Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
."Hei...."
Olive menoleh cepat ketika baru saja ia ingin mengambil gelas di dapur umum. Olive berusaha tersenyum pelan, walau pun bayangannya teringat saat acara festival kemarin. Perempuan itu mendekat, berdiri tepat di samping Olive. "Kenapa? Kok gugup gitu."
Olive mengerjap lalu menggeleng. "Enggak, enggak papa."
Perempuan itu menunduk, menuangkan air panas dalam gelas yang sudah ia isi dengan bubuk susu coklat. Olive pun mengaduknya pelan, tidak ia pungkiri jika ada perasaan aneh ketika bersebelahan dengan Adiba. Ia masih saja teringat dengan ucapan Bayu kemarin sore.
Adiba adalah perempuan yang paling dekat dengan Sandy. Munafik jika Sandy tidak pernah menyentuh perempuan cantik di sebelah Olive sekarang.
"Tumben sendirian? Sandy... ke mana?"
Olive mengulum bibirnya sendiri setelah melempar pertanyaan yang sangat awkward baginya. Ia sedikit melirik ke arah Adiba saat tersenyum tipis sambil menuangkan bubuk kopi yang dia bawa sendiri dari kamar, tiba-tiba saja adukan tangan Olive memelan. "Sandy ada di kamar. Ini dia minta buatin kopi."
Ok. Olive terdiam, ada rasa nyelekit bagian dalam dadanya. Dengan senyuman paksanya, ia merasa napasnya tercekat. Olive berusaha untuk mengangguk pelan.
"Sandy suka iseng ya sama lo?" Pertanyaan Adiba membuat Olive semakin canggung, perempuan itu mengerjap lalu menggeleng. "Dia pasti sering ketuk pintu kamar lo, kan?"
"Gue salut, ada satu cewek di sini yang enggak minat ikutan kerja kayak yang lain." Adiba mengedikan kedua bahunya. "Dan itu lo."
Perempuan berambut sebahu itu membasuh sendok yang tadi ia buat mengaduk susunya, "kerja apa?"
"Jual diri," balas Adiba. "Kayak gue."
Adiba tertawa pelan, "jangan masukin hati semua ucapan gue. Yaudah, gue duluan masuk ya? Kasihan Sandy nungguin di kamar."
Olive mengangguk pelan, melambaikan pelan tangannya ke arah Adiba yang sudah membalikan tubuhnya dan berjalan pergi menjauh dari Olive. "Salam sama Galang."
Hanya itu. Olive terus berdiam diri, ia memejamkan matanya pelan dan mengembuskan napas panjang. Olive menjadi bingung, dia tidak tahu harus mengambil jalan sebelah mana setelah mendengar Bayu dan Adiba berbicara tentang pacarnya.
Olive berharap, Sandy benar-benar mengatakan yang sejujurnya kepada Olive.
Sudah pertengahan hari, seperti biasa Olive memilih untuk makan di warung saja. Dia duduk sendirian, mengaduk es jeruk peras yang dia pesan barusan. Tatapannya kosong ke depan sambil sesekali menarik napas dalam. Perempuan itu memikirkan kejadian tadi pagi, bahkan masih sangat jelas dalam ingatannya.
Mengingat keduanya memang sangat dekat, tidak memungkiri kecurigaan Olive kepada Sandy. Laki-laki itu pasti menyimpan perasaan kepada Adiba atau mungkin saja kebalikannya dari itu. Malah justru, Adiba yang menyukai Sandy.
Olive menggeleng pelan. Berusaha untuk tetap berpikir positif untuk pacarnya. Ia merentangkan jarinya, melihat cincin yang melingkar manis dijari tengahnya itu. Olive tersenyum tipis, dia mengingat kembali bagaimana saat Sandy memakaikan cincin itu ke jarinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/377097111-288-k335763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...