4. Sentuh

301 53 1
                                    

Lily mengganti pakaiannya. Ia mengenakan satu set piyama pendek yang dibelikan Archibald. Ia menghampiri lelaki itu."Paman~"

Archibald menoleh. Ia meletakkan iPadnya ke meja dan tersenyum."Ada apa? Kau sudah selesai?"

Lily berdiri di sebelah Archibald."Iya sudah."

Archibald meraih pinggang Lily dan menarik wanita itu. Hobi Archibald sekarang adalah membuat Lily duduk di pangkuannya. Padahal ruangan ini begitu besar dan memiliki satu set sofa. Tapi, tetap saja Lily harus duduk di atas pangkuan lelaki itu. Sejauh ini, Lily tidak merasakan sesuatu yang keras di balik celana Archibald.

Lily merasa canggung. Tapi ia harus bertanya saat ini. Sialnya Archibald terlihat sangat tampan saat mengenakan kacamatanya. "Pa-Paman, kapan aku bisa bekerja lagi?"

Archibald mencium pundak Lily."Bagaimana kalau minggu depan saja? Biarkan aku memiliki waktu bersamamu. Lagi pula kau diskors dua minggu, kan?"

Ada desiran aneh yang Lily rasakan. Sentuhan pria itu memang tidak dapat ditebak."Bagaimana kalau ternyata aku tidak diterima lagi?"

"Aku sudah mengaturnya. Kau pasti bekerja lagi. Jadi, untuk satu minggu ke depan fokuslah kepadaku." Archibald membelai wajah Lily. Pria itu terlihat menyeringai.

Setampan apa pun Archibald saat ini, di mata Lily dia tetaplah Pamannya yang menyebalkan. Tetapi ia juga tidak tahu bagaimana nasibnya saat ini tanpa Archibald. Tapi, Archibald lah yang menyebabkan keburukan ini datang.Hati Lily sedang berperang.

Lily menggeser tubuhnya agar ia duduk di sebelah Archibald. Pria itu mengernyit. Ia menarik Lily merapat padanya. Sepertinya Lily boleh duduk sendiri asalkan menempel pada tubuhnya. Lily menelan ludahnya. Ia mengembuskan napas perlahan. Hidup bersama Archibald memang penuh ketegangan.

"Kapan terakhir kali Paman datang ke makam Ayah?" Ayah yang Lily maksud adalah Kakak Archibald. Lily menyayangi Ayah tirinya seperti Ayah kandung. Pria itu sangat mencintai Ibunya. Lily sangat lega karena akhirnya sang Ibu mendapatkan pria yang mencintainya. Sampai mereka pun mati bersama.

"Mungkin beberapa bulan lalu. Kau rindu Ayah?"

Lily mengangguk."Iya."

"Aku mirip dengannya. Lihat saja aku."

Lily menatap Archibald datar. Mereka sama sekali tidak mirip.

"Kau tidak boleh menunjukkan ekspresi seperti itu padaku. Kau harus selalu tersenyum dan bersikap manis. Kau mengerti?"

Sikap Archibald yang menyebalkan mulai muncul. Pria yang selalu mengatur kehidupannya. Bahkan untuk sekadar berekspresi pun, harus sesuai keinginan lelaki itu.

"Kau tidak lelah? Istirahatlah~"

"Bukannya Paman yang lelah setelah naik pesawat selama tujuh jam?"

"Aku sudah terbiasa. Kau kelihatan lelah setelah kita berkeliling di mal." Archibald melepas kacamatanya. Kemudian bangkit. Ia membopong Lily dan membawanya ke ranjang.

Jantung Lily kembali berdebar kencang. Sepertinya setelah ini, Archibald berniat menidurinya.  Lily harus ingat bahwa bertahun-tahun lalu, Lelaki itu pernah menatapnya dengan penuh gairah.

Tubuh Lily mendarat di atas ranjang yang empuk. Ia menantikan apa yang akan Archibald lakukan. Pria itu berbaring di sebelah Lily. Ia terlentang menghadap langit-langit. Setelah itu matanya terpejam. Lily sama sekali tidak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini.

Lily membelakangi Archibald. Ia tidak akan bisa tidur jika menatap lelaki itu. Ia benci untuk mengakui bahwa Archibald adalah pria yang tampan. Lily menarik napas panjang, kemudian memejamkan matanya. Sepertinya ia memang membutuhkan tidur siang.

Archibald membuka matanya lebar-lebar. Ia melirik ke arah Lily di sebelahnya. Suara dengkuran halus terdengar. Pria itu tersenyum. Ia menggeser tubuhnya. Ia mencium aroma bunga dari rambut Lily. Ia membelainya dengan lembut sekali agar tidak membangunkan wanita itu.

Sepertinya Lily merasa nyaman mendapatkan belaian saat tidur. Wanita itu membalikan badan. Tubuhnya masuk dalam rengkuhan Archibald. Pria itu tertawa pelan. Ia mengusap-usap punggung Lily. Tangannya masuk ke dalam piyamanya. Ia mengusap permukaan kulitnya secara langsung. Archibald mengecup wajah Lily berkali-kali. Mulai dari kening, mata, hidung, pipi, dan dagu. Ia mengurungkan niatnya untuk mencium bibir wanita itu. Kemudian merengkuh tubuh Lily lagi dengan erat.

Entah berapa lama keduanya tertidur. Lily terbangun dan mendapati tubuhnya sulit bergerak. Ia mendongak perlahan. Ia mendapati wajah Archibald. Lily sangat kaget dan menjauh dengan spontan.

Archibald kaget karena didorong begitu saja."Ada apa, Lily?" Suaranya terdengar sangat lembut.

"Ke- kenapa Paman memelukku?"

Archibald menyipitkan matanya. Ia belum sadar sepenuhnya apa yang terjadi."Peluk?"

"Kita tidur berpelukan,"jelas Lily yang tidak terima.

Archibald mengendikkan bahunya."Kau yang membalikkan badan dan memelukku. Lalu, aku memelukmu juga. Apa kau tidak ingat?"

"Ma-mana mungkin seperti itu?" Lily menatap Archibald curiga.

"Aku berkata yang sesungguhnya, sayang." Archibald kembali meletakkan kepalanya di bantal."Tidurlah lagi."

"Ini masih sore." Lily melihat ke tirai yang terbuka.

Archibald melihat ke jendela."Pergilah berenang, gym, atau ke salon agar tidak bosan."

Wanita itu menggeleng. Ia tidak ingin melakukan apa pun."Aku di sini saja."

Mata Archibald kembali terbuka. Ia menyeringai sambil menarik Lily ke dalam pelukannya.

Jantung Lily berdebar kencang. Tangannya mendarat di dada Archibald lagi. Sayangnya kali ini Archibald mengenakan kaus. Archibald memeluk Lily, lalu wajahnya tenggelam di lekukan leher wanita itu.

"Paman~" Lily sedikit mendesah karena merasa geli. Itu bagian yang tidak pernah disentuh siapa pun. Saat berpacaran dengan Richard pun, mereka jarang bersentuhan. Hanya berpegangan tangan dan berciuman bibir.

Bibir seksi Archibald menempel di leher Lily. Ia menghisapnya lembut dan memberikan gigitan kecil di sana. Sama sekali tidak berbekas.  Napas Lily tertahan. Tubuhnya terasa dingin setiap merasakan embusan napas Archibald.

Archibald melepaskan pelukannya. Kemudian mengecup kening Lily."Sepertinya kita harus mandi. Setelah itu bersiap untuk makan malam."

Lily mengangguk. Ia bangkit sambil membetulkan pakaiannya yang berantakan. Setelah itu ia segera bersiap sesuai dengan perintah Archibald.

💜💜💜

Khusus Part ini ada versi eksplisitnya. Aku jadikan hidden part. Yang mau baca bisa ke karya karsa dengan judul "Part 4 Hidden Part"

Kalau tidak baca tidak apa-apa. Tidak memperngaruhi jalan cerita.

HIS FORBIDDEN OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang