12- Lagi

531 59 2
                                    


Pasangan itu tidur dengan lelap tanpa busana. Karena kekacauan di atas ranjang semalam, mereka tidur begitu saja. Tubuh Lily sudah jauh dari selimut. Wanita itu merasa kedinginan.

"Paman, dingin~" gumam Lily. Tubuhnya menempel ke tubuh Archibald yang hangat dan besar.

Archibald terbangun dan merengkuh wanita itu. Ia mengambil ponsel dan melihat jam. Ternyata sudah pukul enam pagi. Tidurnya sangat nyenyak dan mimpi indah. Ia sudah merasakan milik Lily dan memilikinya.

Archibald mengecup kening Lily. Wanita itu mengerjap, terlihat masih sedikit mengantuk. Archibald teringat dengan miliknya yang terhimpit erat semalam. Wajahnya merah. Miliknya bergerak-gerak perlahan. Ia menatap wajah wanita itu dan mengecup bibirnya sekilas.

"Eungg~Paman."

Archibald tersenyum. Ia meremas dada Lily dengan lembut, lalu memilin puncaknya. Wanita itu menggeliat. Ia pasti sudah sedikit terangsang.
Archibald terus melakukannya. Ia juga menghisapnya dengan kuat dan begitu bergairah. Tangannya menyentuh milik Lily dan memastikan di bawah sana sudah basah.

Archibald tidak tahan lagi. Ia membuka kedua paha Lily, lalu memasuki wanita itu. Lily membuka matanya, lalu matanya terpejam kembali. Ia merasa sangat bergairah pagi ini, tapi, rasa kantuk masih menyerang.

Archibald memasuki Lily. Ia mendesah dan mengerang panjang. Ia masih terkejut dengan rasanya. Itu adalah hal terindah yang ia rasakan sebab wanita itu adalah Lily. Lily bisa mendengar suara Archibald. Pria itu menghunjam dengan keras sampai miliknya terasa begitu penuh.

Saat menghunjam, Archibald menghisap puncak dadanya. Ia juga memberikan hisapan kuat di sekitar dada dan mengigiti pundaknya.

Tubuh Lily terguncang hebat. Archibald menghunjamnya dengan sangat keras dan cepat diiringi suara desahan. Lily merasakan miliknua hangat dan basah. Archibald menyemburkan cairannya kembali.

Lily merasakan miliknya penuh sekali dengan cairan Archibald. Karena begitu penuh dan sesak, cairan itu sampai tumpah.

Lily tersenyum pada Archibald. Tangannya terulur menyentuh pipi pria itu. Archibald mencium tangan Lily."Kau boleh lanjutkan tidurmu. Biar aku yany membersihkan."

Lily mengangguk. Matanya kembali terpejam. Namun, ia masih bisa merasakan Archibald menyeka miliknya dengan sangat telaten. Setelah bersih, Archibald menyelimuti wanita itu.

Lily terbangun pukul sembilan pagi. Wanita itu melihat sekelilingnya yang terasa begitu sunyi. Ia bangkit dengan pelan sambil menahan selimutnya. Ia melihat catatan di atas nakas. Archibald memintanya segera makan dan menemuinya di ruang kerja jika memiliki waktu luang.

Lily tersenyum penuh arti. Ia melihat keadaan tempat tidur kacau sekali. Selain itu ada beberapa bercak darah di atasnya. Lily bangkit dengan hati-hati karena miliknya terasa sakit. Ia sudah menyerahkan diri pada Archibald. Dialah pria pertama bagi Lily.

Wajah Lily terasa panas ketika teringat ekspresi Archibald saat di atas tubuhnya.  Lily melepas sprei dan selimut lalu menggulungnya. Itu semua harus diganti karena sudah kotor. Setelah itu ia pergi mandi dan mengenakan lingerie berwarna biru muda. Entah kenapa ia ingin mengenakannya pagi ini. Ia menyantap sarapan yang sudah disediakan di atas meja. Ia menikmati waktu santainya sejenak sebelum menemui Archibald.

Sekitar pukul sebelas, Lily pergi ke ruang kerja lelaki itu. Ia mengetuk pelan dan membukanya sedikit."Paman~"

Archibald menoleh."Masuk, Lily~"

Lily membuka pintu lebar dan masuk. Archibald terpana dengan pakaian yang dikenakan wanita itu. Itu membuat miliknya kembali bergerak-gerak di balik celana pendeknya.

"Kemarilah."

"Maaf, aku datang terlambat."

"Tidak, sayang."

"Paman, bagaimana dengan spreinya? Itu~ ada bercak darah,"kata Lily dengan malu-malu.

"Nanti aku yang urus. Akan ada yang membersihkan nanti. Mendekatlah, sayang,"kata Archibald tak sabar.

Lily mendekat dengan debaran jantung yang tidak bisa ia kontrol lagi. Archibald menarik Lily dan membawa ke pangkuannya. Ia melumat bibir wanita itu lembut. Tapak tangannya yang besar menangkup dua gundukan kenyal Lily dan memainkan putingnya. Keduanya kembali bergairah.

Lily menelan ludahnya saat menyadari milik Archibald mengeras lagi. Ia memberanikan diri menyentuh permukaannya. Archibald memandang Lily sambil menggigit bibir bawahnya.

Archibald tidak merasa cukup puas dengan percintaan mereka pagi tadi. Ia akan melakukannya setiap ia menginginkannya.
Archibald menurunkan Lily sebentar untyk membuka celananya. Setelah itu ia duduk kembali. Archibald kembali memangku Lily, hanya saja kali ini posisinya membelakanginya.

Archibald meremas dada Lily, lalu sesekali ia melakukan pekerjaannya. Namun, bibirnya tidak berhenti mencumbu leher dan pundak wanita itu.
Lily menggerakkan pinggulnya. Miliknya terasa gatal dan berkedut. Archibald mendesah. Ia mengangkat tubuh Lily dan menyatukan milik mereka.

"Pa-Paman, nanti aku jatuh." Lily panik. Posisi ini sangat menyulitkannya. Miliknya terasa penuh. Selain itu masih menimbulkan rasa sakit. Miliknya seakan-akan dirobek kembali. Wanita itu merasa tidak nyaman.

"Ah, terlalu sempit. Aku agak sulit menggerakkannya,"kata Archibald.

Ia memegang paha Lily dan menggendongnya ke dekat dinding. Lily kesulitan berdiri karena milik mereka menyatu dan sulit untuk lepas. Ia terlihat panik. Tubuhnya yang mungil harus berhadapan dengan manusia raksasa seperti Archibald.

"Paman, bagaimana ini~"

"Astaga." Archibald menggendong Lily ke ruang meeting. Ia meletakkan Lily di atas meja. Ia membuka paha Lily lebar-lebar dan menciumi bagian dalamnya.

"Argh!" Lily menggeliat.

Archibald melihat cairan Lily, ia menyapu semua dengan lidahnya. Pria itu terlihat sangat 'kehausan'.

Wajah Lily terasa panas. Ia merasa malu ketika bibir Archibald menyentuh miliknya. Rasanya sangat luar biasa, tapi, baginya itu agak memalukan.

Archibald membuka paha Lily, lalu menghunjam. Kali ini ia terlihat lebih bersemangat. Ia bisa melihat wajah Lily yang terangsang oleh sentuhannya. Wanita itu mendesah karena sentuhan dan hunjamannya. Itu membuatnya gila dan ingin 'memakan' wanita itu setiap saat. Penantian panjang membuatnya seperti manusia buas.

Lily memegang miliknya yang dipenuhi oleh milik Archibald. Sesuatu ingin meledak dari miliknya. Archibald menyingkirkan tangan Lily. Ia menekan-nekan milik wanita itu dengan jari.

Lily berteriak panjang. Cairannya menyembur seperti meledak dari tempat yang begitu sesak. Archibald menarik miliknya dan menyaksikan cairan Lily tumpah. Itu semua karena sentuhannya.

Lantai menjadi basah dan kotor. Lily merasa kasihan dengan orang yang membersihkan kamar ini.

Archibald kembali menghunjamkan miliknya. Ia bergerak dengan begitu liar. Otot-ototnya mengeras disertai peluh di keningnya. Pria itu terlihat sangat seksi dan perkasa. Archibald mendesah, terdengar seperti seorang yang menyerah. Pria itu kembali menyemburkan cairannya. Ia merasa sangat puas.

HIS FORBIDDEN OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang