MOC 33

591 77 5
                                    

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ

ᅠᅠ
*Hari Keenambelas

Keesokan harinya, sekitar jam 9 pagi, setelah Chika selesai mandi, ia melihat Ara sudah duduk di kasurnya. Chika pun duduk di samping Ara.

"Mandi Ra, habis itu kita cari sarapan," ucap Chika dengan lembut sambil merapikan rambut Ara yang berantakan.

"Nanti aja Ka," jawab Ara sambil berbaring kembali dan memejamkan matanya.

"Enggak, sekarang," ucap Chika lembut, mengelus rambut Ara dengan penuh perhatian.

"Masih ngantuk Ka," jawab Ara, suaranya terdengar berat.

"Mau gue mandiin?" tanya Chika, sedikit menggoda.

"Enggak," jawab Ara sambil menggelengkan kepalanya pelan.

Chika menarik napas panjang, merasa sedikit kesal namun tetap sabar. "Ra, ayo mandi."

Ara hanya menggeliat, tampak tidak ingin bergerak dari tempat tidurnya. "Ka... boleh lima menit lagi?" tanyanya dengan suara pelan, hampir seperti merengek.

Chika menatapnya dengan tatapan lembut tapi tegas. "Lima menit ya Ra"

Ara mengangguk kecil, akhirnya membuka matanya sedikit. "Iya," jawabnya sambil memejamkan mata lagi, berusaha melawan kantuk.

Chika tersenyum tipis, membiarkan Ara beristirahat sejenak, namun ia sudah siap untuk memastikan Ara benar-benar bangun dalam waktu lima menit.

Lima menit berlalu, dan Chika sudah duduk di tepi kasur, menunggu dengan sabar. Ara masih tampak tenggelam dalam tidur, nafasnya teratur dan berat.

"Udah lima menit Ra, bangun," ucap Chika, sedikit lebih keras.

"Masih ngantuk Ka," jawab Ara dengan suara serak, memejamkan matanya lagi.

"Sebentar lagi ya," ucap Ara dengan setengah merajuk, mencoba kembali tidur.

"Gak ada 'sebentar lagi', sekarang!" ucap Chika dengan tegas, sambil mengangkat tubuh Ara dan menggendongnya menuju kamar mandi. Setelah itu, ia menaruh Ara di atas wastafel dengan lembut.

"Mandi ya," ucap Chika sambil mengelus pipi Ara dengan penuh perhatian.

Ara pun mengangguk. Chika lalu keluar dari kamar mandi, meninggalkan Ara yang sedang mengeringkan diri.

Beberapa menit kemudian, Ara keluar dari kamar mandi mengenakan kaos lengan pendek dan celana panjang.

"Ayo Ra," ucap Chika sambil melangkah keluar dari kamar.

"Kemana?" tanya Ara, sedikit bingung.

"Cari sarapan Ra. Tadi kan gue udah bilang," jawab Chika.

"Gue nggak ikut Ka," ucap Ara, dengan nada lemah.

"Kenapa? Lo sakit?" tanya Chika, khawatir.

"Enggak, lagi males aja," jawab Ara sambil duduk di kasur.

"Yaudah, tunggu di sini aja. Lo mau makan apa?" tanya Chika sambil bersiap keluar.

"Apa aja," jawab Ara, mengangkat bahu.

"Oke, jangan tidur lagi ya," ucap Chika sebelum keluar dari kamar.

"Iya," jawab Ara pelan.

Setelah Chika keluar, Ara membuka ponselnya. Banyak sekali pesan masuk dari grup chat teman-temannya. Ia pun mulai membaca pesan-pesan tersebut.

My Older CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang