Jangan lupa vote sebelum baca🖤
.
.
.Olive dan Galang menoleh secara bersamaan ke arah perempuan yang berjalan dengan cepat menuju tempat duduk mereka. Sontak saja perempuan berambut sebahu itu berdiri dan disusul oleh Galang yang juga berdiri di belakangnya, Olive menoleh sekilas ke arah Galang sebelum menatap kembali ke arah Adiba.
Adiba menghentikan langkahnya tepat di hadapan Olive, menatap dengan tatapan tajam serta dada yang bernapas lebih cepat. "Lo apain Sandy?"
Perempuan berambut sebahu itu mengerjap. "LO APAIN SANDY, HA?!"
"Dib? Lo enggak bisa lihat di mana lo sekarang?" tanya Galang dengan heran.
"Enggak! Gue enggak peduli di mana gue sekarang, Lang!"
Adiba kembali menatap Olive yang belum juga mengeluarkan ucapan apa pun. "Hari ini adalah hari pernikahan gue sama Sandy. Dan lo? Lo datang dengan seenaknya ngehancurin kebahagiaan gue!"
Apakah Olive tidak salah dengar? Sebenarnya, siapa yang menjadi korban di sini? Kenapa seolah-olah Olive yang paling jahat di antar mereka?
Olive menggeleng pelan, berusaha menggapai tangan Adiba namun dengan kasar Adiba menepisnya.
"Enggak, Adiba. Gu-gue enggak bermaksud apa-apa—"
"Sekarang mana Sandy?" tanya perempuan itu.
Namun, belum mendengar jawaban dari pertanyaannya sendiri, Adiba berlalu dengan lincah. Tanpa babibu, akhirnya Adiba masuk ke dalam kamar tersebut. Olive tidak mengikuti langkah Adiba, dia terdiam cukup lama dengan kaki yang melemas. Dengan pelan Olive kembali duduk begitu pun dengan Galang.
Tak berselang lama, Bayu datang dengan berlari kecil menghampiri Galang dan Olive. Bayu tidak sendirian, ada kedua orang tua Sandy yang ada di belakang laki-laki itu.
Olive kembali berdiri, mencium kedua punggung tangan orang tua Sandy yang sudah cukup mengenali Olive. Namun hal yang membuat Olive mematung adalah Mama Sandy, memeluknya erat dengan sedikit sisa suara isakan tangisannya. "Are you ok?"
Setelah pelukan itu terlepas, Olive mengangguk pelan, mencoba untuk tersenyum dengan hati yang sakit serta napas sesaknya. Mama Sandy menggenggam kedua tangan Olive, menatapnya dengan tatapan sendu lalu mengusap lembut rambut Olive.
Akhirnya, Bayu pun mengarahkan kedua orang tua Sandy ke arah ruang kamar Sandy. Lagi-lagi hanya meninggalkan Olive dan Galang sendiri di sana. Galang pun diam, dengan pelan ia merangkul pelan pundak Olive dari samping dan mengusap lengan perempuan berambut sebahu itu.
Olive pun menyandarkan kepalanya tepat di pundak Galang, menumpahkan semua tangisannya yang tanpa suara itu di sana.
*
Arga terkejut, pintu kamar Sandy terbuka lebar dengan kehadiran Adiba secara tiba-tiba di sana. Begitu pun dengan Sandy yang ternyata sudah terbangun dari pingsan. Laki-laki itu mengernyit menatap Adiba yang berjalan cepat ke arahnya lalu memeluk erat lehernya.
"Apaan, sih!" seru Sandy dengan cepat.
Adiba tak peduli, yang dia perhatikan adalah keadaan Sandy sekarang. "Kamu kenapa, sih, San? Kenapa bisa kayak gini.... Kamu bener-bener bikin aku khawatir."
![](https://img.wattpad.com/cover/377097111-288-k335763.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilang
Romance[SELESAI] 18+ Sudah tidak heran dengan pergaulan bebas, kan? Sebenarnya aku sedikit syok, apalagi dengan lingkungan baru seperti ini. Ini juga aku lakukan karena terpaksa. Jika bukan karena mamaku yang sedang butuh uang untuk keperluan sehari-hari...