"Maksud lo?" tanya Sandy dengan cepat.

"Lo suka sama Olive, ha?!" lanjut Sandy dengan keras. Dia memajukan langkahnya sehingga Galang memundurkan tubuhnya.

Arga yang baru saja hendak melewati mereka, dengan cepat menengahi kedua sahabatnya itu. Arga mendorong pelan tubuh tinggi Sandy sehingga laki-laki itu memundurkan langkahnya dengan tatapan yang masih jelas tertuju ke arah Galang. Rahangnya mengeras dengan tangan yang mengepal sempurna.

"Eih, kenapa-kenapa, ini ada apa, nih?" celetuk cepat Arga.

"Kalau lo suka sama Olive, bilang! Lo enggak perlu nyeramahin gue kayak tadi, Lang. Dari gerak-gerik lo gue udah tau kalau sebenernya lo suka sama dia, kan?" ucap Sandy dengan senyuman smirk.

HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang