Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.Itu hanya pertemuan singkat, namun bisa membuat Olive tersenyum sampai sore hari ini. Olive menggeleng ketika mengingat kembali Sandy yang menyentuh tanganya dan mengatakan jika Sandy menyanyangi Olive. Laki-laki yang menyebalkan, bisa membuat Olive tersenyum sendirian.
Olive melangkah ketika dia baru saja keluar dari kantor. Cuaca sore kali ini begitu cerah, matahari masih terlihat sangat terang membuat suhu di bumi menjadi panas walaupun sudah sore. Olive mengusap pelipisnya, menoleh kanan-kiri melihat beberapa pengendara motor yang berlalu lalang. Dia menghela napas ketika tidak ada satu pun angkutan yang lewat di depannya.
Akhirnya Olive memilih untuk jalan kaki saja. Dia memegang botol air mineral yang ia beli dari warung sebelah kantor tadi siang, ia menendang beberapa kerikil yang ada di atas tanah. Olive mendongak, melihat perempuan yang perutnya sedikit buncit berdiri di bawah pohon depan sana. Olive mengerjap pelan, itu adalah Mitha. Perempuan itu sepertinya sedang menunggu seseorang.
Olive mendelik ketika melihat motor yang berhenti di depan Mitha. Dengan cepat Olive bersembunyi di balik pohon yang ada di sebelah kanannya, dia menyipit guna melihat siapa laki-laki yang menjemput Mitha barusan.
Namun sayang, Olive tidak tahu siapa laki-laki itu. Bahkan Olive tidak mengenal motor yang dikendarai dua orang itu. Motor itu melaju cepat membawa Mitha entah ke mana, Olive hanya terdiam melihat punggung Mitha yang semakin lama semakin hilang dari pandangannya.
"Itu siapa, ya?" gumam Olive sendirian.
Alhasil, Olive pun sampai di kos dengan berjalan kaki. Betul-betul melelahkan, langit yang tadi masih terang kini sudah menggelap. Beberapa orang yang biasa berlalu lalang depan kos pun sudah tidak kelihatan. Dengan cepat Olive melangkah untuk sampai di depan gerbang kos, dia sama sekali tidak menoleh ke mana pun agar dia tidak merasakan traumanya kembali ketika hampir saja pernah menjadi percobaan pemerkosaan waktu itu.
"Hai!"
Olive terkejut dan langsung menoleh cepat ketika seseorang memegang pundaknya, Olive menepis kasar tangan yang memegang pundaknya barusan itu. "Bayu! Lo ngagetin gue aja!"
"Mau ngapain lo?" tanya Olive dengan wajah yang bingung. Pasalnya dia sudah berdiri tepat di depan pintu kamarnya, dia menoleh melihat sekelilingnya yang begitu sepi dan hanya ada dia dan Bayu saja di sana. "Ada perlu apa?"
Bayu menggeleng sambil terkekeh. "Enggak ada apa-apa, sih. Gue cuma mau–"
"Ngapain lo?!"
Olive dan Bayu sontak menoleh bersama ketika ada suara lain yang ikut bertanya. Di sana Sandy baru saja turun dari tangga, dia tidak sendirian, ada Galang dan Arga yang berdiri di belakangnya sambil menuruni tangga. Olive mengatup bibirnya ketika melihat Sandy yang juga menatapnya, Olive membuang muka saat ketiga laki-laki itu sudah berada di hadapannya bersama Bayu.
Bayu menggeleng, dia mengedikan kedua bahunya sambil memalingkan wajah. "Enggak ngapa-ngapain, cuma ngajak mantan lo ngobrol doang."
Sandy berdecak, matanya tak lepas menatap Bayu yang terlihat tak acuh itu. Sesekali menoleh melihat Olive yang belum juga menatapnya lagi. "Jangan macem-macem lo sama Olive, gue enggak suka. Dia punya gue."
"Dih, mantan kan lo bilang? Bukannya kemarin lo sendiri yang bilang kalau lo udah putus sama Olive?" ucap Bayu tak mau kalah. Ucapan laki-laki itu berhasil membuat Olive menoleh dan melihat empat laki-laki di hadapannya secara bergantian. "Kalau emang masih punya lo, bilang dari awal. Biar enggak buat gue penasaran gimana rasanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari, mungkin ak...