ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
*Hari Kelima
Keesokan paginya, sekitar jam delapan, Chika sudah terbangun. Dia melihat Ara masih tertidur pulas, mungkin kelelahan karena semua yang terjadi kemarin.
"Ni orang kok bandel banget ya, masih di bawah umur udah balapan" gumam Chika sambil menatap adiknya.
Setelah mandi. Chika membenarkan posisi tidur Ara sebelum mulai mengobati luka-luka di lutut, siku, dan wajahnya. Ketika sedang mengobati wajah Ara, tiba-tiba Ara memukul luka yang wajahnya sendiri, mungkin karena merasa geli.
"Ehh, nih orang nggak ngerasa sakit apa ya?" kata Chika sambil tersenyum kecil.
Setelah selesai, Chika turun ke bawah untuk sarapan. Dia membiarkan Ara tidur lebih lama karena tahu adiknya pasti masih ngantuk. Sekitar jam sepuluh, Chika naik ke kamar dan membangunkan Ara.
"Ra, bangun. Ganti baju, cuci muka, jangan mandi dulu" ucap Chika.
"Enggak ah, gue mau mandi" jawab Ara dengan suara serak.
"Ngeyel banget sih, dibilangin juga" balas Chika, sedikit kesal.
"Suka-suka gue lah" Ara menjawab sambil bangkit dan menuju kamar mandi dengan jalan pelan.
"Lo belum pake celana Ra" ucap Chika memperhatikan Ara.
"Oh iya" ucap Ara sambil berlari ke kamar mandi.
Tak lama kemudian, Ara keluar dari kamar mandi dengan wajah segar.
"Nah, gini kan gue cantik" kata Ara sambil tersenyum lebar.
"Gak sakit, Ra?" tanya Chika sambil memandangnya.
"Enggak lah, gue kan anak kuat" jawab Ara.
"Masa? Tapi semalam lo nangis-nangis sampe sesegukan" kata Chika sambil menaik-turunkan alisnya, mencoba menggoda.
"Ya gimana nggak nangis coba? Luka gue lo pukul, ya sakit lah! Perih!" Ara menjawab dengan wajah jengkel.
"Sorry, ya. Lagian lo gak jujur sama gue kalau lo balapan" balas Chika sambil tertawa kecil.
"Ya gak dipukul juga lah anjir" Ara menggerutu.
Chika kemudian terdiam sejenak sebelum bertanya, "Ra, lo kenapa sih balapan?"
"Suka-suka gue lah, hidup itu cuma sekali, jadi gue nikmatin aja" ucap Ara.
"Bandel banget lo jadi anak" kata Chika sambil menggeleng.
"Biarin" balas Ara singkat.
"Ra, lo mau makan nggak? Biar gue ambilin" tanya Chika kemudian.
"Iya, tolong ambilin ya, Ka" jawab Ara dengan nada manja.
"Hmm" Chika bergumam sambil turun ke bawah.
Tak lama kemudian, Chika datang membawa sepiring nasi.
"Nih, makan dulu" katanya sambil menyodorkan piring ke Ara.
"Ya" jawab Ara, lalu mulai makan.
Setelah selesai, Chika membawa piring kotor ke dapur. Saat dia hendak naik ke atas lagi, tiba-tiba bel rumah berbunyi. Saat Chika liat, ternyata ada lima orang yang Chika tak kenal, tapi pernah liat.
"Siapa ya?" tanya Chika.
"Kita temen Ara, Kak" jawab Mira.
"Oh, temennya Ara. Masuk aja" Chika mempersilakan mereka masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin √ {END}
Teen FictionCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...