ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
ᅠᅠ
Shani mengelus kepala Ara dengan lembut, merasakan ketenangan yang mengalir di antara mereka. Tak lama, Ara pun tertidur, dikelilingi oleh cinta dan kehangatan Mama yang sangat ia butuhkan.
Setelah memastikan Ara tidur nyenyak, Shani keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menonton. Tiba-tiba, bel berbunyi. Shani pun membuka pintu.
"Eh, ada Chika!" ucap Shani.
"Eh, Tante pulangnya kapan?"tanya Chika.
"Tadi, baru aja," jawab Shani.
"Oh, Chika kesini mau ambil baju Tan," ucap Chika.
"Oh iya, masuk dulu," kata Shani.
"Iya Tan," sahut Chika.
Mereka pun masuk ke dalam rumah. "Ara mana Tan?" tanya Chika.
"Ara ada di kamar, tadi dia tidur. Sekarang nggak tahu sudah bangun atau belum," jawab Shani.
"Ohh, Chika boleh ke kamar Ara?" tanya Chika.
"Boleh dong," jawab Shani.
"Chika ke kamar Ara dulu ya Tan," ucap Chika.
"Iya," kata Shani.
Chika pun menaiki tangga dan berjalan menuju kamar Ara. Sesampainya di kamar, ternyata Ara masih tidur. Ia menutup pintu dan menguncinya. Chika tengkurap, meletakkan kepalanya di atas perut Ara, sesekali mengelusnya dengan lembut.
Tak lama kemudian, Ara membuka matanya, merasakan ada sesuatu yang berat di perutnya. Ia pun melihat ke bawah dan mendapati kepala Chika terbaring di sana.
"Ka..." panggil Ara, suaranya masih serak.
"Kenapa sayang?" tanya Chika pelan, suaranya lembut.
"Awas!" seru Ara.
"Gak mau," jawab Chika dengan nada nakal.
"Berat Ka!" keluh Ara.
"Kiss dulu," ucap Chika sambil tersenyum menggoda.
"Najis!" balas Ara, merasa kesal.
"Yaudah, gue tetap di sini," tegas Chika.
"Berat tau gak sih!" desah Ara, berusaha mendorong Chika.
Chika pun bangkit sedikit dan mencium bibir Ara dengan kasar, membuat Ara terkejut dan merasa campur aduk antara kesal dan bingung.
Ara pun memberontak, dan tak lama kemudian Chika melepasnya.
"Kenapa gak bisa diem sih?" tanya Chika dengan nada pelan dan lembut.
"Karena gue gak suka!" jawab Ara, masih berusaha menahan diri.
"Makanya diem, nanti juga suka," ucap Chika sambil tersenyum nakal.
"Gue gak mau!" tegas Ara.
Chika pun dengan lembut memegang kedua tangan Ara, menciumnya lagi. Setelah beberapa detik, Chika berhenti dan menatap Ara dalam-dalam.
"Bales dong sayang," bisik Chika, suaranya menggoda.
"Gak!" jawab Ara, berusaha mempertahankan sikapnya.
"Lo milih bales atau..." ucap Chika, suaranya tetap pelan, tapi ada nada tantangan di dalamnya.
"Gue gak tau caranya," ucap Ara pelan, wajahnya memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Older Cousin
JugendliteraturCerita yang mengisahkan hubungan kompleks antara dua sepupu, Ara dan Chika. Dimulai dengan ikatan keluarga yang erat, hubungan mereka perlahan berkembang menjadi sesuatu yang lebih dalam dan rumit. Cerita ini mengeksplorasi emosi yang penuh intensit...