ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
"Tapi mereka beda, gak kayak lo" kata Chika dengan nada serius. "Lo spesial bagi gue"
"Gue tau" ucap Ara, tersenyum.
"Gue tau kalau emang gue spesial di mata lo" ucap Ara, percaya diri.
"Dan gue juga sayang sama lo" tambah Ara.
Chika tersenyum mendengar pernyataan itu. Senyumnya memberi kehangatan di hati Ara.
"Maka dari itu, izinkan saya pergi sekolah dengan membawa motor sendiri" ucap Ara sambil tersenyum.
Namun, senyum Chika tiba-tiba memudar. "Enggak!" ucap Chika tegas.
"Oke, gue gak jadi sayang sama lo" ucap Ara kecewa.
"Gak peduli! Yang penting lo harus gue anterin" balas Chika, tetap pada pendiriannya.
"Kontol" ucap Ara pelan.
Chika yang mendengar itu langsung memukul mulut Ara dengan lumayan kencang, lalu mencubit lengan Ara dengan kencang tanpa sadar.
"Sakit Ka" ucap Ara sambil memegang lengannya yang kesakitan.
"Makanya, kalau ngomong itu jangan asal ceplos aja" ucap Chika, kesal.
"Bacot ah, buruan berangkat! Gue udah mau telat nih!" ucap Ara, berusaha terburu-buru.
Chika pun segera mengantar Ara ke sekolah. Sesampainya di sekolah, sebelum Ara keluar mobil, Chika menatapnya serius.
"Belajar yang bener, jangan buat masalah" ucap Chika.
"Iya" jawab Ara, mengangguk.
Chika pun mencium pipi Ara, menahannya beberapa detik.
"Lepas Ka" ucap Ara sambil berusaha melepaskan diri.
Chika pun melepaskan, tetapi kemudian mencium bibir Ara dengan cepat. Ara terkejut dan menatap tajam ke arah Chika.
"Terserah lo deh Ka. Capek gue ngingetin lo. Terserah lo mau ngelakuin apapun ke gue" ucap Ara, frustasi.
"Nah, gitu dong! Dari kemarin" ucap Chika, lalu mencium bibir Ara lagi, kali ini sedikit lebih lama.
Setelah itu, sebelum Ara keluar dari mobil, dia menatap kaca spion untuk memastikan tidak ada bekas lipstik di wajahnya.
"Sekarang udah aman?" tanya Ara, sambil merapikan rambutnya.
"Ya aman. Cuma jangan lupa, lo harus jaga diri" ucap Chika, sedikit khawatir.
"Iya" jawab Ara singkat.
"Kalau ada masalah panggil gue ya?" tanya Chika lagi, memastikan.
"Iya, bawel banget sih mommy aku" ucap Ara dengan nada menggoda sambil membuka pintu mobil. la keluar dan langsung melangkah masuk ke dalam sekolah tanpa menoleh lagi.
Chika hanya bisa tersenyum lebar melihat tingkah sepupunya itu. "Lucu banget sih" ucap Chika pelan, matanya masih mengikuti langkah Ara yang semakin menjauh.
"Mommy kan bawel karena sayang sama Ara" gumam Chika sambil menjawab candaan Ara, meskipun Ara sudah tidak bisa mendengarnya. la tertawa kecil, merasa geli dengan interaksi mereka.
Setelah beberapa saat, Chika duduk diam di dalam mobil, merenung sejenak. Ada rasa lega tapi juga sedikit cemas. Meskipun Ara selalu bercanda dan tampak kuat, Chika masih merasakan kekhawatiran yang terselip di hatinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin
Teen FictionCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...