MOC 52

1.1K 81 18
                                    

ᅠᅠ



ᅠᅠ



ᅠᅠ



ᅠᅠ



ᅠᅠ



Tak lama setelah Ara selesai makan, ia langsung menarik tangan Cio dengan antusias. "Pa, ayo beli es krim!"

"Iya iya, sabar," jawab Cio sambil tersenyum. "Kamu ikut gak?" tanyanya pada Shani.

"Enggak, aku di rumah aja," balas Shani.

"Mau nitip sesuatu?" tanya Cio.

"Aku nitip susu aja, soalnya udah hampir habis," jawab Shani.

"Itu aja?"

"Iya," Shani mengangguk.

"Kalau gitu, aku sama Ara pergi dulu ya," ucap Cio, lalu mengecup bibir Shani.

"Astaga! Mata Ara ternodai!" seru Ara, sambil buru-buru menutup matanya dengan tangan.

"Kamu sih!" ucap Shani sambil mencubit perut Cio, merasa malu tapi juga tertawa kecil.

Cio langsung menggendong Ara dan berjalan keluar rumah. "Anak Papa udah gede ya, udah ngerti soal yang begituan," ucapnya sambil menggoda Ara dengan menggelitik perutnya.

"Pa gelii!" Ara tertawa sambil berusaha melepaskan diri.

Cio mengangkat tangannya melindungi kepala Ara. "Awas, hati-hati kejedot pintu," katanya lembut.

Ara tertawa sambil memeluk leher Cio erat. Mereka pun menuju mobil dengan perasaan bahagia, siap untuk membeli es krim sesuai permintaan Ara.

Sesampainya di supermarket, Cio mengarahkan Ara, "Ara, ambil aja ya es krim mana yang kamu mau beli. Papa mau ambil barang lain dulu."

"Siap Pa!" Ara menjawab dengan semangat dan segera berjalan menuju bagian es krim.

Saat ia sedang memilih es krim, tiba-tiba seseorang berdiri di sampingnya. "Hai cantik," sapa suara itu. Ara menoleh dan mendapati Angkasa tersenyum padanya.

"Hai juga ganteng," balas Ara, tersenyum balik.

Angkasa langsung memegang dadanya dengan ekspresi pura-pura kesakitan. "Kenapa?" tanya Ara bingung.

"Jantung aku gak aman, habis dibilang ganteng sama manusia tercantik," jawab Angkasa sambil tertawa kecil.

Ara terkikik, "Kirain kenapa."

Angkasa tersenyum lebar. "Sendirian aja?"

"Nggak kok," jawab Ara.

"Sama siapa?" tanya Angkasa lagi.

"Sama Papa," jawabnya.

"ada calon mertua nih," ucap Angkasa bercanda.

"ada-ada aja," balas Ara sambil menggelengkan kepala, mencoba menahan senyum.

Angkasa pun berkata, "Kalau gitu, aku pergi dulu ya."

"Eh, sebentar," panggil Ara.

"Kenapa cantik?" Angkasa menatapnya, penasaran.

"Besok kamu sibuk gak?" tanya Ara.

"Emm, besok aku ada janji sih sama teman-teman buat main," jawab Angkasa.

"Oh, yaudah deh kalau gitu," ucap Ara sedikit kecewa.

"kenapa?" tanya Angkasa, menangkap perubahan di wajah Ara.

"Mama aku ngajakin kamu main ke rumah," kata Ara.

Angkasa terlihat antusias. "Jam berapa? Besok aku bisa datang kok."

My Older CousinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang