MOC 27

947 99 9
                                    

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

Ara kembali asyik memainkan HP Chika, sambil sesekali memutar posisinya untuk mencari angle yang pas. Chika melirik sekilas dan melihat Ara tampak sibuk mengambil foto selfie.

"Lo foto di HP gue?" tanya Chika, sedikit terkejut.

"Iya, kenapa? Gak boleh?" tanya Ara, mengangkat alis.

"Boleh, mau foto sebanyak-banyaknya juga boleh" ucap Chika, tertawa kecil.

"Enggak ah, nanti lo jual foto gue ke om-om India" ucap Ara, khawatir.

"Enggak lah, paling cuma gue pajang di kamar gue" balas Chika santai.

"Ngapain lo pajang anjirr?" tanya Ara, merasa aneh.

"Biar gue bisa liat muka lo setiap hari" jawab Chika, tersenyum manis.

"Jangan gila deh Ka" protes Ara, merasa risih.

"Itu kan karena gue sayang Ra" ucap Chika dengan nada serius.

"Tapi berlebihan Ka. Awas aja kalau sampai muka gue ada di kamar lo, gue obrak-abrik kamar lo" ancam Ara.

"Tapi di kamar gue udah ada foto masa kecil lo yang dipajang di meja samping kasur" ucap Chika dengan bangga.

"Nanti gue ambil" jawab Ara, berniat.

"Lo berani ngambilnya?" tanya Chika, skeptis.

"Berani lah" ucap Ara, penuh percaya diri.

"Nanti enaknya lo gue apain ya?" tanya Chika pada diri sendiri, sambil mengedarkan pandangannya ke jalan.

"Nanti pulang dari mall, enak kali ya kalau gue bikin lo desah sampai subuh" ucap Chika dengan nada menggoda.

Ara yang mengerti maksud Chika langsung melotot. "Gue bercanda doang Ka!" ucap Ara, cepat.

"Lo takut?" tanya Chika, sambil melirik ke Ara.

"Iya lah!" balas Ara, tampak cemas.

"Padahal lo dapet enaknya, loh. Kalau gue kan lebih ke capek" Chika tetap fokus pada jalan, tersenyum lebar.

"Gak usah gila deh Ka!" teriak Ara, merasa panik.

Chika hanya tertawa mendengar reaksi Ara yang berlebihan. Mereka melanjutkan perjalanan dengan suasana penuh canda tawa, meski Ara masih merasa risih dengan ide-ide Chika yang konyol.

Setelah beberapa lama, mereka tiba di mall. Chika menggandeng tangan Ara dengan erat dan langsung mencari salah satu restoran ramen.

"Lepas Ka. Gak usah digandeng gitu" ujar Ara, melepaskan genggaman tangan Chika.

Namun Chika kembali menggenggam tangan Ara. "Nanti lo nyasar Ra" ucapnya ringan.

Ara mendengus, "Lo kira gue anak kecil apa"

"Udah Ra. Jangan ribut di tempat umum" kata Chika sambil tersenyum, berusaha menenangkan.

Ara mengalah. "Iya iya"

Beberapa menit kemudian, mereka sampai di restoran ramen dan segera memesan makanan. Sekitar satu jam lebih mereka habiskan untuk makan dan ngobrol santai. Setelah selesai, Chika membayar dan mereka keluar dari restoran.

"Ra, temenin gue bentar ya" ujar Chika tiba-tiba.

"Kemana lagi?" tanya Ara, sedikit malas.

"Skincare gue udah mau habis. Gue mau beli dulu" jawab Chika.

My Older CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang