Kembali ke masa kini...
Alina membuka matanya, menyadari betapa waktu telah berubah sejak saat itu. Rumah ini, tempat di mana mereka berbagi tawa dan kesedihan, kini menjadi tempat sunyi yang hanya dihuni oleh bayangan masa lalu. Namun, surat itu, surat yang ia temukan di dalam kotak kayu tua, seperti membawa kembali potongan masa lalu yang masih hangat.
Sambil memandang surat itu sekali lagi, Alina memutuskan untuk melakukan sesuatu yang sudah lama ia tunda—menulis surat balasan untuk Niskala. Meski Niskala belum kembali, meski surat ini mungkin tak pernah sampai, menulis surat kepada putrinya terasa seperti cara untuk mengungkapkan segala rasa yang telah ia simpan terlalu lama.
Dengan langkah pelan, Alina berjalan ke dalam rumah. Ia membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan selembar kertas kosong. Di atas kertas itu, ia mulai menuliskan kata-kata yang selama ini ia pendam.
"Niskala tersayang,
Ibu baru saja menemukan suratmu yang lama, janji yang kau tulis untuk pulang. Ibu tahu hidupmu di sana penuh dengan tantangan, dan ibu bangga padamu. Tapi ibu juga ingin kau tahu, bahwa rumah ini, rumah kita, selalu menunggumu. Ibu selalu menunggumu di sini, di bawah bulan yang sama.
Dengan cinta yang tak pernah pudar,
Ibu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bulan yang Menunggu di Pelataran Malam
Krótkie Opowiadania"Bulan yang Menunggu di Pelataran Malam" adalah kisah penuh keheningan dan kerinduan yang mendalam antara seorang ibu dan anak perempuannya. Alina, seorang ibu yang penuh cinta, hidup dalam kesendirian setelah anaknya, Niskala, pergi merantau ke neg...