Di ujung senja, kudengar bisikan rindu,
Terbawa angin yang membelai wajah pilu.
Waktu terhenti di pelataran yang sepi,
Di mana aku, ibu, menunggu bayang yang pergi.Langit meredup, tapi harap tetap terjaga,
Di antara cahaya redup, kusimpan cinta.
Bulan mulai naik di cakrawala yang jauh,
Menjadi sahabat setia dalam sunyi yang keruh.Malam memanggil dengan dingin yang diam,
Tapi hatiku tetap hangat, meski suram.
Sebab rindu ini adalah cahaya kecil yang membara,
Menerangi jalan pulangmu, meski tak terlihat arah.Niskala, anakku yang mengejar impian di kejauhan,
Di bawah bulan yang sama kita menatap kegelapan.
Di sini, di pelataran malam, aku masih setia,
Menanti cahayamu kembali, membawa cinta yang tak pernah tua.~manusiafana

KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan yang Menunggu di Pelataran Malam
Short Story"Bulan yang Menunggu di Pelataran Malam" adalah kisah penuh keheningan dan kerinduan yang mendalam antara seorang ibu dan anak perempuannya. Alina, seorang ibu yang penuh cinta, hidup dalam kesendirian setelah anaknya, Niskala, pergi merantau ke neg...