ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
"Gue gak mungkin diem aja" pikir Ara keras dalam hati, namun tetap tak berani mengungkapkannya langsung pada Chika. "Tapi gak tau juga sih"
"Lo kenapa ngelakuin itu tadi malem ke gue?" tanya Ara berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meskipun hatinya bergemuruh.
"Lo duluan yang mancing-mancing gue" jawab Chika santai, tatapannya tak lepas dari wajah Ara.
"Gue gak ada mancing-mancing lo!" Ara membantah, wajahnya mulai memerah karena kesal.
"Ada. Foto yang kemarin lo post itu mancing-mancing gue" ucap Chika sambil tersenyum tipis, seolah tak ada yang salah.
Ara terdiam sejenak, berusaha mencerna maksud dari ucapan Chika. "Foto? Apa urusannya foto gue sama kelakuan lo?"
"Gara-gara liat foto lo itu, gue jadi nafsu Ra" Nada suara Chika terdengar ringan, seolah itu hal yang biasa.
Ara menggertakkan giginya. "LO NYA AJA YANG NAFSUAN! Lo inget gak sih Ka?! Gue sepupu lo!"
Chika menatap Ara dengan tenang, tak tergoyahkan oleh amarah sepupunya. "Gue inget"
"Dan gue gak peduli" lanjut Chika dengan nada datar, seolah tak terpengaruh oleh keterkejutan Ara. "Mau lo sepupu gue atau bukan, gue gak peduli Ra, namanya juga udah nafsu ya mau gimana lagi kan"
Ara menatap Chika dengan mata membelalak, campuran perasaan marah, kecewa, dan ketakutan bergulat di dalam dirinya.
"Apa? Gak suka?!" tanya Chika dengan nada tantangan, tatapannya tajam.
"Udahlah Ka, gue gak mau debat sama lo" jawab Ara, berusaha tetap tenang meskipun kesal, lalu kembali fokus pada game di ponselnya.
"Sini Ra, gue aja yang mainin" Chika tiba-tiba meraih ponsel Ara dengan cepat, menyentuh layar tanpa permisi.
"Ka! Nanti kalah! Sini balikin!" Ara langsung merebut ponselnya kembali dengan kesal, tapi Chika menghindar dengan gesit.
"Gak kalah kok, gue bisa mainnya" jawab Chika santai, pura-pura percaya diri.
"Ck! Nanti rank gue turun Ka!" keluh Ara, semakin kesal.
"Udah diem aja deh!" ujar Chika dengan nada yang sedikit kesal, menanggapi keluhan Ara tanpa peduli.
Beberapa menit berlalu, dan akhirnya game berakhir dengan kekalahan. Rank Ara turun, dan dia sudah tahu sejak awal bahwa Chika tidak bisa bermain game.
"Tuh kan turun! Kan gue udah bilang!" Ara kesal sambil merebut ponselnya kembali.
"Biarin aja sih, kan cuma game doang" jawab Chika santai, tidak terlalu peduli.
"Lo bisa diem gak?! Gak usah ganggu gue terus!" Ara marah, wajahnya mulai memerah.
Chika diam, hanya menatap Ara tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
"Kalau gak bisa main, gak usah sok-sokan main. Kan rank gue jadi turun, lo kira gampang buat naikin ranknya? Susah Ka susah!" gumam Ara pelan, masih kesal.
"Iya deh, maap" ucap Chika dengan suara datar, seolah tak ikhlas.
"Lagian gue ngelakuin itu karena gue butuh perhatian Ra" kata Chika, akhirnya membuka perasaan.
"Tapi gak gitu juga" jawab Ara ketus, masih kesal dengan sikap Chika.
"Lagian seharusnya kan gue yang butuh perhatian dari lo, bukan lo yang butuh perhatian ke gue" ucap Ara, dengan nada yang lebih dingin.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin √ {END}
Fiksi RemajaCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...