MOC 55

559 50 7
                                    

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ




"Kamu balik lagi gih ke dapur, Ara nungguin tuh," ucap Cio sambil mengisyaratkan Angkasa untuk kembali.

"Iya Om," jawab Angkasa lalu bergegas kembali ke dapur, sementara Cio duduk di sofa.

Saat melihat Angkasa kembali, Ara langsung bertanya, "Papa nanya apa aja ke kamu?"

Angkasa tersenyum kecil dan menjawab singkat, "Ada deh."

"Yang pasti nggak aneh-aneh kan?" Shani ikut menimpali, memastikan bahwa Cio tidak memberi kesan yang terlalu tegang.

"Enggak Tante, tenang aja," jawab Angkasa sambil tersenyum menenangkan.

Tak lama kemudian, kue yang mereka buat pun matang. Angkasa melirik jam di tangannya dan tersadar kalau waktu sudah menunjukkan malam hari. "Aku pulang dulu ya Ra," ucap Angkasa dengan sopan.

"Loh, mau pulang?" Shani yang mendengar itu langsung menoleh ke arahnya.

"Iya Tante, udah malam," jawab Angkasa, tersenyum sopan.

Ara ikut menyela, "Makan dulu, baru pulang."

Angkasa tampak berpikir sebentar sebelum menjawab, "Oke, tapi sebentar aja ya."

Ara dan Angkasa pun duduk bersama di meja makan, sementara Shani memanggil Cio untuk bergabung. Mereka berempat menikmati kue yang baru selesai dibuat, sambil mengobrol santai dan sesekali tertawa lepas.

Setelah makan, Angkasa menawarkan bantuan, "Piringnya mau aku bantu cuci Tante?"

Shani tersenyum, "Nggak usah, ini Bibi aja yang cuci."

"Kalau begitu, aku pamit pulang dulu ya Tante, Om, Ra," ucap Angkasa.

"Iya, hati-hati di jalan ya," ucap Shani.

"Iya Tante," balas Angkasa sebelum akhirnya pergi.

Begitu Angkasa pergi, Ara juga pamit, "Ara ke kamar dulu ya Ma, Pa."

"Jangan begadang ya," ucap Shani dan Cio hampir bersamaan.

Ara mengangguk, "Iya Ma, Pa."

Setibanya di kamar, Ara segera duduk di meja belajar. Ia memeriksa buku yang akan dibawa besok, lalu mulai mengerjakan PR yang masih tertunda. Namun, seiring waktu berlalu, ia mulai merasa frustrasi.

"Ini gimana sih! Dari tadi gue ngerjain, tapi nggak ada hasil! Gue kagak jadi balapan kalau gini mah!" keluh Ara, gusar.

Ia melirik jam di ponselnya, "Udah jam sepuluh, tapi PR gue belum kelar juga," gumamnya sambil menyandarkan kepala di meja. Ara tak punya cara lain selain meminta bantuan pada Chika.




Di tempat lain, Chika tengah bersantai sambil bermain ponsel ketika tiba-tiba layar ponselnya menampilkan panggilan video dari Ara. Tanpa berpikir panjang, Chika segera mengangkatnya.

"Halo Ra," sapa Chika.

"Halo Kaa," balas Ara dengan nada manja.

"Kenapa sayangku?" tanya Chika.

"Sibuk nggak?" Ara bertanya pelan.

"Enggak, kenapa?" jawab Chika, sedikit penasaran.

"Bantuin kerjain PR fisika," ucap Ara, suaranya terdengar lelah.

Chika memerhatikan jam, lalu menatap Ara dengan sedikit tegas, "Ra, ini udah jam setengah sebelas, lo seharusnya udah tidur."

Ara menghela napas berat, "Gue dari tadi udah nyoba ngerjain ini Ka, tapi nggak ada hasil."

My Older Cousin √ {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang