Chapter 12: Pertemuan Dua Kerajaan

8 7 0
                                    

Dengan kegelapan yang telah disingkirkan, Zarathustra dan Lucien kembali ke istana Verellia, disambut oleh rakyat yang merayakan kemenangan mereka. Namun, di balik sorakan kebahagiaan itu, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab. Bagaimana mereka akan menjaga keseimbangan yang baru tercipta antara dua kerajaan yang selama ini saling bermusuhan?

Di dalam ruang pertemuan istana Verellia, keluarga kerajaan Verellia dan Noctaria berkumpul. Raja dan Ratu Verellia duduk di ujung meja panjang, memandang anak perempuan mereka, Zarathustra, dengan penuh kebanggaan. Di sisi lain, Lucien berdiri dengan Raja Noctaria, ayahnya, yang selama ini memimpin dalam bayangan.

"Kita harus membuat perjanjian yang memastikan perdamaian," kata Raja Verellia dengan tegas, matanya mengarah pada Raja Noctaria. "Dunia kita tidak bisa kembali pada kebencian lama."

Raja Noctaria, yang dikenal sebagai sosok dingin dan penuh misteri, mengangguk perlahan. "Aku setuju. Namun, perjanjian ini tidak akan cukup jika hanya tertulis di atas kertas. Kita membutuhkan lebih dari sekadar kata-kata."

Lucien maju selangkah, menatap ayahnya dan Raja Verellia bergantian. "Kekuatan yang aku dan Zarathustra bangkitkan tidak hanya untuk melawan Malakar. Kekuatan itu adalah simbol dari apa yang bisa kita capai jika kita bersatu. Penyatuan antara Verellia dan Noctaria adalah satu-satunya jalan untuk memastikan perdamaian yang abadi."

Zarathustra mengangguk setuju. "Aku percaya bahwa kita harus menyatukan kedua kerajaan ini, bukan hanya dalam perjanjian politik, tapi dalam ikatan yang lebih dalam. Ikatan yang diakui oleh rakyat kita dan diwariskan kepada generasi berikutnya."

Kedua raja terdiam sejenak, mempertimbangkan kata-kata anak-anak mereka. Ada ketegangan yang nyata di ruangan itu. Sejarah panjang penuh perang dan perseteruan tidak mudah dilupakan, bahkan setelah kemenangan melawan Malakar.

"Apa yang kau usulkan, Lucien?" tanya Raja Verellia dengan nada serius.

Lucien menarik napas dalam. "Pernikahan antara aku dan Zarathustra. Bukan hanya sebagai simbol perdamaian, tapi sebagai penyatuan dua kerajaan yang akan memimpin dunia ini menuju masa depan baru."

Zarathustra, meskipun terkejut oleh keberanian Lucien, menyadari bahwa inilah langkah yang tepat. "Dengan penyatuan ini, tidak akan ada lagi perpecahan di antara kita. Api dan bayangan akan menjadi satu kekuatan yang saling melengkapi."

Raja Verellia mengamati Lucien dengan saksama, kemudian beralih ke Zarathustra. "Apakah ini keinginanmu juga, Zarathustra?"

Zarathustra mengangguk mantap. "Ya, Ayah. Ini bukan hanya tentang politik. Ini tentang menjaga keseimbangan dunia ini."

Setelah beberapa saat keheningan, Raja Verellia akhirnya tersenyum kecil. "Jika ini adalah jalan yang kau pilih, aku mendukungnya."

Raja Noctaria juga mengangguk setuju, meskipun tetap dengan ekspresi dinginnya. "Kita akan menyatukan kerajaan kita dengan cara yang belum pernah terjadi sebelumnya."

Dengan keputusan ini, pernikahan antara Lucien dan Zarathustra pun ditetapkan sebagai langkah pertama menuju perdamaian abadi antara Verellia dan Noctaria.

DIANTARA API DAN BAYANGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang