MOC 39

588 57 0
                                    

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

Chika hanya tersenyum tipis, tanpa menunjukkan keraguan sedikitpun. "Gue udah siap dari awal."

"Kalau lo ada masalah sama Ara, jangan nangis-nangis ke kita," ucap Eli sambil melipat tangan, nada suaranya tegas.

"Iya, sakit telinga gue kalau dengerin lo nangis," tambah Ashel dengan nada cuek.

Chika langsung melotot, merasa tersinggung. "Dih, masa gitu sih sama temen sendiri?"

"Bodo amat!" jawab Ashel dan Eli serempak, tanpa ragu sedikit pun.

Chika mendengus kesal, tapi akhirnya hanya menggeleng. "Yah, tetep aja kalian bakal dengerin gue kalau gue minta bantuan."

Eli dan Ashel hanya saling pandang, seolah berkata, "Bener juga"

Beberapa saat kemudian, Chika memutuskan untuk pulang. Sesampainya di rumah, ia melihat Ara dan Fiony sedang asyik menonton TV di sofa, tak menyadari kedatangannya. Chika merasa kesal dan langsung pergi ke kamarnya.

Setelah membersihkan diri, Chika turun ke bawah lagi.

"Ara," panggil Chika.

"Apa?" tanya Ara, tanpa menoleh.

"Tidur, besok sekolah," ucap Chika tegas.

"Sebentar lagi," jawab Ara sambil melirik ke arah TV.

"Tidur Ra. Besok terlambat loh," ucap Fiony, ikut menegaskan.

"Yaudah, Cepio juga tidur bareng Ara," jawab Ara sambil tersenyum.

"Iya, ayok," sahut Fiony, lalu berdiri.

Ara dan Fiony pun berjalan berdua, meninggalkan Chika yang masih berdiri di samping sofa, merasa tidak dihiraukan.

"Ini nih yang gue gak suka kalau Fiony ke Indo," ucap Chika pelan, merasa kesal.

"Pasti gue selalu diabaikan sama Ara," gumam Chika sambil duduk di sofa, tatapannya kosong.

Beberapa menit berlalu, Chika masih duduk diam tanpa ekspresi, tenggelam dalam pikirannya. Ara yang baru saja turun dari kamar bingung melihat Chika begitu murung. Ia pun menghampiri dan duduk di sampingnya.

"Ka," panggil Ara, mencoba menarik perhatian Chika.

"..."

"Ka Chika!" panggil Ara lagi, lebih keras.

"Eh, sejak kapan lo di sini Ra?" tanya Chika, terlihat kaget.

"Sejak bayi. Lo kenapa sih diem terus?" Ara bertanya dengan nada penasaran.

"Gapapa," jawab Chika singkat, mencoba menutupinya.

"Lo abis putus sama pacar lo?" Ara menggoda, menahan senyum.

"Gue gak punya pacar!" balas Chika cepat, suaranya terdengar kesal.

"Kasian ya, udah tua tapi belum punya pacar," sindir Ara sambil tertawa kecil.

"Gue masih muda ya!" protes Chika dengan wajah kesal.

"Masa sih? Kok udah keriput mukanya," Ara kembali menggoda.

Chika pun dengan cepat menyalakan HP-nya dan melihat wajahnya di layar.

"Nggak keriput ya!" seru Chika, merasa tertipu.

"Oh," balas Ara sambil tersenyum nakal.

"Lo ngapain ke sini? Gak tidur?" tanya Chika, mencoba mengalihkan pembicaraan.

My Older CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang