ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
"Ini bukan gue Ka! Tolong percaya sama gue!" ucap Ara dengan suara terbata, matanya mulai berkaca-kaca, berusaha menahan tangis yang hampir keluar.
Chika menarik napas dalam-dalam, mengusap wajahnya dengan tangan. "Awalnya gue juga nggak percaya Ra, tapi semua bukti ada di sini. Lo liat sendiri," ucap Chika, nada suaranya mulai keras, penuh kekecewaan yang dalam.
Ara menunduk, berusaha menahan air mata yang semakin mengancam. "Tapi itu bukan gue Ka! Gue nggak pernah kayak gitu! Gue nggak tahu siapa yang ada di foto itu," ucap Ara dengan suara pelan, berusaha mempertahankan ketenangannya meskipun hatinya terasa hancur.
Chika menunjukkan foto lain, kali ini ada seorang perempuan yang mirip dengan Ara sedang duduk bersama seorang laki-laki. Di depan mereka ada beberapa botol minuman keras yang berserakan, dan suasana di foto itu terlihat seperti pesta yang berantakan. Foto itu tak begitu jelas, namun cukup untuk membuat hati Chika semakin berat.
"Ini bukan gue Ka... Gue nggak pernah mabuk-mabukan! Lo harus percaya sama gue!" ucap Ara dengan suara yang semakin lemah, nyaris hilang di antara kecemasan dan kebingungannya.
Chika menatap Ara dengan tatapan penuh kekecewaan yang mendalam. "Dari lo kecil, gue sering ngajarin lo hal-hal yang baik Ra. Tapi sekarang... lo malah kayak gini," suara Chika serak, penuh dengan rasa sakit yang sulit disembunyikan. "Gue nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tapi ini lebih dari sekedar salah paham Ra."
"Gue pengen lo tumbuh jadi anak yang baik Ra, bukan kayak gini!" ucap Chika dengan suara penuh amarah yang terpendam.
Kemudian, Chika menunjukkan foto lainnya, sebuah gambar yang lebih jelas, di mana seorang perempuan sedang duduk di pangkuan laki-laki, dan laki-laki itu memeluk pinggang perempuannya.
"Lo ngapain duduk di situ Ra?! Di pangkuan cowok!" teriak Chika, wajahnya memerah karena kemarahan. "Lo nggak boleh duduk di pangkuan cowok Ra!" suaranya penuh dengan kekecewaan yang tak bisa lagi disembunyikan.
"Lo mau cowok itu ngerasain tubuh lo?! Atau lo sebenarnya emang mau?!" tanya Chika dengan nada yang penuh amarah dan kebingungan.
Ara terdiam, tak tahu harus berkata apa lagi. Kata-kata itu seperti menohok hatinya, menusuk dalam, dan ia merasa semakin terjebak dalam kebingungannya yang semakin dalam. Ia ingin menjelaskan, namun mulutnya seakan terkunci oleh rasa takut dan kebingungannya sendiri.
"Bawa gue pulang," ucap Ara pelan, suaranya hampir tak terdengar.
Chika terdiam sejenak, matanya menatap Ara dengan campuran perasaan yang sulit diungkapkan. Setelah beberapa detik, ia akhirnya mengangguk pelan, mengalah pada permintaan Ara. "Oke, kita pulang," jawab Chika dengan suara yang berat, penuh kekecewaan yang masih terasa di hatinya.
Chika memulai mobil, dan suasana di dalamnya menjadi sunyi. Hanya suara mesin mobil yang terdengar, seolah menggambarkan sepi yang mengisi ruang antara mereka. Ara duduk diam di kursi penumpang, matanya kosong menatap keluar jendela, mencoba mencerna semuanya yang baru saja terjadi. Perasaan bingung, terluka, dan tak tahu harus bagaimana meluapkan perasaannya, memenuhi pikiran Ara.
"Iti bukan gue, gue gak pernah gitu," batin Ara, hatinya penuh dengan kebingungan.
"Gue emang punya temen cowok, tapi mereka gak pernah ngajak gue mabuk-mabukan, mereka cuma ngajak balapan doang," batinnya lagi, mencoba mencari penjelasan dalam pikirannya sendiri.
"Gue gak pernah ciuman sama cowok, gue gak pernah pelukan sama cowok kecuali sama papa," pikir Ara, menenangkan dirinya sendiri meski kesedihan itu masih membayangi.
Tak terasa, mobil sudah sampai di depan rumah Ara. Ia segera membuka pintu mobil dan mengambil belanjaannya dari bagasi, dibantu oleh Chika yang tetap diam. Setelah itu, Ara masuk ke dalam rumah, tidak ada kata yang terucap lagi di antara mereka. Chika hanya mengangguk pelan, mengucapkan selamat tinggal tanpa suara, dan kemudian pulang ke rumahnya sendiri. Kesunyian yang mendalam mengisi udara antara mereka.
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
terakhir deh
gw mau galau dulu ya, gak tau lanjut lagi kapan

KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin √ {END}
Teen FictionCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...