MOC 28

838 90 0
                                    

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ



*Hari Ketigabelas

Keesokan harinya, Chika dan Ara sedang sarapan di meja makan.

"Ka, nanti pulang sekolah gak usah dijemput" ucap Ara sambil menyendok nasi.

"Kenapa?" tanya Chika, sedikit curiga.

"Gue mau ngerjain tugas kelompok" jawab Ara.

"Dimana? Sama siapa aja? Pulang jam berapa? Si Angkasa ikut gak?" tanya Chika bertubi-tubi.

"Di sekolah, sama temen gue. Mungkin pulangnya sore, kalau belum siap kita pindah ke rumah temen gue, kemungkinan sampai malam. Angkasa kakak kelas gue, gak mungkin dia ikut" ucap Ara sambil meminum susunya.

"Lama banget pulangnya" keluh Chika.

"Ya mau gimana lagi Ka?" tanya Ara dengan nada sedikit kesal.

"Gue kan mau peluk-peluk lo" ucap Chika dengan nada manja.

"Gak!" jawab Ara tegas.

"Kali ini gue mau bebas dari lo!" Ara berkata sambil merentangkan tangannya, menunjukkan kebebasan yang ia inginkan.

"Oh gitu, jadi lo gak mau meluk gue lagi?" tanya Chika, pura-pura sedih.

"Iyaa, bener banget" jawab Ara, mencoba menahan senyum.

"Liat aja, gue gak akan bikinin lo susu lagi" ancam Chika.

"Gue bisa bikin sendiri" balas Ara, tak ingin kalah.

"Gue gak mau beliin lo Promina atau minyak telon lagi" lanjut Chika.

"Gue bisa beli sendiri" tegas Ara.

"Ck! Lo gak boleh tidur di kamar" ucap Chika, mengangkat alisnya.

"Lah, itukan kamar gue!" Ara menjawab dengan nada bingung.

"Ya pokoknya gak boleh" Chika bersikeras.

"Gue bisa nginep di kosan temen gue" jawab Ara, tersenyum nakal.

"Gue gak akan anter jemput lo lagi" Chika mengancam.

"Gue bisa minta ke temen gue" ucap Ara dengan percaya diri.

Chika pun terdiam sejenak.

"Kenapa diem?" tanya Ara, merasa ada yang tidak beres.

"Sana lo berangkat, gue gak mau anterin lo" ucap Chika dengan nada tegas.

"Yaelah Ka, jam segini temen gue udah di sekolah" protes Ara.

"Bodoamat, gue gak mau anterin lo" jawab Chika dengan suara datar.

"Yaudah sih, masih ada Angkasa, dia pasti belum berangkat" ucap Ara sambil mengeluarkan handphone-nya dari kantong seragam.

Dengan cepat, Chika mengambil handphone Ara. "Gue anter" ucapnya dengan muka datar.

My Older CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang