ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
Sesampainya di rumah, Chika langsung menggendong Ara ke kamarnya. Ia menaruh Ara di kasur dengan pelan, memastikan sepupunya itu nyaman.
"Makan dulu ya Ra" ucap Chika lembut.
Ara hanya menggelengkan kepala tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kenapa?" tanya Chika, sedikit khawatir.
"Gak nafsu" ucap Ara pelan, suaranya terdengar lelah.
"Dikit aja, biar kamu ada tenaga" Chika mencoba meyakinkan.
Namun, Ara tetap menggeleng.
"Ra, dikit aja ya, habis itu minum obat biar cepet sembuh" bujuk Chika lagi.
"Gak mau" jawab Ara keras kepala.
Chika menarik napas dalam-dalam, lalu mencoba sekali lagi. "Ra, aku suapin deh. Dikit aja"
Ara menatap Chika dengan mata setengah tertutup. Akhirnya, setelah beberapa detik terdiam, Ara mengangguk pelan.
Chika tersenyum lega, lalu bergegas mengambil nasi untuk Ara. Setelah kembali ke kamar, ia mulai menyuapkan makanan ke mulut Ara.
"Udah Ka" kata Ara setelah satu sendok.
"Baru satu sendok Ra. Dua sendok lagi ya"
"Tadi katanya dikit aja..." keluh Ara.
"Yaudah, nih minum obatnya dulu" ucap Chika sambil menyodorkan obat.
Ara mengernyitkan dahi. "Gak bisa minum obat kayak gitu"
Chika mengerutkan kening, "Terus, bisanya gimana?"
"Yang sirup..." jawab Ara lemah.
Chika berpikir sejenak. "Kalau aku hancurin tablet ini, kamu mau gak?"
Ara mengangguk setuju. Chika lalu menghancurkan tablet di atas sendok dan menambahkan sedikit air agar mudah ditelan. Ia menyuapkan sendok itu ke Ara.
"Pait banget" keluh Ara dengan wajah meringis.
"Namanya juga obat Ra. Sekarang tidur, istirahat biar cepet sembuh"
"Iya..." jawab Ara, matanya mulai menutup. Chika menarik selimut sampai ke dada Ara, mengusap lembut kepalanya, lalu meninggalkannya untuk beristirahat.
Malam hari sekitar jam 7, Ara terbangun dengan perut yang mulai lapar. Ia turun ke bawah dan menemukan Chika sedang asyik bermain HP di sofa.
"Ka" panggil Ara sambil duduk di samping Chika dan menyandarkan kepalanya di pundak sepupunya.
Chika menoleh, tersenyum lembut, dan mengusap pipi Ara. "Apa? Udah mendingan?"
"Udah, tapi masih lemes dikit" jawab Ara sambil memejamkan mata.
"Kalau masih lemes, mending kamu istirahat aja di kamar"
Ara membuka matanya perlahan. "Laper Ka..."
Chika tertawa kecil. "Yaudah, ayo kita makan. Gue udah siapin makanan buat lo."
"Lo udah makan?" tanya Ara sambil melihat Chika.
"Udah, tapi gue temenin lo makan"
Mereka berjalan bersama ke meja makan. Chika menyiapkan nasi di piring untuk Ara, lalu menyodorkannya.
"Nih" ucap Chika.
"Suapin..." ucap Ara pelan sambil menatap Chika dengan mata memohon.
Chika tersenyum melihat sisi manja Ara. Ia selalu merasa senang setiap kali Ara bersikap seperti itu. Dengan lembut, Chika duduk di sebelah Ara dan mulai menyuapi dengan telaten, memastikan Ara makan dengan baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin √ {END}
Teen FictionCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...