Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
."Nyaman enggak tinggal di sini?"
Bayu menoleh, ia menatap perempuan berambut sebahu yang baru saja datang dan berdiri di sampingnya. Bayu menyungging senyuman, laki-laki itu tidak langsung menjawab pertanyaan Olive, matanya menatap kembali ke arah depan sana. Danau indah yang tenang dengan lampu-lampu kita yang ada di seberang sana, hembusan angin malam membuatnya memejamkan mata sesaat.
Laki-laki itu menghela napas panjang, ia membuka matanya lalu menggeleng. "Gue enggak pernah tau kenyamanan itu kayak apa, yang gue tau kenyamanan itu pas gue minum aja."
Olive tertawa pelan. "Enggak bisa ditinggalin emang?"
"Enggak, suka-suka gue, lah!" seru Bayu menoleh. "Lu siapa sih?!"
Detik itu juga Olive berdecak, ia memukul pelan bahu laki-laki itu sambil menggerutu. Keduanya langsung menatap ke depan sana. Permintaan Olive untuk pulang besok lusa akhirnya disetujui oleh Arga dan Bayu, Olive pun meminta agar tidak memberitahukan Sandy jika dia kembali ke sana.
Keputusannya sudah bulat, dia akan pindah kos dan pergi meninggalkan semua yang ada di kos sebelumnya. Perempuan itu meminta Arga untuk mencarikannya kos yang aman, begitu pun dengan Bayu yang akan selalu tutup mulut agar tidak memberitahukan laki-laki bertubuh tinggi itu jika Olive sudah kembali.
Bagaimana pun, Olive tidak ingin lagi bertemu dengan Sandy walaupun dia merindukan laki-laki itu. Olive juga masih berharap jika kejadian kemarin hanyalah mimpi, kedatangannya kembali ke sana akan merubah segalanya. Namun, itu semua hanyalah hayalan. Sandy akan tetap pergi dari kehidupannya dan hidup bersama perempuan lain.
Angin malam membawa kerinduan yang mendalam untuk Sandy, laki-laki yang menyebalkan itu benar-benar mengubah hidup Olive. Dia telah menghancurkan hati perempuan berambut sebahu itu, dari semua perilaku dan sikapnya yang masih membekas di pikiran Olive.
"Kalau gue yang lamar lo, lo bakal terima, enggak?"
Olive langsung menoleh ketika Bayu melontarkan pertanyaan itu, Bayu menatap Olive sambil menyungging senyuman. Detik itu juga Bayu terbahak. "Bercanda, tegang amat tu muka!"
"Lagian, enggak mungkin gue nyakitin perasaan Sandy dengan cara kayak gini. Walaupun dia udah mau nikah."
Lagi-lagi perempuan itu terdiam. Apa benar yang dia dengar barusan? Pernikahan? Laki-laki itu benar melakukannya bersama Adiba sehingga pernikahan itu benar-benar terciptakan sekarang?
Bayu terdiam ketika melihat Olive yang memalingkan wajahnya. Tawa tadi yang terdengar keras, perlahan menghilang dari suara Bayu, laki-laki itu melihat rambut Olive yang menjuntai ke bawah itu dengan sedikit getaran di pundak perempuan itu.
Dia kembali teringat dengan ucapan Sandy saat menyuruhnya dan Arga ke Surabaya untuk melihat Olive. Benar, jika bukan karena Sandy yang menyuruhnya ke sini, dia juga tidak akan pernah datang ke Surabaya. Sandy menyuruhnya untuk melihat Olive, menitip Olive dengannya walaupun berat. Sandy betul-betul menyayangi perempuan itu, bahkan saat mengatakan sayang Sandy sempat menarik napas panjang. Seperti ada yang berat dalam hatinya.
"Gue bakalan kehilangan separuh jiwa gue, Bay. Gue sesayang itu sama Olive, tapi gue ngecewain dia."
Sandy menarik napas. "Gue titip dia, yah. Jaga dia sampai gue kembali ke dia. Gue bener-bener enggak ngerasa kalau gue lakuin hal itu sama Adiba."
![](https://img.wattpad.com/cover/377097111-288-k335763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...